11

9.3K 1K 18
                                    

"Pasukan Phlox yang dikabarkan selalu membantu orang-orang?"

"Benar"

"Tapi kakak bagaimana cara kita bergabung dengan pasukan Phlox?" tanya Chyna bingung.

"Tenang saja kakak tahu caranya" sahut Chasania kemudian memakan rotinya kembali.

Chyna mengangguk, "kakak apakah kita akan ke pasar hari ini?" tanyanya dengan mata berbinar menatap Chasania.

"Iya kita akan ke pasar tapi kakak ingin membuat sesuatu terlebih dahulu. Untuk bekal di jalan nanti" jawab Chasania yang telah menyelesaikan kegiatan makan nya.

Mendengar jawaban kakaknya, Chyna tersenyum lebar dan segera menyelesaikan makan nya.

"Aku selesai kakak. Aku ganti pakaian dulu ya kak"

"Kemarikan piringnya biar kakak yang cuci"

"Baik, terima kasih kakak!" ujar Chyna menyerahkan piringnya kemudian berjlan meninggalkan dapur.

Selesai mencuci piring Chasania kemudian mengambil tepung, telur, mentega dan ubi ungu. Dia mengupas ubi ungu lalu mencucinya. Kemudian menyalakan tungku dan merebus ubi.

Sambil menunggu ubi matang Chasania mengambil tepung tapioka, air, garam dan bumbu lainnya.

"Bikin cimol sama cireng enak kali ya. Para saos dan bumbu ada di lemari" gumam Chasania kemudian membuat adonan.

Chasania membuat satu adonan. Kemudian membentuk adonan bulatan-bulatan kecil dan bulatan besar kemudian dipipihkan. Setelah itu mengambil penggorengan dan menuangkan minyak ke dalamnya. Lalu memasukkan bulatan-bulatan kecil ke dalam minyak. Baru setelah itu meletakan penggorengan di tungku sebelah panci. Menggorengnya hingga mengembang dan garing lalu memiriskannya.

Sembari menunggu minyak agak dingin Chasania mengangkat ubi rebus dan menghaluskannya dengan bantuan garpu.

"Kakak sedang membuat apa?" tanya Chyna yang baru memasuki dapur.

"Cimol, cireng lalu donat ubi" jawab Chasania menoleh ke arah Chyna.

Chyna mengenakan gaun sama seperti Chasania bahkan model dan bentuknya sama. Mereka tampak mirip. Hanya saja Chasania lebih tinggi dan mengikat rambutnya sementara Chyna yang lebih pendek dan menggerai rambutnya.

"Apakah aku boleh membantu kakak?"tanya Chyna.

"Boleh. Tolong campurkan tepung, gula, telur, air dan ubi yang telah dihaluskan ini. Kakak akan menggoreng cireng nya dulu" ujar Chasania yang dijawab anggukan Chyna.

"Ini sudah tercampur kakak!"

"Tambahkan sedikit mentega lalu bentuk bulatan sebesar koin dan diamkan sebentar. Kakak akan membuat bungkusannya dulu"

Setelah membuat bungkusan dari daun pisang dan sedikit kertas Chasania kemudian mengambil alih adonan donat ubi nya.

"Bagus banget, tanpa pengembang dan pelembut donatnya mengembang" gumam Chasania kemudian membuat lubang di tengah bulatan donat lalu menggorengnya di minyak panas.

"Adik, tolong bungkus cimol dan cireng ya"

" Baik kakak"

Setelah semua donat selesai di goreng Chasania mencuci tangannya lalu kembali ke dalam rumah. Ia berjalan ke arah ruang keluarga dan membereskan buku-buku lalu mengambil kantung koinnya.

"Ayok berangkat!" ujar Chasania mendekati Chyna yang sedang membungkus donat.

"Sebentar kakak, ini lumayan banyak" ucap Chyna lalu meraih keranjang. Karena terdapat tujuh bungkusan.

"Tidak perlu adik. Lihat ini" ucap Chasania kemudian mengusap cincinnya dan bergumam.

"Geo-Telekinesis" gumam Chasania seketika itu bungkusan makan dan kantong koin hilang dari pandangan mereka.

"Kenapa menghilang Kakak? Menghilang kemana?" tanya Chyna panik.

"Tenang saja, kakak hanya memindahkannya ke dalam cincin" jawab Chasania tersenyum.

"Benarkah kak?"

"Cincin ini tidak hanya menunjukkan elemen yang kita punya tapi bisa membantu kita. Cincin ini bisa menjadi tempat penyimpanan karena memiliki ruang hampa yang luas, hanya saja tidak bisa memasukan manusia kedalamnya. Selain itu bisa menjadi tameng pertahanan, senjata serta penampung energi cadangan" jelas Chasania membuat Chyna mengangguk dengan mata berbinar.

"Wah hebat sekali" ujar Chyna.

" Ya sudah ayok berangkat!"

"Ayok kakak!"


Avoid DeathWhere stories live. Discover now