06 - Waiting

59 41 50
                                    

Lia langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur.

Tentu setelah ia membersihkan diri sehabis pulang sekolah. Ia merasa hari ini sangat melelahkan.

Memang kapan ada hari yang tak melelahkan?

Tapi hari ini Lia merasa lelah. Sangat lelah.

"Kayanya mending gue tidur siang."

Baru saja Lia akan menuju alam mimpi, namun tiba-tiba ia membuka matanya.

"Gak. Entar gue kelepasan tidurnya. Terus malah mimpi pangeran setan kek kemarin."

Lia menggelengkan kepalanya dan langsung merubah posisi tubuhnya menjadi tengkurap. "Gak, gue rebahan ajalah."

Padahal ia sedang membuka Instagram, tapi pikirannya malah pada curhatan Tiara tadi.

Apa yang Dewa katakan padanya.

Semuanya. Semua hal roman-- menggelikannya.

"Setan."

"Hadeh, gue diem-diem doang. Tapi yang disalahin gue terus," ujar salah satu setan yang mendengar makian Lia.

ㅡㅡㅡ

"Guys, guys. Gue mau cerita." Tiara langsung menghadap ke belakang bersama Rani.

Lia hanya menolehkan pandangannya ke arah Tiara. Sedangkan Dita langsung semangat dan bertanya, "Tentang kelanjutannya lo sama anu?"

Ah, Lia sebenarnya ingin sekali tak mendengar cerita kelanjutannya. Tetapi ia tak mungkin membiarkan temannya menahan cerita.

Mau curhat malah dipendam.

Ia tahu bagaimana rasanya tak memiliki teman curhat.

Tetapi Lia merasa, apakah Tiara memang benar-benar ingin bercerita, atau hanya sekedar memamerkannya?

Ah, sudahlah. Lia tak terlalu memikirkan hal tersebut. Siapatau Tiara memang memerlukan teman curhat.

"Terus, gimana?" tanya Lia bersemangat menunggu kelanjutan dari hubungan Tiara dengan Dewa. Lebih tepatnya berusaha bersemangat.

"Gue tolak."

Dita, Tiara, dan Rani lagi-lagi membelalakkan matanya atas curhatan Tiara.

"HAH?!"

Tiara yang mendengar itu terkejut setengah mati. "HEH! Astaga, kaget gue. Biasain aja dong!"

Sedangkan Dita, Lia, dan Rani hanya menunjukkan cengirannya dan meminta maaf.

"Tapi kenapa lo tolak?" tanya Rani.

Sedangkan Tiara menggeleng, "Gue ga suka sama dia. Geli gue tiap dia ngechat."

Seketika tawa Dita, Lia, dan Rani meledak mendengar itu.

"Asli, gue sih setuju sama lo. Gue yang baca aja geli banget," timpal Lia.

"Iya sih. Tapi ya namanya romantis beb," ujar Dita.

"Tapi geli, yakan AP?" Lia pun menganggukkan kepalanya setuju atas ucapan Tiara.

"Lo berdua emang cewe yang ga romantis," omel Rani sambil tertawa.

Sedangkan Lia dan Tiara langsung saling memberikan tos.

Mereka berempat kini asik bercerita. Entah apa saja yang mereka ceritakan. Semuanya mengalir begitu saja.

Tenang saja, yang mereka obrolkan bukanlah tentang keburukan orang lain.

Unspoken FeelingМесто, где живут истории. Откройте их для себя