25

6.4K 743 3
                                    

"Adik apakah ada tempat menyimpan benih atau biji-bijian?"

"Ada kakak"

"Bisakah kau tunjukkan dimana tempatnya?"

"Biar aku saja yang mengambilnya untuk kakak"

"Baiklah"

Setelah percakapan keduanya berakhir Chyna berjalan ke arah tembok pemisah antara meja makan dan dapur.

Tuk! tuk! tuk!

Tiba-tiba tembok itu berubah menjadi muncul banyak laci dari tembok pembatas itu.

Chasania menghampiri Chyna lalu membuka laci-laci itu. Dia melihat banyak kantong berisi berbagai macam jenis biji-bijian serta kacang-kacangan.

Chasania mengambil beberapa kantong berisi benih sayuran dan menyimpan di cincinnya.

"Ayok kita ke ladang!" ajak Chasania membuat Chyna mengangguk.

Kedua gadis berambut merah itupun meninggalkan dapur dan menuju paviliun. Terlihat orang-orang sedang bergotong royong membersihkan serta menata barang-barang di paviliun. Bahkan anak-anak pun ikut membantu dengan memindahkan benda-benda kecil.

"Kalian mau kemana?" tanya Savana yang sedang menyapu halaman dengan elemen angin nya.

"Ke ladang" ucap Chasania disetujui Chyna yang menganggukkan kepalanya.

"Tunggu sebentar!" ujar Savana kemudian membakar habis tanpa sisa sampah yang telah ia kumpulkan. Dia lalu menghampiri Chasania dan Chyna.

"Aku akan ikut, Lora juga" ucap Savana saat sudah berada di hadapan kedua gadis itu.

"Baiklah kalau begitu, aku tidak akan ikut. Masih banyak yang harus aku lakukan" ucap Chasania.

Chasania bergumam dan muncul kantong-kantong berisi benih di tangannya. Dia memberikan itu kepada sang adik. Kemudian kembali ke paviliun meninggalkan Chyna dan Savana.

Chasania menghampiri Delora yang sedang menata pot-pot tanaman.

"Lora!" panggil Chasania membuat Delora menghentikan kegiatannya.

"Iya, ada apa?" tanya Delora.

"Savana memanggilmu" jawab Chasania menoleh ke arah Savana dan Chyna.

Delora mengangguk kemudian berkata, "baik, terima kasih. Aku permisi". Dia pun meninggalkan Chasania.

"Pengen seblak tapi harus bikin bahan-bahannya dulu" monolog Chasania lalu menghampiri para bibi yang sedang membersihkan perabotan.

"Bibi ayok buat makanan lagi!" ajak Chasania.

"Ayok? Maksudmu 'mari'?" tanya bibi Ferra yang kebingungan. Bibi-bibi yang lainnya mengerutkan keningnya. Mereka juga bingung dengan kosa kata yang baru dengar.

"Iya bibi. Ayok itu sama dengan 'mari'. Jadi sekarang maukah bibi membantuku membuat makanan?" Tanya Chasania menatap satu persatu para bibi.

"Ayok!" jawab para bibi serempak.

Chasania tersenyum melihatnya. Kemudian mereka berjalan ke arah dapur.

Setelah sampai di dapur Chasania mengeluarkan tepung tapioka serta tepung terigu lalu meletakkannya di meja makan.

Chasania menghampiri pot besar berisi ikan gang dipepes. Dia mengambil beberapa ikan lalu meletakkannya di meja. Dia juga mengambil bawang putih dari keranjang.

"Kita akan membuat apa?" tanya bibi Vio menghampiri Chasania.

"Kerupuk" jawaban Chasania membuat para bibi mengerutkan keningnya heran.

"Kerupuk?" ulang bibi Vio.

"Apakah itu?" tanya bibi Ferra.

"Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering yang terbuat dari bahan- bahan yang mengandung pati cukup tinggi.

Pengertian lain menyebutkan bahwa kerupuk merupakan jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume membentuk produk yang porus dan mempunyai densitas rendah selama proses penggorengan."

"Aku tidak mengerti" balas bibi Ferra menggeleng kepalanya saat mendengar jawaban Chasania.

"Intinya kita akan membuat kerupuk" ucap Chasania kemudian mengupas kulit bawang putih.

"Em bibi-bibi, siapa yang akan menghaluskan bawang putih ini?"

"Biar aku saja. Tapi bagaimana cara menghaluskannya?" tanya bibi Vio.

"Sama seperti cara bibi menghaluskan gandum" balas Chasania kemudian mengambil lumpang batu dari peti samping meja makan.

Di dunia ini masih menggunakan alat-alat tradisional. Begitupun dengan kerajaan-kerajaan di seluruh benua. Sebenarnya nanti akan ada kemajuan teknologi yang diciptakan oleh sang protagonis. Padahal sebenarnya kemajuan teknologi itu berasal dari Lovela yang menemukan buku berisi berbagai hal yang ada di dunia Chasania dahulu.

Avoid DeathWhere stories live. Discover now