03 - TOD

79 44 43
                                    

"YEAY JAMKOS!"

Teriakan itu mengalihkan perhatian seisi kelas. Aditya yang baru saja memasuki kelas langsung berlompat-lompat bahagia.

"Jamkos? Siapa jamkos?"

"Sekarang jamkos?"

Dan banyak pertanyaan lainnya. Semua murid XII IPA 3 langsung melontarkan berbagai pertanyaan.

"Kelas sebelah jamkos," jawab Aditya sambil terkekeh.

"SETAN, gue kira kita," seru Ayu. Sorakan melemah dan menyoraki Aditya. Sedangkan orang yang sedang disoraki di depan itu hanya cengengesan.

"Canda ges canda. KITA JAMKOS SAMPE JAM 12! Ayo ayo bersorak ria!"

Kini semua murid kelas XII IPA 3 langsung bersorak ria. Yeah, akhirnya mendapatkan surga dunia. Mendapat 2 jam free class bukanlah sesuatu yang sering. Hal langka.

"Tapi jangan keluyuran. Diem di kelas."

"SIAP PAK KETU!"

Setelah keadaan kelas mulai damai, tidak-- suasana kelas tidak akan damai. Apalagi disaat jam kosong.

Disaat semua murid sudah sibuk dengan dunia nya sendiri, Lia baru tersadar sesuatu.

Ia tak tahu harus ngapain. Banyak yang sedang bercerita, bermain game, dan lainnya.

Yang ia bisa lakukan hanyalah memainkan HP nya. Tapi kini, ia tak memiliki kuota. Ah, menyebalkan.

"Dit, lo ngapain?"

"Ya lo liatnya gue lagi ngapain?"

"Nonton drakor."

"Yaudah." Dan Dita pun kembali fokus pada dramanya. Sedangkan Lia menarik nafasnya dan memanyunkan bibirnya. "Persis kek bebek," gumam Dewa dari tempat duduknya.

"Aissh, gue harus ngapain ya." Lama-lama Dita bisa stress gara-gara jam kosong. Padahal ia harusnya menikmati surga dunia itu.

Ia lalu berbalik menghadap belakang, terlihat Prasetya sedang menunduk ke bawah dan menggunakan salah satu tangannya sebagai bantalan. "Prasetya, lo ngapain?" Namun tak ada jawaban dari Prasetya.

"PRASET--" Lia mengguncangkan badan Prasetya. Betapa terkejutnya ia melihat Prasetya ternyata sedang tertidur dan kini sudah hampir jatuh dari kursinya karena Lia yang mengguncang badannya dan Prasetya yang terkejut.

"AP, lo bangunin gue kek dorong kebo aja," omel Prasetya sambil mengumpulkan nyawa nya.

"Aish, maaf, maaf. Gue gatau lo tidur. Gue kira lo lagi nonton diem-diem di kolong meja." Lia merasa bersalah karena membangunkan Prasetya dengan tiba-tiba.

"Tapi lo kan emang kebo," lanjut Lia sambil sedikit tertawa.

"Hm, kenapa lo manggil-manggil ha?"

"Pasti AP gabut, yakan?" Tebakan Bram itu memang tepat sasaran sekali!

"Lo tuh em--"

"Gak ada sesi muji-muji, ayo main TOD!"

"Lah, napa langsung TOD?!" Lia tak terima. Ia paling tak suka permainan itu. Iya kalau mereka boleh milih Truth or Dare, kalau ditentukan dari aplikasi? No, no. Lia tak suka melakukan tantangan.

Soalnya tantangan dari temen kadang suka ga ngotak.

"Tapi boleh milih kan mau jujur atau tantangan?" tanya Lia.

"Hm, kalau lo maunya gitu, yauda ayo." Lia langsung menunjukkan mata berbinarnya. Ah, Prasetya dan Bram ini memang teman terbaiknya!

"Dit, Dit. Lo ikut main TOD ga?" Lia mengguncang-guncangkan bahu Dita. Tak peduli ia sedang menonton drama.

Unspoken FeelingWhere stories live. Discover now