Chasania mengeluarkan beberapa bahan dari cincinnya. Mengambil wadah yang sangat besar kemudian mencampur bahan-bahan itu. Selanjutnya memasukkan nata de coco yang sudah Barata potong. Terakhir menambahkan es batu kulkas mini yang Chyna buat untuk Chasania.

"Barata tolong ambilkan mangkuk kecil yang banyak"

"Siap nona"

Sementara itu di taman belakang markas yang luas telah dipenuhi seluruh pasukan Phlox telah. Mereka semua menunggu tiga gadis penakluk penunggu markas.

"Aaaa apa itu!!"

"Macan kumbang hitam raksasa dan harimau putih raksasa?"

"Apa itu Tuan Birendra dan Bimasena bersama Nona penakluknya?"

"Tuan B begitu besar, sangat menyeramkan"

"Bagaimana bisa Tuan B menjadi sebesar itu?"

"Apakah nona Chyna dan nona Savana tidak takut?"

"Lihatlah nona Savana, sepertinya dia ketakutan"

"Terima kasih Lora" ucap Savana pelan kepada Delora yang membantunya turun dari punggung Birendra.

"Sudah tugas saya, nona" balas Delora menuntun Savana yang masih linglung. Sedangkan Chyna turun dengan santainya.

Seketika Birendra dan Bimasena berubah menjadi wujud manusianya. Para gadis anggota pasukan Phlox tersipu malu melihat ketampanan kedua kucing besar itu. Banyak gadis mimisan bahkan ada yang pingsan karena tak kuat menahan pesona Birendra dan Bimasena.

"Dimana kakak Lovela?" tanya seorang gadis bersurai pirang menghampiri Chyna dan Savana.

"Ada keperluan katanya, nanti menyusul" jawab Savana.

"Suaramu terdengar familiar padahal aku baru bertemu denganmu. Apakah aku mengenalmu?" tanya Chyna. Dia memiringkan kepalanya menatap gadis yang sama tinggi dengannya.

"Kakak cantik tidak mengenaliku?" tanya gadis itu cemberut.

Chyna mengangguk mengiyakan membuat gadis itu semakin cemberut.

"Hentikan itu kita sudah bukan anak-anak lagi!" ujar seorang gadis bersurai cokelat tua menarik gadis pirang dari hadapan Chyna.

"Mungkin kakak sedang membuat makanan" ucap seorang pemuda tampan bersurai hitam.

"Aku berfikir seperti yang Gerri katakan" ujar seorang pemuda bersurai cokelat.

"Kau bisa berfikir? Aku sangat terkejut mendengarnya" ejek pemuda bersurai pirang.

"Awas kau ya!" pemuda bersurai cokelat menatap kesal pemuda bersurai pirang.

"KYAAAAK PEMUDA TAMPAN LAGI!"

"Astaga mengapa dia sangat tampan?"

"Bolehkah aku pingsan lagi? Aku tidak kuat melihat ketampanannya"

Brukk!
Bruk!
BRUKK

Banyak gadis sekali gadis yang pingsan melihat seorang pemuda datang bersama gadis cantik bersurai coklat kemerah-merahan yang indah.

"Ambil barisan!"

Seketika semua anggota pasukan Phlox berbaris rapi bahkan para gadis yang pingsan langsung bangun dan mengambil barisan. Semua anggota pasukan berdiri didepan Tetua. Sedangkan ketiga gadis cantik bersama pemuda tampan mereka disamping barisan Tetua.

"Selamat siang. Saya mengucapkan terimakasih kepada nona-nona telah berkenan hadir"

Chyna tersenyum mendengar perkataan bibi Tere, sedangkan Chasania dan Savana mengangguk.

"Ada beberapa kabar penting yang mengharuskan kita berkumpul disiang hari yang terik ini. Diantaranya ras Orc terkutuk berhasil melepas separator seal di samudera barat"

"Bagaimana bisa?"

"Tidak mungkin!"

"Aku takut sekali. Menurut cerita keluargaku mereka sangat ganas dan kejam!"

"Apa yang harus kita lakukan!"

"Mohon perhatian semuanya!" ujar Paman Tetua yang paling tua.

"Ras Orc membutuhkan waktu tiga bulan untuk mencapai pantai perbatasan kerajaan sapphire dengan hutan. Maka dari itu kita harus mempersiapkan diri dengan melatih kemampuan kita"

"Kabar selanjutnya adalah perang saudara antara ras Mermaid dan Siren yang berlangsung di samudera Selatan. Untuk pasukan yang bertugas di sekitaran pantai selatan mohon menghimbau para rakyat untuk mengungsi ke dataran tinggi. Karena ditakutkan akan terjadi ombak besar bahkan tsunami"

"Ikan-ikan itu selalu membuat masalah!"

"Hei ras mereka paling tampan dan cantik setelah ras elf kau ingat?"

"Bukankah sudah biasa perang antara mermaid dan siren terjadi? Mengapa sekarang dipermasalahkan?"

Para pasukan Phlox kembali ricuh mendengar perang saudara yang selalu terjadi.

"Harap tenang jika kalian ingin mendengar kabar terakhir!"

Seketika suasana kembali senyap.

"Kabar terakhir adalah kembalinya lima jenius pasukan Phlox. Majulah kalian!"

Prok prok prok prok!

Dua gadis cantik dan tiga pemuda tampan maju ke hadapan Tetua.

"Mereka terlihat familiar" ucap Chasania disetujui Chyna dan Savana.

Semua orang bersorak atas kembalinya lima jenius dalam pasukan Phlox. Bahkan Tetua mengucapkan selamat secara langsung. Chasania dan rombongan tidak ingin kalah, mereka maju dan memberikan ucapan selamat.

"Aku tidak tau kalian siapa. Tapi rasanya aku mengenal kalian dan ini hadiah untuk kalian" ucap Chasania memberikan mereka toples kaca berisi minuman segar berwarna warni.

"TERIMAKASIH KAKAK!" ujar mereka serentak.

Para anggota pasukan juga para Tetua yang melihatnya merasa iri karena kelima jenius mendapatkan sesuatu yang nampak menyegarkan di siang hari yang terik ini. Bahkan Chyna dan Savana cemberut melihatnya. Biasanya mereka yang lebih dulu merasakan apapun buatan Chasania. Kedua manusia jelmaan kucing milik mereka juga ikutan cemberut. Sedangkan Barata tersenyum mengejek melihat kedua saudaranya, dia lebih dahulu merasakan minuman buatan nona nya.

"Baiklah-baiklah kalian semua tampak jelek jika seperti itu. Kalian juga mendapatkan bagian masing-masing. Tadahkan tangan kalian"

Cling! ✨

Terdapat mangkuk kecil ditangan mereka semua. Semuanya berbinar bahagia tapi tak lama mereka terdiam bersama.

"Bagaimana cara memakannya? Aku tidak ingin menghabiskan sesuatu yang tampak segar ini secara cepat" ujar Savana yang disetujui semua pasukan Phlox.

"Baiklah-baiklah aku memberikan sendok di saku kalian"

Dan benar saja saat mereka meraba saku mereka terdapat sendok kecil disana. Merekapun memakannya dengan senang. Tamat.















































✨✨✨

100 vote dan 50 komen untuk part selanjutnya

Avoid DeathWhere stories live. Discover now