04 - Pangeran

79 41 64
                                    

Huh, hari-hari ini cepat sekali berlalu. Padahal Lia merasa kemarin harinya tak akan ada habisnya. Apalagi untuk menyentuh hari Minggu, rasanya lamaaaa sekali. Tapi ternyata ia telah melewati hari Minggu berkali-kali disaat kelas 12.

Dan tentu saja tugas sekolahnya itu semakin rumit. Dan aneh-aneh, menurutnya. Ada yang disuruh membuat gambar melalui excel lah, membuat kandang ayam lah, dan banyak tugas aneh lainnya. Bahkan sampai ternak lele.

Lia terus bertanya-tanya mengapa ia harus beternak lele.

Kalau kata gurunya, "Biar ada pengalaman kerja dan ternak lele."

Tapi Bu, Lia ga bakal pernah ternak lele. Dan lagipula, untuk apa ia beternak lele? Memangnya ia akan menjadi penjual lalapan?

Ya walau semakin banyak keahlian juga semakin bagus, sih. Tapi, ya ga gitu juga, Bu. Mana Lia dan teman-temannya tidak pernah beternak lele pula. Lalu jika lele itu sudah dewasa, apa yang akan ia lakukan? Memakannya? Tidak mungkin. Lia tak mungkin tega memakan daging hewan yang ia rawat. Walau ia juga tidak terlalu mengurusnya, karena papa nya lah yang selalu mengurus perawatan lele itu. Lia tak mengerti caranya. Tapi setidaknya Lia sering memberi makan lele itu, Ia tetap tak akan tega untuk memakannya.

Disaat Lia sedang asik memainkan HP nya, tiba-tiba ia mendapat serbuan notifikasi dari Dita.

Disaat Lia sedang asik memainkan HP nya, tiba-tiba ia mendapat serbuan notifikasi dari Dita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Huhh, cobaan apalagi ini? Batin Lia.

Ini temannya yang bodoh atau Lia yang terlanjur emosi?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini temannya yang bodoh atau Lia yang terlanjur emosi?

Ia sudah tidak mood menunggu balasan dari Dita. Tak peduli bagaimana.

Lia lalu membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Lebih tepatnya kasur ternyamannya. Tak peduli empuk atau tidak, besar atau tidak, tapi kasur itu adalah kasur ternyaman di dunia baginya.

Lama kelamaan mata yang tadinya melihat dinding kamar, langsung menjadi terpejam secara perlahan. Sepertinya ia memerlukan tidur. Lia merasa harinya sangat melelahkan.

Ia ingin merasakan ketika bangun, ia sudah disambut oleh pangerannya. Persis seperti di negeri dongeng dan cerita novel. Bayangkan jika ia terbangun, lalu pangerannya sudah menunggunya di depan untuk mengajaknya keluar. Sekedar mencari angin atau berjalan-jalan. Karena hari ini menurutnya sangat melelahkan.

Unspoken FeelingWhere stories live. Discover now