24

6.3K 814 10
                                    

"Waw ini kenyal!"

"Warnanya seperti batu tapi sangat enak!"

"Kau benar. Kenyal dan gurih, sangat lezat"

"Kita juga merasakan mi. Oh ini pertama kalinya aku memakan mi."

Percakapan paman Sam dan paman Liam membuat Chasania teringat bahwa dalam novel hanya bangsawan kelas atas yang bisa membuat makanan-makanan yang di ada di dunianya.

Mata Chasania berkeliling menatap sekitar dan berhenti pada Savana. Hanya dia yang berasal dari kalangan bangsawan. Tapi dia terlihat memakan makanannya dengan lahap seperti yang lainnya. Seolah-olah dia memang baru pertama kali mencoba.

"Apa?" tanya Savana saat mendongak dan melihat Chasania yang menatapnya.

"Kau terlihat seperti baru merasakan makanan yang aku buat" ucap Chasania kemudian mengambil martabak telur.

Chasania menghabiskan makanannya lebih cepat karena ia hanya memakan setengah porsi. Dia lebih menyukai makanan manis dan makanan yang digoreng dibandingkan dengan makanan berkuah.

"Aku memang baru pertama kalinya memakan makanan ini" ucap Savana kemudian menyuapkan potongan bakso ke dalam mulutnya. Dia menutup mata menikmati makanannya.

"Sungguh?" tanya Chasania tak percaya.

"Sebenarnya tidak. Aku beberapa kali memakannya saat perjamuan di istana. Kalau tidak salah keluarga istana menyebutkan bola bola daging. Tapi rasanya tidak seenak ini malahan terasa hambar dan juga tampilannya tidak seperti ini. Mi nya sangat lunak dan bakso nya sangat keras sampai membuat gigi palsu seorang tetua lepas" jelas Savana membuat semuanya tertawa.

"Mungkin mereka salah memasukan tepung" gumam Chasania yang didengar bibi Vio karena duduk disebelah Chasania.

"Bagaimana mungkin bangsawan yang ikut kelas memasak salah memasukan tepung?" tanya bibi Vio heran membuat yang lainnya mengangguk menyetujui.

"Tapi bagaimana bisa kau mengetahui tata cara membuat makanan padahal kau bukan bangsawan?" tanya paman Sam.

"Berkah Dewi" jawab Chasania tersenyum bangga. Paman Sam dan yang lainnya mendelik kesal pada Chasania. Chyna yang melihat itu menghela nafas. Dia sedikit kesal kakaknya tidak dipercayai.

"Kakak benar. Beberapa hari yang lalu kakakku menghilang sejak pagi sampai siang. Aku mencari dan menemukan kakak sedang duduk di batu sungai. Kakak bilang hari itu kakak mendapat berkah dari Dewi. Karena sejak hari itu kakak pandai memasak" jelas Chyna yang dirasa cukup meyakinkan untuk mereka. Kemudian mereka melanjutkan kegiatan makannya.

Di dunia ini memang tidak ada yang namanya micin. Wajar saja rasanya cenderung hambar. Tapi kenapa di dapur semua bumbu-bumbu lengkap seperti di dunianya dulu.

'micin adalah kenikmatan dunia. Aku akan meracuni kalian semua dengan kenikmatan sang micin' pikir Chasania tersenyum licik.

"Jadi, kalian menyukainya?" tanya Chasania menatap sekelilingnya. Semua orang mengangguk bersemangat.

"Flo sangat suka makanan berkuah ini kakak. Tapi Flo tidak tahu namanya" ucap Florine bersemangat kemudian cemberut diakhir kalimat.

"Nama dari makanan berkuah ini adalah mi bakso. Benarkan kakak?" Chasania menjawab dengan anggukan untuk menjawab pertanyaan Chyna.

"Flo suka mi bakso!" ujar Florine bersemangat. Anak-anak yang lain mengangguk menyetujui.

"Aku juga suka mie bakso. Tapi lebih suka mi nya yang panjang kenyal dan sangat lezat" bibi Vio menatap anaknya tak percaya. Ini pertama kalinya Gerri berbicara panjang lebar juga senyum yang sangat jarang sang ibu lihat. Ternyata Gerri bisa berbicara dengan kalimat panjang. Biasanya hanya satu dua kata dan tiga kata pun jarang.

"Kau benar-benar anak ibu kan Gerri?" tanya bibi Vio tak percaya membuat yang lainnya terkekeh.

Gerri yang ditanya sang ibu hanya mengangguk.

"Iya, Ibu" jawab Gerri kemudian melanjutkan acara makannya.

Chasania yang melihat mereka sudah menyelesaikan kegiatan makan nya segera mengeluarkan setoples coklat yang telah dilelehkan.

"Adik keluarkan buahnya" ujar Chasania. Chyna mengangguk dan mengeluarkan buah-buahan beku dan menyodorkannya pada Chasania.

Chasania menerima kemudian mengambil sepotong melon yang telah ditusuk. Lalu mencelupkannya ke dalam toples coklat.

"Siapa yang mau mencoba pertama kali?" tanya Chasania.

Mereka semua terdiam. Sebenarnya mereka sangat ingin mencoba pertama kalinya tapi merasa tidak pantas.

"Baiklah-baiklah. Bibi Ferra yang pertama kali mencoba karena bibi yang menemukan melon ini" ucap Chasania kemudian memberikan melon balut coklat pada bibi Ferra.

Dengan senang hati bibi Ferra menerimanya.

"Terima kasih!" ujar bibi Ferra kemudian menggigit melon balut coklat itu.

"Sangat nikmat! Dingin dan manis, segar sekali" ucap bibi Ferra.

Chasania mengangguk kemudian mengulangi mencelup buah-buahan beku ke dalam lelehan coklat. Lalu memberikan kepada semua orang.

"Enak!"

"Ya ini sangat segar. Perpaduan manisnya coklat dengan buah-buahan yang membeku"

"Aku suka"

"Aku juga suka"

"Aku suka semuanya"

"Strawberry coklat nikmat sekali"

"Aku suka melon coklat"

"Makanan yang aku buat selalu nikmat" jawab Chasania diangguki semua orang.

"Baiklah setelah ini kita kembali bekerja. Nanti akan ada makanan lagi!"

Avoid DeathWhere stories live. Discover now