21

6.9K 841 3
                                    

"Baiklah perkenalkan namaku Savana" ucap gadis bersurai abu-abu yang terlihat seperti seorang gadis bangsawan.

Memang kebanyakan pasukan Phlox adalah rakyat biasa tapi beberapa bangsawan juga memilih bergabung dengan pasukan Phlox.

"Hai Savana. Aku Lovela tapi kau bisa memanggilku dengan sebutan Cha" ucap Chasania tersenyum pada gadis itu.  Chasania merasa bahwa aura gadis ini mirip dengan Ava, sahabatnya di bumi.

Dia memperhatikan gadis yang bernama Savana dan membandingkannya dengan Ava sahabatnya di bumi.

Wajahnya memang sedikit mirip hanya saja Savana terlihat lebih cantik dibanding Ava. Juga Aura hangat Savana yang bisa saja membakar jika terpancing emosi oleh orang yang tidak disukainya sangat mirip dengan Ava. Entah kenapa rasanya Chasania bisa merasakan aura seseorang padahal ia telah menyembunyikan elemen cahaya miliknya.

"Hei nak, apakah kau berniat membuka kedai?" pertanya seorang pria berjalan ke arah Chasania dan Savana membuyarkan lamunan Chasania . Dia adalah paman Liam.

"Iya benar paman" balas Chasania mengangguk.

"Aku akan membantumu membuat kedai asalkan aku bisa merasakan makanan yang kau buat" ucap paman Sam disetujui anggota pasukan Phlox lainnya juga ketiga kucing itu.

"Kami akan membantu kalian!"

'meong-meong!'

"Terima kasih semuanya" ucap Chasania tersenyum lebar.

Disinilah mereka sekarang. Di ladang milik kedua gadis berambut merah. Riko yang memiliki elemen tanah menggoncang tanah ladang lalu Chyna sedang membuat pusaran angin untuk membersihkan ladang dari tanaman gulma. Untuk sayuran yang masih tertinggal akan dilemparkan ke pusaran air yang dibuat Niko yang berelemen air untuk membersihkannya.

Sementara Chasania bersama Savana dan bibi Ferra mengumpulkan buah-buahan dengan cara manual. Masih banyak buah-buahan yang tertinggal.

Pagi-pagi sekali mereka telah berkumpul di rumah kedua gadis berambut merah. Nico dan Rico datang bersama paman Sam dengan alasan membawa etalase kaca dari toko. Savana datang bersama Delora pelayan setianya yang menyamar sebagai pengembara. Sedangkan bibi Fera datang bersama bibi-bibi yang lain dan bertugas membersihkan paviliun. Tidak lupa paman Liam yang menyamar sebagai penjual susu.

"Kau sangat suka anggur ya?" tanya Savana karena melihat Chasania terus mencomot anggur yang telah dipanen dalam keranjang.

"Iya kenapa?" tanya Chasania kemudian memasukkan anggur ke dalam mulutnya lagi.

"Tidak apa-apa. Hanya saja sedari tadi kau terlihat hanya memakan anggur saja tidak dengan buah yang lain. Apakah kau hanya suka anggur?" tanya Savana lagi.

"Aku suka berbagai buah tapi bisa dibilang aku cinta pada buang anggur" ucap Chasania yang lagi-lagi kembali memakan anggur.

"Baiklah gadis pecinta anggur" ucap Savana lalu tersenyum lebar. Mungkin jika ada orang lain yang melihatnya akan terkejut heran karena Savana terkenal dengan sifat cueknya. Dia bahkan jarang tersenyum tapi sekarang dia tersenyum lebar dihadapan orang yang baru sehari ditemuinya.

"Aku pecinta anggur" balas Chasania mengangguk mengiyakan.

"Kalau kau menyukai buah apa?" lanjut Chasania bertanya pada Savana.

"Strawberry" balas Savana menunjuk strawberry dan blueberry di keranjang.

"Sama sepertinya" gumam Chasania saat mendengar jawaban Savana. Ava sang sahabat juga menyukai buah strawberry.

"Kau berkata sesuatu?" tanya Savana. Chasania tersenyum lalu menggeleng.

"Kalian kemarilah!" seruan dari bibi Ferra membuat mereka menghampirinya.

"Ada apa bibi?" tanya Chasania setelah berada di dekat bibi Ferra.

"Ada telur monster, lihatlah!" ujar bibi Ferra menunjuk beberapa melon didekat semak-semak. Chasania berjalan ke arah melon yang ditunjuk bibi Ferra.

"Ini bukan telur monster bibi. Ini namanya buah melon" jelas Chasania kemudian mengetuk-ngetuk kulit melon.

"Sudah matang!" seru Chasania lalu mengambil melon itu dan memasukkannya ke dalam keranjang. Kemudian mengulangi pada beberapa melon dan terdapat 5 melon yang matang. Sisanya masih kecil-kecil.

"Ayok kembali ke rumah! Kita buat makanan enak dari melon!" ujar Chasania bersemangat.

"Itu bisa dimakan?" tanya Savana yang terus memperhatikan melon dalam keranjang.

"Lihat saja nanti"

Kemudian mereka meninggalkan kawasan buah-buahan dan berjalan ke arah tiga orang yang sedang membersihkan ladang. Chyna menumpuk gulma di satu tempat dengan angin nya. Nico dan Rico sedang menyimpan sayuran yang membersihkan sayuran ke dalam gerobak. Ya Nico dan Rico membawa gerobak dari toko.

"Adik!" panggil Chasania membuat Chyna berlari-lari kecil mendekatinya.

"Aku lemas kakak. Aku ingin apel!" seru Chyna tersenyum lebar menunjukkan gigi-giginya. Savana dan bibi Ferra tersenyum melihatnya.

Chasania mengambil apel dalam keranjang lalu mengucapkan "Hydrokinetic Regeneration" lalu memberikan apel itu pada Chyna.

"Padahal kau bisa melakukannya sendiri adik, kakak sudah mengajarkannya"

"Aku malas kakak dan juga dari kakak terasa lebih nikmat hehe.." balas Chyna terkekeh. Chyna kemudian memakan apel dari Chasania.

"Baiklah ayok pulang semuanya!" Ajak Chasania.

"Tunggu! Biar aku bakar dulu sampahnya"  ucap Savana.

Dia menjentikkan jari sambil bergumam "Fire Generation" lalu sampah rumput liar terbakar habis.

"Kemarikan keranjang buahnya biar aku bawa" ucapan Nico membuat Chasania serta Savana dan bibi Ferra memberikan keranjang kepada Nico.


Avoid DeathWhere stories live. Discover now