"Udah geli ngapain dilanjutin?"

Dewa hanya menghela nafasnya, "Udah, gausah dilanjutin. Entar malah jadi panas."

Sedangkan Lia hanya mengerucutkan bibirnya. Ia mengerti maksud Dewa. Tapi ia juga ingin tahu.

"Gak dikasih tau juga sekarang udah panas," desis Lia sambil menghalangi wajahnya dari matahari yang sedikit menusuk kulitnya dengan kedua tangannya.

Dewa lagi-lagi menghela nafasnya, udah kaya bawa beban pikiran 1 ton.

"Aku kan udah pernah bilang, aku dulu suka dia karena dia rambut pendek, 'kan?" Lia mengangguk seadanya.

"Udah, cuma sekedar itu aja. Dulu aku emang pinginnya deketin dia, tapi sebenarnya aku suka kamu duluan dari pertama kali liat kamu waktu tasku ada di meja kamu,"

"Cuma ya karena dia rambut pendek, jadi, ya ... Makanya aku gak pernah tuh menye-menye sama dia. Keliatan peduli juga enggak, 'kan? Dari dulu kamu liatnya aku peduli sama siapa? Kamu doang, 'kan?"

"Dasar plin plan," cibir Lia.

"Dari pada aku--"

"Aisshh, kenapa lo selalu pake aku-kamu sih tiap jelasin beginian? Kan aku jadi gak bisa emosi!" decak Lia.

Sedangkan Dewa terkekeh, "Ya emang apa salahnya ngomong pake aku-kamu ke pacar sendiri, hm?"

Dewa lalu menyelipkan anak rambut Lia yang tertiup angin ke belakang telinga kekasihnya.

"Lagian emang maksud gue juga bikin biar lo gak marah, sih. Hehe," sambung Dewa sambil mengulas cengirannya.

"Sebel banget gue sama lo," gerutu Lia.

Dan Dewa lagi-lagi hanya bisa tertawa melihat tingkah wanita disampingnya ini. Gemes.

"Tapi sayang, 'kan?"

Lia langsung menatap Dewa malas. Sedangkan pria yang ditatap itu hanya terkekeh dan langsung memeluk Lia dari samping.

"Kalau sayang tuh bilang, gak usah malu-malu meong garong. Tinggal bilang sayang kok susah banget kaya mau jawab soal USBN," kata Dewa sambil sedikit terkekeh.

"Ya abisnya lo tuh nyebelin," gerutu Lia yang masih tak membalas pelukan menyampingnya Dewa.

"I love you," ujar Dewa dengan santai.

"Gue bilang lo nyebelin, kok malah menye-menye," omel Lia.

"Gue bilang I love you, kok malah ngomel-ngomel."

"Lo nyebelin."

"Tapi sayang AP."

"Tapi Dewa nyebelin."

"Tapi Dewa sayang Lia."

"Menye-menye aja terus," cibir Lia. Nih cowok kalau didiemin, lama-lama pasti bakal ngelunjak.

"Sayang," ujar Dewa.

Kan.

"Nyenyenye."

"Yaudah kalau lo ga say--"

Dewa hendak melepas pelukannya, namun Lia menahan tangan Dewa yang berada di lengannya.

"Iya, gue juga sayang sama lo. Ih, bawel banget sih jadi cowok."

Dewa hanya terkekeh dan kembali memeluk Lia dari samping. Posisi ini nyaman, hehe.

"Makasi udah dateng di kehidupan gue, AP," gumam Dewa dalam pelukannya.

"Ck, alay banget lo kaya di sinetron," sahut Lia.

"Jangan sampe hidup kita kaya di sinetron, amit-amit," sambung Lia seraya menggelengkan kepalanya.

Dewa hanya tersenyum mendengar perkataan gadis yang berada di dalam pelukannya ini. Bisa-bisanya berpikiran seperti itu.

"Ternyata perasaan emang gak ada yang tau, ya?" kata Dewa sambil melepas pelukannya.

Lia hanya menaikkan bahunya. "Bahkan gue juga gatau kalau bisa suka sama cowok tengil dan nyebelin kaya lo."

"Jangan lupain ganteng dan kerennya, dong," tambah Dewa.

Lia spontan tertawa geli. "Dih, ngarep."

Lia pun juga bahagia bisa bertemu dengan Dewa. Walau Dewa adalah pria yang selalu membuatnya sebal dan kesal, tapi Dewa juga pria yang selalu mengerti dirinya dan memperhatikan dirinya melebihi dirinya sendiri. Juga pria yang bisa membuat Lia bahagia dan merasakan bagaimana rasanya 'uwu' yang pernah ia rasakan saat membaca atau menonton hal fiksi yang romantis.

ㅡㅡㅡ
-beneran end-

Lemme remind you, masih ada extra chapter, guys!❤️ Tapi maaf, aku gak bis update sekarang :( anw semoga terhibur & bisa mengisi waktu luang kalian!

Makasih udah baca dan apresiasi cerita ini! Have a great day & night

Btw maaf kalau cerita ini mungkin enggak sesuai ekspetasi kalian. Terutama dalam segi alur yang bener-bener ringan banget. Karena tujuanku memang buat cerita yang alurnya ringan tanpa masalah wkwk. Cuma isi tingkah nyebelinnya Dewa bareng Lia. Dan aku juga belum bisa untuk bikin alur yang literally plot twist atau berat. Aku masih belajar juga, dan sedang berusaha sebaik mungkin di cerita-cerita lainnya yang sedang aku tulis.

Makasi banyak atas supportnya kalian selama ini!!!❤️❤️ It really means a lot to me. I appreciate every your comments, votes, etc.

Kami dari geng taruhan kapal DewaLia pacaran mengucapkan selamat dan turut berbahagia. Ditunggu pajak jadiannya🙏 dan terima kasih untuk kalian yang sudah mengikuti cerita perjalanan hubungan Dewa Lia yang terbuat dari batu krikil.
- Dita, Bram, dan Prasetya ganteng.

Unspoken FeelingOnde histórias criam vida. Descubra agora