2

13.5K 1.6K 14
                                    

"Aku Chyna Alyssie. Kenapa kakak lupa padaku?"

Chasania mengamati kembali gadis didepannya.

"Chyna adiknya Lovela ya?" tanya Chasania kemudian.

Gadis itu mengangguk dengan semangat.

"Kakak adalah Lovela, kakakku" ujar gadis itu ceria.

Chasania menunjuk dirinya sendiri seolah mengatakan aku Lovela?

Chasania terdiam mencerna semuanya. Berarti ia bertransmigrasi ke tubuh Lovela Sang Antagonis. Benar-benar seperti novel transmigrasi yang sering ia baca.

Tiba-tiba matanya membulat dan mulutnya yang bergumam 'wow',
"Aku punya adik!" seru Chasania kemudian.

Chasania tampak begitu bahagia.

Di kehidupan dulu ia adalah anak tunggal yang sering ditinggal kerja kedua orangtuanya. Membuat Chasania sering merasa kesepian tak punya saudara.

Chasania juga jarang bermain keluar karena rumah teman-temannya yang sangat jauh membuatnya malas untuk sekedar bersosialisasi. Lagipula semua kebutuhannya telah tersedia di rumah.

Dan sekarang ia bahagia mempunyai seorang adik. Chyna Allysie adik Lovela, sang antagonis yang tubuhnya dia tempati.

Chyna bahkan lebih imut dan manis dari penggambaran di dalam novel.

"Hehe tadi kakak bercanda, maafkan kakak ya adik manis" kata Chasania.

Chyna mengangguk saja. Sebenernya ia merasa aneh dengan tingkah kakaknya. Kakaknya yang sekarang tampak bersemangat, sedangkan dulu selalu bersikap acuh padanya.

Mungkin kakaknya dulu diganggu roh jahat. Batin Chyna.

"Kakak ayok pulang!"

"Ayok, Let's go!"

Chyna tidak mengerti kata-kata yang keluar dari mulut Chasania. Tapi ia tetap menerima uluran tangan Chasania untuk pulang ke rumah mereka.

Di perjalanan pulang dari sungai menuju rumah Chasania melihat banyak tanah kosong.

"Sepertinya bekas lahan pertanian" gumam Chasania.

"Apakah kakak mengatakan sesuatu?" tanya Chyna memandang kakaknya yang tengah memandang tanah di sekelilingnya.

"Tanah terbengkalai ini milik siapa?" tanya Chasania tanpa mengalihkan perhatian dari tanah kosong itu.

" Tanah ini milik kita keluarga kita, apakah kakak juga lupa?"

"Kakak cuma memastikannya"

"Oh baiklah"

"Bolehkah kakak bertanya lagi padamu?"

"Kakak boleh bertanya padaku, aku akan menjawabnya"

"Apakah pohon-pohon yang berbuah disana juga milik kita?"

"Pohon-pohon itu milik kita kakak"

"Bagaimana dengan lahan sebelah sana? Apakah milik kita juga?"

"Lahan disana milik kita kakak. Baiklah aku jelaskan semua tanah yang kita lihat dari dekat sungai sampai ke dekat kediaman kita adalah milik kita"

"Wah benarkah?"

"Iya kakak, benar sekali. Kita punya banyak tanah tapi tidak ada yang mengelolanya setelah ayah dan ibu menghilang dua tahun lalu" ucap Chyna sedih. Ia merindukan kedua orangtuanya.

"Adik manis jangan sedih. Ada kakak bersamamu!" ucap Chasania tersenyum membuat Chyna ikut tersenyum.

"Mari kita kelola tanah ibu dan ayah bersama-sama!" ujar Chasania bersemangat.

Chyna mengangguk, "baik kakak. Ibu dan ayah pasti ikut sedih jika kita bersedih. Kita harus bahagia!" ucap Chyna.

"Nah itu baru adikku yang manis!"

"Besok kita lihat-lihat tanah ini lagi ya!"

Sejak kecil Chasania memang suka menanam tanaman. Hanya saja kedua orangtuanya melarang bermain tanah alasannya karena kotor. Sehingga Chasania hanya bisa memainkan game bercocok tanam di ponselnya.

Sekarang ia akan mengembangkan hobinya secara langsung.

Chasania tersenyum dan mengangguk. Ia mengangkat tangannya ke udara.

"Ayok bertani!"

Avoid DeathWhere stories live. Discover now