3

12.7K 1.5K 8
                                    

"Adik disini banyak apel yang matang!"

"Iya kakak, tunggu sebentar. Masih ada beberapa apel yang matang disini!"

"Sudah kakak!"

"Ayok kumpulkan buah yang lainnya!"

"Kakak disini banyak buah anggur!"

Chasania yang sedang mengumpulkan buah-buahan yang matang langsung menghampiri adiknya.

Iya benar. Chyna sudah dianggap adiknya sendiri oleh Chasania.

"Dimana anggurnya, adik?"

"Disini kakak" tunjuk Chyna pada buah anggur yang ranum di pohonnya.

Ternyata pohon anggur tersembunyi dibalik rimbunnya pohon jeruk.

Melihat berbagai jenis buah anggur yang ranum dan matang membuat Chasania hampir mengeluarkan air liur.

Buru-buru ia menyeka sudut bibirnya.

"Surga dunia!" serunya girang.

"Ayok adik kita panen anggur yang banyak ini!"

Mereka pulang setelah dirasa cukup panen banyak buah-buahan di ladang.

"Kakak, aku simpan keranjangnya di sini ya. Aku akan ganti pakaian terlebih dahulu, setelah itu baru membersihkan buah-buahan ini. Bolehkan kak?" tanya Chyna setelah meletakkan keranjang penuh buah di meja halaman belakang.

Chasania mengangguk, "kakak juga akan berganti pakaian."

Gambaran rumah kayu lapuk yang hampir roboh dalam pikiran terhempas.

Saat pertama kalinya melihatnya membuat Chasania berpikir ini rumah jaman medieval yang sering dia bayangkan.

Sangat indah dan menenangkan.

***

"Diapain ya buah sebanyak ini?"

"Gak habis kalo cuma dimakan"

"Dibagikan ke tetangga aja gimana? Kayak nenek di desa dulu"

"Tapi mereka juga sudah panen dan hasilnya pasti lebih banyak dari yang kita punya"

"Aduh gimana ya. Bingung aku"

Chasania mondar-mandir di depan Chyna yang tengah duduk tenang memakan buah apelnya.

"Kakak kenapa?" gumam Chyna heran tapi ia mengangkat bahunya tidak peduli.

Apelnya begitu nikmat. Itu apel terbesar dan termanis yang ia dapatkan hari ini.

"Ah lihat bahan apa aja yang tersedia dulu deh" monolog Chasania.

Chasania membuka guci yang berjejer di meja samping tungku. Guci-guci itu terisi penuh oleh bumbu-bumbu dan banyak tepung di guci yang lumayan besar. Tak ketinggalan sebuah guci besar sebagai tempat.

Ada beberapa peti berisikan kentang, beras dan bahan lainnya.

"Wah semaunya lengkap!"

"Makanan lezat tunggu aku!"

Chasania kemudian menyiapkan bahan-bahan yang akan ia gunakan.

Chasania mengambil guci berisi bubuk rumput laut. Sepertinya ia berniat membuat puding buah.

"Adik tolong potong buah-buahnya!" ujar Chasania.

"Baik kakak"

Chasania mencampurkan bubuk rumput laut, air dan gula. Kemudian memasaknya hingga mendidih dan mengangkat panci ke atas meja membiarkan uap panasnya menghilang.

"Adik bawa buahnya ke sini"

Chyna membawa membawa buah yang telah dipotong kecil-kecil dalam sebuah wadah.

Chasania kemudian menata potongan buah ke loyang yang telah ia siapkan

Chasania mengaduknya sebentar lalu menuangkan larutan sedikit demi sedikit ke dalam loyang sampai habis.

"Wah membuat puding tanpa susu berisikan berbagai buah!"

"Ini namanya puding buah"

" Apakah aku bisa memakannya, kakak?"

"Boleh setelah pudingnya dingin dan mengeras"

Chyna mengangguk semangat. Puding bening dengan berbagai jenis buah yang menggugah selera.

"Siapa yang akan menolak makanan berwarna-warni ini?" gumamnya.

"Kakak akan membuat apa lagi?" tanya Chyna melihat Chasania berkutat dengan pancinya lagi.

Chasania menusuk buah yang telah dipotong Chyna dengan kayu tipis yang ujungnya runcing. Lalu memanaskan gula pada wajan keramik. Menunggu hingga gula mencair seperti karamel. Kemudian memasukkan buah yang telah ditusuk dan membiarkan gula mengeras.

Chasania menyodorkan satu tusukan buah dengan karamel yang telah keras pada Chyna, "cobalah" ucapnya.

Chyna mengambil dengan semangat. Ia menggigit satu buah. Matanya berbinar menatap Chasania.

"Ini manis asam. Sangat enak!"

Avoid DeathWhere stories live. Discover now