29

5.4K 686 21
                                    


"Kau ingin ke mana dulu? Kandang, ruang potong atau ruang masak?" tanya bibi Sofia pada Chasania.

"Ruang potong, kandang, ruang masak" jawab Chasania.

"Kalau begitu mari ke ruang potong" ajak bibi Sofia.

Mereka semua berjalan mengikuti bibi Sofia. Peternakan ayam bibi Sofia berada di tengah ladang jagung. Nantinya jagung-jagung itu secara khusus untuk pakan ayam saja tidak untuk dikonsumsi karena rasanya yang hambar.

Sementara itu ruang potong dan ruang masak berada di satu bangunan di  belakang rumah bibi Sofia.

"Nah ini ruang potong" ujar bibi Sofia saat mereka sampai di sebuah ruangan yang diatas pintunya terdapat logo pisau. Sedangkan disebelahnya ada logo panci diatas pintu.

Terdapat seorang lelaki paruh baya yang sedang memotong-motong ayam.

"Bibi bolehkah aku melihat pemotongan ayam?" tanya Chasania kepada bibi Sofia.

"Silahkan"  Chasania kemudian menghampiri lelaki paruh baya itu. Potongan-potongan ayam terlihat tidak beraturan. Ada yang besar ada yang kecil dan terlihat masih banyak bulu-bulu yang menempel di kulit ayam.

"Hei nak jangan dekat-dekat ini bau amis" ujar lelaki paruh baya itu saat melihat Chasania di sampingnya.

"Aku ingin mencoba memotong ayam boleh kah paman?" tanya Chasania. Lelaki paruh baya itu memperlihatkan Chasania kemudian tersenyum mengejek.

"Silahkan jika kau memaksa" ujarnya dengan nada angkuh. Dirinya telah memotong banyak ayam selama bertahun-tahun. Dan selama itu dia menahan bau dari ayam yang dia potong.

"Cara menyembelihnya sudah benar hanya saja masih banyak bulu yang belum tercabut" gumam Chasania.

Chasania mengambil satu ayam kemudian mencelupkannya ke dalam panci berisi air panas. Paman itu semakin mengembangkan senyum mengejeknya. Panci berisi air itu untuk merebus ayam yang telah dipotong baru setelah itu dia mencucinya.

"Menurut kalian siapa yang lebih ahli? Seorang pria yang berpengalaman bertahun-tahun atau seorang gadis muda yang cantik dan terlihat belum berpengalaman?" tanya bibi Sofia kepada Chyna dan bibi lainnya.

"Aku percaya pada kakak" ucap Chyna memandang Chasania dengan penuh keyakinan.

"Aku memilih kakakmu" ucap bibi Hana disetujui semua bibi.

"Lantas kenapa kau bertanya begitu Sofia?" ujar bibi Ferra kesal bibi Sofia yang mengajukan pertanyaan kemudian ikut mengangguk bersamanya.

"Aku hanya mengalihkan perhatian kalian. Kalian terlihat sangat serius tadi" ucap bibi Sofia yang tidak dihiraukan oleh para bibi. Chyna hanya tersenyum ke arah bibi Sofia.

Chasania dengan mudahnya mencabut bulu-bulu dari kulit ayam membuat paman itu berhenti tersenyum. Bulu-bulu halusnya Chasania kerok dengan pisau.

Setelah itu dia menyobek bagian bawah ayam untuk mengeluarkan jeroannya. Lalu memotong leher dan ceker. Mengiris daging dari lipatan paha ke sendi paha kemudian membalikan ayam dan mematahkan tulang belakang.

Chasania memotong ayam menjadi dua bagian atas dan bawah. Dia mengambil bahkan bawah terlebih dahulu kemudian memotong paha tepat di persendian paha, kemudian memotong perut menjadi dua bagian lalu menyisihkannya.

Selanjutnya mengambil bagian atas dan memotong sayap tepat di persendian. Memotong bagian atas menjadi dua bagian kemudian memisahkan dada dan punggung. Lalu memotong dada dan punggung menjadi dua.

Paman itu terheran heran melihat Chasania yang begitu cekatan memotong ayam bahkan bentuknya rapi. Dia melihat hasil potongannya yang tidak beraturan dan masih terdapat jeroan ayam yang membuatnya berbau tajam.

Avoid DeathDär berättelser lever. Upptäck nu