32 - Makasi, AP

27 13 26
                                    

Akhir tahun semakin dekat. Pertanda bahwa sekolah mereka akan banyak mengadakan acara akhir tahun.

Entah apa yang akan mereka adakan, bahkan seluruh muridnya pun tidak akan hafal. Saking banyaknya acara yang selalu sekolahnya bikin.

Dan kali ini, salah satu acara yang akan sekolahnya adakan adalah berbagai kategori tahunan. Most clever, most friendly, dan banyak most lainnya.

Bahkan sampai ada Couple of The Year. Dan perwakilan kelas harus mengajukan satu pasangan.

Atas paksaan dari seluruh isi kelas, akhirnya Lia dan Dewa terpilih menjadi pasangan dari kelasnya. Karena sepertinya, teman kelas Lia masih belum bisa move on dari drama Rapunzel yang terjadi beberapa waktu lalu.

Padahal mereka bukan pasangan yang sesungguhnya. Dalam peraturan memang tak mencantumkan apakah mereka harus pakai pasangan yang asli atau tidak.

Oleh karena itu, teman kelasnya Lia mengajukan mereka. Menurut mereka, Lia dan Dewa adalah pasangan yang terlihat serasi. Terlebih lagi tak ada pasangan yang benar-benar berpacaran dikelasnya mereka. Kalau tidak beda sekolah, ya beda kelas.

Sebenarnya Lia menolak semua itu. Karena ia tak tahu apa yang akan ia lakukan disana. Dan ia tak ingin mencari tantangan baru. Apalagi bersama Dewa.

Tetapi teman-temannya itu terus saja memaksanya. Bahkan sampai hari H pengumpulan data diri, mereka masih juga belum mengumpulkan nama lain. Mereka hanya menunggu Lia dan Dewa.

Dengan berat hati, Lia harus menerimanya. Demi kelas.

Jangan tanya Dewa menerimanya atau tidak, ia hanya akan mengikuti alur. Kalau Lia menerima, ya ikut. Kalau tidak, ya udah ga ikut.

Dan sekarang Lia sedang melakukan sebuah photoshoot seadanya bersama Dewa. Mereka melakukannya di sekolah, dengan pakaian bertema putih dan jeans.

Lia hanya menggunakan sebuah baju lengan panjang kebesaran berwarna putih yang memiliki ikatan di bagian bawah baju tersebut. Dan sebagai bawahan, ia hanya menggunakan celana jeans panjang dengan sepatu sandal casual berwarna coklat.

Sedangkan Dewa hanya memakai baju kaos berwarna hitam dibaluti dengan sebuah kemeja berwarna putih.

Padahal mereka sebelumnya tak berjanjian, tetapi pakaian mereka bisa cocok jika disandingkan.

Lia rasanya ingin menggelengkan kepala sekaligus menelan salivanya. Semua murid yang melakukan photoshoot di depannya ini menggunakan pakaian yang agak minim dan sangat modis. Serta mereka melakukan berbagai pose ini iyu bersama pasangannya, yang tentu tak bisa Lia lakukan. Bukan karena Lia geli -walau memang menggelikan baginya-, tetapi karena Lia memang tidak bisa berpose.

Ia tak yakin, bagaimana ia akan berfoto dengan Dewa nanti. Apakah ia harus menggandengnya? Tidak, itu terlalu aneh dan polos. Lalu bagaimana jika ia memeluknya dari samping? Seperti pasangan yang sedang berfoto kali ini. Tidak, Lia tidak mungkin melakukannya. Apa Lia harus--

"Gak usah diliatin. Lo itu Avrilia, bukan mereka," bisik Dewa. Ia tahu bahwa wanita disampingnya ini tengah bergelut dengan pikirannya. Terlihat dari Lia yang sibuk memainkan tangan sambil memilin ujung bajunya.

Setidaknya Lia merasa sedikit tenang dengan perkataan Dewa. Walau ia tetap kebingungan dengan pose apa yang akan mereka lakukan nanti.

Akhirnya Dewa dan Lia mendapat panggilan untuk melakukan photoshoot. Mereka beranjak dan pergi menuju tempat yang sudah disiapkan.

Lia hanya diam. Begitu juga dengan Dewa. Mereka tak tahu harus bagaimana.

"Ayo pose sekarang," ujar pria yang sedang memegang kamera dan siap memotret mereka.

Unspoken FeelingWhere stories live. Discover now