CHAPTER 36 - By Your Side

Start from the beginning
                                    

"Uh—aku mencari seseorang—apakah benar pasien atas nama Bradley Simpson disini?" tanyaku.

"Ah ya benar, siang tadi Tn. Simpson tiba di NYU Medical Centre. Kau pasti Ny. Simpson?" tanyanya.

"Tidak—bukan. Aku Summer Traver." sanggahku.

"Tapi disini tertulis Ny. Summer Simpson."Astaga, siapa yang mengubah namaku tanpa seizinku. Aku tidak marah, tapi sungguh ini sangat menggelikan. "Uh—maafkan aku nona, kurasa ada kesalahan. Well mari kuantarkan anda ke bangsal Tn. Simpson."

"Tidak apa-apa Lydia. Well, terima kasih."

Aku berjalan mengekori Lydia menuju lantai 5 dimana bangsal Brad berada. Keluar dari elevator, Lydia masih berjalan menyusuri koridor Rumah Sakit yang cukup sepi. Tidak berselang lama, Lydia berhenti di depan sebuah pintu putih.

"Silahkan Ny. Traver, ini bangsal Tn. Simpson."

"Oh panggil saja aku Summer, dan terima kasih Lydia sudah mengantarku kemari."

"Oh baik. Sama-sama, Summer. Baiklah saya pamit dulu. Permisi." ujar Lydia seraya mengulas senyum, dengan begitu ia melenggang, meninggalkanku sendiri di koridor Rumah Sakit. Aku memegang gagang pintu, membuang nafas dengan berat, lalu kudorong pintu tersebut dengan perlahan. Pria itu ada dihadapanku sekarang. Duduk diatas ranjang, aku tidak melihat luka sedikitpun di tubuhnya. Aku mendapati Brenda juga berada disana.

Aku menahan langkah ketika seorang dokter masih berbicara dengan Brad disana. Kedua tanganku saling terkait, berdiri menunggu didepan pintu. Aku tidak paham apa yang sedang mereka bicarakan, tetapi aku berusaha menangkap pembicaraan mereka walaupun terdengar samar-samar ditelingaku.

"Kau tidak bisa menganggap ini remeh Brad." ujar Dokter tersebut.

"Ya, aku tahu." jawab Brad.

"Aku serius Brad, ku harap kau segera mengatur pertemuan dengan Dr. Herrin."

"Ya, akan kulakukan setelah aku membicarakannya dengan kekasihku."

"Lebih cepat lebih baik Brad. Dan kau diperbolehkan pulang malam ini."

"Baik dokter, terima kasih."

Dengan begitu Dokter tersebut berbalik dan berjalan melaluiku sebelum menarik knop pintu dan keluar. Beliau sempat memberiku senyuman hangat sebelum keluar dari bangsal. Rambut yang hampir seluruhnya putih, kerutan di wajahnya, dan kantung mata yang terlihat sangat jelas, secara tidak langsung menunjukkan betapa seniornya beliau di Rumah Sakit ini.

Brad menangkap keberadaanku yang masih mematung diujung ruangan.

"Hei." sapaku, aku berjalan menghampiri Brenda dan memeluknya dengan singkat. "Astaga, apa yang terjadi padamu Brad" suaraku bergetar, tak kuasa menahan air mata yang sudah kutahan sejak tadi. Ternyata aku salah, ada memar di pelipis kanan Brad. Luka ringan, tetapi cukup membuatku merinding ngeri membayangkannya.

"Kemarilah sayang." Brad membuka kedua tanganya, menginstruksikanku untuk mendekat kearahnya. Tanpa basa-basi aku memeluknya dan menenggelamkan wajahku didadanya. Air mataku tumpah. Aku tidak peduli jika aku menangis sekarang. Beberapa menit yang lalu, Brad membuatku khawatir luar biasa. Dan betapa bersyukurnya aku sekarang, keadaannya tidak seburuk yang ada di pikiranku.

"Apa yang terjadi padamu?" tanyaku.

"Hanya kecelakaan kecil, sayang. Kau tak perlu khawatir." tangan Brad mengusap puncak kepalaku dengan lembut, dan aku sangat menyukai kebiasaan itu.

"Tentu aku khawatir."

"Maafkan aku sudah membuatmu khawatir, sayang."

"Okay okay lovebirds, kurasa aku harus keluar sekarang. aku tidak mau mengganggu momen kalian." Celetuk Brenda. Seketika aku dan Brad terkekeh bersamaan.

Just You (Bradley Simpson)Where stories live. Discover now