8

10.5K 1.3K 6
                                    

Cklek

"Wah banyak barang berkilau!"

Saat ini Chasania tengah membuka peti besar di samping lemari di kamar ayah dan ibu Chyna dan Lovela. Setelah makan tadi Chasania berniat mengambil kantong koin emas yang diceritakan Chyna. Ternyata tidak hanya sekantong koin, ada tiga kantong koin disana.

"Aku kira satu kantong ternyata tiga!" ucap Chasania mengambil tiga kantong itu dan membukanya. Dua kantong berukuran sedang yang isinya koin emas dan satu kantong besar berisi koin-koin perak dan tembaga.

"Banyak batu permata! Kalau dijual pasti menghasilkan banyak uang."

Chyna menggelengkan kepalanya. Kakaknya ini sangat ekspresif sekali.

"Ayah dan ibu pernah berpesan bahwa permata-permata disini jangan dijual."

"Mengapa tidak boleh?" tanya Chasania cemberut.

Padahal ia telah membayangkan berapa banyak koin emas yang didapatkan dari penjualan permata.

"Permata dalam peti ini bukanlah permata biasa." ucap Chyna. Ia berjalan ke arah Chasania yang berjongkok di depan peti lalu mengambil sebuah permata berwarna biru.

Chyna mengajak Chasania duduk di ranjang. Chyna menggenggam permata biru dengan kedua tangannya.

Tiba-tiba cahaya biru tipis menyelimuti tangan dan merambat ke seluruh tubuh Chyna.

Chasania melihatnya takjub, ini seperti adegan di novel-novel fantasi yang ia baca. Padahal saat membaca novel Cinta Lady Unna tidak ada adegan seperti ini.

"Kakak!" panggil Chyna menyadarkan Chasania yang terdiam.

"Permata sapphire yang aku ambil adalah permata berisikan energi elemen air. Karena aku memiliki elemen air, batu itu menghilang karena diserap oleh tubuhku." jelas Chyna.

"Elemen air? Berarti adik bisa mengendalikan air?" tanya Chasania bersemangat.

Kakaknya begitu berbeda dari dulu membuat Chyna menarik sudut bibirnya lebar.

"Apakah kakak mau jika aku memberikan contoh?"

"Mau mau!"

Chyna mengambil cangkir kosong dari meja samping ranjang. Memberikan gelas itu pada Chasania lalu mengarahkan tangannya pada cangkir.

"Water flow!" gumam Chyna lalu air terpancar keluar dari jari telunjuknya.

Chasania menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Kau hebat adik! Sungguh hebat!" ujar Chasania memberikan dua ibu jarinya bersemangat.

"Tidak, kakakku lebih hebat." ucap Chyna menyanggahnya.

Sepertinya saat ini kepribadian mereka tertukar.

Setelah melihat elemen yang dimiliki Chyna, Chasania kembali melihat isi peti. Selain kantong koin emas dan permata terdapat pula satu kotak dengan ukiran simbol infinite dan dua kotak berukuran lebih besar dengan ukiran huruf S hanya saja berbeda warna.

Chasania membuka kotak dengan simbol infinite dan melihat ada dua cincin yang sama persis dengan ukiran ranting dan permata putih ditengahnya.

"Dua cincin sama persis" ucap Chasania.

Mendengar itu Chyna mendekat melihat cincin itu. Chyna mengambil satu cincin dan mengamatinya.

"Sepertinya ini bukan terbuat dari perak tetapi emas putih karena lebih berkilau" ucap Chasania mengambil sisa cincin dalam kotak.

"Emas putih sangat langka disini, bahkan sudah tidak ditemukan sejak ratusan tahun yang lalu. Cincin ini milik kita kak" ujar Chyna. Kemudian ia memasangkan cincin itu ke jari manisnya.

"Benarkah?" tanya Chasania memastikan.

"Lihat ini kak" balas Chyna lalu mengusap cincin itu dan seketika permata putih berubah menjadi warna cyan.

"Wah permata nya berubah warna!"

"Benar kakak. Ini karena aku memiliki elemen air dan udara" jelas Chyna.

"Dua elemen? Air dan udara?" tanya Chasania lagi.

Chyna mengangguk kemudian mengambil cincin satunya dan memasangkan pada jari Chasania.

"Coba kakak usap cincinnya" ujar Chyna.

Chasania menuruti ucapan Chyna untuk mengusap cincin di jari manisnya. Dan benar saja permata cincinnya berubah menjadi hijau emerald.

"Adik benar! Hijau emerald berarti elemen punyaku adalah tumbuhan?" tanya Chasania tanpa mengalihkan pandangannya dari cincin itu.

"Entahlah kak. Sebenarnya elemen tumbuhan dianggap mitos karena jarang sekali yang memilikinya" jelas Chyna. Ia bangkit dan mengambil sebuah buku dan dua kotak dengan ukiran huruf S yang sama persis hanya saja berbeda warna.

"Kakak bisa mengetahui lebih lengkapnya dari buku ini. Dan kotak dengan ukiran berwarna hijau adalah milik kakak" ujar Chyna memberikan buku dan kotak pada Chasania.

"Milikku?" tanya Chasania bingung. Tapi ia tetap menerimanya.

"Benar kakak. Kotak ini milikku karena sama dengan warna permata di cincinku, sementara kotak ukiran hijau salah milik kakak karena sama dengan permata kakak" jelas Chyna.

"Baiklah. Terima kasih adik" ucap Chasania membuat Chyna mengangguk dan tersenyum.

"Ya sudah ayok kita bereskan dan pergi tidur!" ajak Chasania dan disetujui Chyna.

"Kantong koinnya kakak yang pegang saja" ucap Chyna.

Chasania mengangguk lalu membawa kantung koin, buku serta kotak ukiran huruf S berwarna hijau menuju kamarnya.

"Kakak masuk dulu ya!"

Kamar mereka berdampingan. Chasania masuk terlebih dahulu karena lebih dekat. Sementara Chyna kamarnya paling ujung.

"Sesuatu yang hilang telah kembali" gumam Chyna memandang kamar Chasania lalu memasuki kamarnya.

Avoid DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang