48 - Mau selingkuh

Start from the beginning
                                    

Lia mengerutkan dahinya, bingung. Disini hanya ada mobil. Lalu dimana si gendut yang biasa Dewa bawa itu? Apa si gendut itu dihitung sebagai mobil karena kegendutannya?

Dewa mengeluarkan sebuah kunci dan menekan salah satu tombol. Lalu, salah satu mobil pun berbunyi, seperti sedang dipanggil oleh sang majikan.

Dewa lantas menghampiri mobil mini dengan warna hitam yang sudah ia bunyikan tadi, lalu membuka pintu depan kiri mobil tersebut, guna menyambut Lia.

"Masuk," titah Dewa.

Bukannya mengikuti suruhan Dewa dan masuk ke dalam mobil, Lia justru bertanya, "Ini mobil siapa?"

"Mobil hasil curian gue."

"Ya mobil gue, lah, Pe. Astaga," lanjut Dewa sambil menghela nafasnya. Lia ini sakit atau bagaimana? Kalau Dewa mempersilahkannya untuk masuk, berarti itu memang mobilnya. Gak mungkin dong Dewa nyuri. Nanti dosa.

Lagipula, Dewa juga gak tau cara nyuri mobil itu gimana.

"Mobil lo?"

"Gak sih, mobil papa gue. Cuma papa lagi dikasi mobil dinas, jadi gue pinjem mobilnya buat ke sekolah," sahut Dewa.

"Serius?"

"Iya, AP. Apa perlu gue tunjukkin STNK mobilnya?"

"Sekalian sama SIM A lo," gurau Lia sambil tertawa sedikit. Sedikit aja. Soalnya itu gak lucu banget. Dewa yang sudah biasa mendengar gurauan garing Lia udah gak bisa respon apa-apa lagi, udah iya-in aja deh.

"Ayo cepetan naik. Lo mau jadi jemuran?"

Lia langsung memasuki mobil itu. Begitu juga Dewa, ia langsung berpindah ke pintu satunya dan menghidupkan mobilnya.

Tak ingin menunggu waktu lebih lama lagi, Dewa langsung mengeluarkan mobil tersebut dari garasi dan pergi menuju rumah Lia.

"Pantes aja tadi gak dikasi pake jaket," cibir Lia. Sedangkan Dewa hanya sedikit tertawa mendengar itu. Wanita di sampingnya ini selalu saja ngomelin ini itu.

Namun Lia membiarkan jaketnya terpasang, hanya membuka resleting jaket tersebut terbuka. Malu juga kalau mau dibuka. Soalnya tadi gengsinya buat pake jaket udah tinggi.

Beberapa menit berlalu, suasana di dalam mobil cukup canggung. Karena bising kendaraan dari luar yang tidak terlalu terdengar di dalam, mereka jadi bingung, gimana caranya biar awkward-silence ini bisa berakhir.

"Kok diem banget, sih?"

Yah, akhirnya Dewa berbicara.

Lia hanya mengedikkan bahunya, "Gue juga gatau."

"Mau idupin lagu pacar halu lo, gak?" tawar Dewa. Tentu saja Lia dengan bersemangat menerimanya. Tidak mungkin Lia menolak kesempatan mendengar lagu THE BOYZ.

Lia bersiap mengambil flashdisk yang selalu ia bawa, namun Dewa menghentikannya. "Gue ada lagu THE BOYZ."

Lia langsung membulatkan mata sekaligus mulutnya, "Serius lo? THE BOYZ? Pacar gue? THE BOYZ yang pake Z loh, ya."

"Pacar halu lebih tepatnya," ralat Dewa.

"Iya, iya. Maksud gue it-- IH KOK ADA CLOVER?" ujar Lia yang terkejut karena tiba-tiba mendengar intro lagu Clover yang keluar dari speaker mobil milik Dewa.

"Kan, gue udah bilang, gue ada," sahut Dewa.

"Ih, keren. Gue kira lo gak bakal nyimpen lagu THE BOYZ di flashdisk lo." Senyumnya semakin ngembang karena mendengar suara pacar halunya itu di dalam mobil, bersama Dewa.

Unspoken FeelingWhere stories live. Discover now