18 - Cerewet

33 19 27
                                    

"Sayang, ayo kita pulang."

"HAH?!"

Lia masih bingung dengan kejadian di depannya ini. Sedangkan Dewa langsung merapikan tas miliknya dan Lia, lalu menarik Lia untuk pergi

Lia yang masih bingung dengan keadaan saat ini hanya bisa mengikuti Dewa. Sambil sesekali menoleh ke belakang.

Sebenarnya ada apa?

Dan sekarang Lia pun tak tahu kemana Dewa membawanya. Ia hanya mengikuti Dewa.

"Wa, kita mau kemana? Kan jalan keluarnya disana."

Dewa langsung menghentikan langkahnya. Mereka berada di parkiran belakang sekolah. Dan disana juga sudah agak sepi karena jarang sekali ada murid yang parkir disana, kecuali parkiran depan sekolah mereka penuh.

"Sorry."

Lia mengerutkan alisnya bingung, "Buat?"

Dewa menghela nafasnya, "Maaf gue tiba-tiba narik lo, dan ngajak lo kesini."

Lia mengerjapkan matanya. "Y-ya, gapapa. Tapi tad--"

"Buat yang tadi gausah dibahas sekarang, ya?" pinta Dewa.

Lia lagi-lagi bingung, memang kenapa?

"Ehm, oke." Lia langsung menganggukkan kepalanya sedikit ragu.

"Oh, iya. Sini bawa tas gue," pinta Lia pada Dewa. Lalu Dewa pun memberikan tas milik Lia.

"Lo pulang sama siapa?"

Lia tampak bingung. "Em, kayanya mau ojek online," jawabnya ragu.

"Pake HP siapa?" Lia mengerutkan dahinya, "Ya HP gue lah, yakali HP nya Bu Mita."

"Bukannya batre HP lo habis?"

Oh iya.

"Iya juga. Tapi kalau buat mesen gitu doang sih kayanya bisa." Sebenarnya Lia pun juga ragu. Tetapi masa iya dirinya harus mengatakan yang sebenarnya.

"Pake HP gue aja."

"Eh? Gausah, gapapa," tolak Lia.

"Ya terus kalau mas nya tiba-tiba dateng, terus HP lo batrenya habis gimana?" Lia juga tampak ragu. Sebenarnya perkataan Dewa ada benarnya. Tapi ia tak enak meminjam HP Dewa.

"Lo-- gapapa gue pinjem HP nya?"

Dewa mengerutkan dahinya, "Ya gapapa. Tadi aja gue nyuruh lo mainin HP gue kalau gabut."

Iya juga.

"Yaudah, cepetan gih. Ntar mama lo nungguin."

"OH IYA! Gue kabarin mama dulu."

Lia langsung membuka layar HP nya. Dan baterai di HP nya menunjukkan 1%.

"HAH KOK SISA 1% DOANG ANJIR?!"

"Semoga cukup buat nelpon mama," sambungnya.

Ia langsung mencari kontak mamanya dengan cepat. Supaya baterai HP nya tidak keburu habis.

Namun semuanya sia-sia, baru saja Lia menekan tombol hubungi, tiba-tiba HP miliknya mati.

"Aish."

"Kenapa?"

Lia langsung mengalihkan pandangannya ke Dewa, "HP gue mati."

"Ck, itu yang katanya cukup buat mesen ojol?" Sedangkan Lia hanya memanyunkan bibirnya dan kesal pada Dewa.

"Nih, telpon mama lo pake HP gue. Bilangin, gue yang nganter."

Lia langsung mengambil HP milik Dewa dan menunjukkan cengirannya, "Oke, makasi, Wa. Hehe."

Unspoken FeelingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora