LEONA 🌻 34

126 30 32
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak kalian sebelum membaca.

Kalo ada typo/kesalahan dalam menulis langsung komen aja ya.

° • ° • ° • ° • ° •

Kini kondisi ruangan Leona pun berubah menjadi sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini kondisi ruangan Leona pun berubah menjadi sunyi. Radik kembali ke ruangan Raya, begitu juga dengan Qira yang kembali ke rumah, karena merasa Leona ada yang menjaganya.

Tatapan Leona kosong. Matanya menjadi sembab, kedua pipinya terdapat bekas air mata, wajahnya pucat pasi, begitu juga dengan bibirnya. Napasnya masih sesenggukan, membuat Bara tak tega.

Iya, Bara yang menemani Leona malam ini. Tentu saja atas izin dari Bundanya. Dan Bundanya juga ikut mengawasi, tapi tidak secara langsung.

Bara ikut diam, menatap Leona secara lamat. Suara jam yang terus berdetik membuat ruangan menjadi tidak begitu sunyi.

"Leona, kamu masih mau diam aja?" tanya Bara tak tahan dengan situasi seperti ini. Tak ada sahutan dari Leona. Bara menghela napas. "Tadi juga respon sahabat kamu sama, siapa tuh namanya? Raya?" Leona menoleh mendengar nama sahabatnya disebut. Bara tersenyum tipis karena berhasil menarik perhatian Leona.

"Tadi aku sempet antar Raya ke ruang ICU buat mastiin sesuatu, setelah Raya tahu, ya reaksinya sama kayak kamu. Bedanya, kalau Raya masih sadar."

Setelah mendengar penuturan Bara, Leona kembali ke kegiatan sebelumnya. Melamun. Bara menelungkupkan kepalanya di atas tempat tidur Leona dengan tangan sebagai bantalannya. Pasrah dengan situasi saat ini.

Merasa ada pergerakkan, Bara segera mengangkat kepala kala melihat Leona tengah berusaha turun dari tempat tidurnya.

"Kamu mau ke mana?"

"Kamar mandi," jawab Leona seadanya. "Bentar, aku bantu." Leona menyentak tangan Bara secara kasar. "Gak perlu! Aku bisa sendiri," ucapnya dengan nada dingin. Merasa ada perubahan dari Leona, Bara tidak berniat untuk menegurnya. Wajar, pikir Bara. Karena Leona sedang berada di titik terlemah dalam hidupnya.

Setelah Leona masuk ke dalam kamar mandi dengan tenaga seadanya, Bara memutuskan untuk ke ruangan Raya karena jas almamaternya tertinggal di sana.

Ceklek

Bara membuka pintu ruangan Raya. Lalu seorang pria yang tengah duduk di samping Raya pun menoleh menatap Bara. Merasa kenal, Bara pun mendekati pria tersebut dan bertanya, "Loh? Papanya Leona? Kok ada di sini?"

Radik bingung ingin menjawab apa. "Temenin Raya, kan dia juga sahabatnya Leona." Bara mengangguk. Radik lega karena Bara tidak banyak bertanya. "Kalau gitu, saya pamit ke ruangan Leona lagi ya, om?"

Radik mengangguk. Namun sebelum Bara pergi keluar, Radik sempat memanggil Bara untuk menyampaikan pesan pada putrinya. "Nama kamu siapa?" tanya Radik. "Bara, om," jawab Bara memperkenalkan diri.

L E O N A [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang