LEONA 🌻 13

146 34 42
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak kalian sebelum membaca.

Kalo ada yang typo/kesalahan dalam penulisan, langsung komen aja ya.

° • ° • ° • ° • ° •

Tak terasa, ternyata aku sudah bersekolah satu bulan lamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak terasa, ternyata aku sudah bersekolah satu bulan lamanya. Papa dan Mama pun sudah jarang berdebat di rumah, hasil ulangan harian ku pun tak mengecewakan sehingga Mama dan Papa tak mempunyai alasan untuk marah padaku.

Aku pun menjadi dekat dengan Sera dan kelima temannya. Tak sampai di situ, aku juga makin dekat dengan teman sekelas. Hanya Tere, teman duduk yang sampai saat ini belum pernah mengobrol denganku. Bahkan untuk tugas kelompok pun dia lebih memilih untuk mengerjakannya seorang diri. Aku sudah berusaha untuk mengajaknya bicara, tapi dia tak merespons.

Kini aku tengah asik menggambar di kertas berwarna, dan juga menulis di sebuah note berukuran kecil. Ini memang sudah menjadi kebiasaan, di kala suka maupun duka, aku pasti selalu melakukan hal ini. Lalu setelahnya, aku selalu menyimpan bahkan menempel semua hasil karya dari kedua tanganku ini.

Menempel pada dinding kamar, dan di bawah kolong meja. Seharusnya sih tidak boleh, tapi aku menutupinya. Lagi pula, masih ada loker untuk dijadikan tempat pengganti.

"Selesai!" Aku berseru senang ketika melihat hasil karyaku, menggambar seekor Panda.

"Ck! Lo berisik banget sih!" Tiba-tiba Tere menoleh dan mengambil hasil karyaku dengan kasar. "Ga ada kerjaan lain selain gambar ginian?"

Lalu aku merampasnya kembali dan menjawab, "Kegiatanku jauh lebih bermanfaat dibandingkan kamu yang asik mendengarkan musik."

Tak lama kemudian, Sera dan kelima temannya menghampiri mejaku. "Mel, kantin yuk! Gue mau beli bakso nih," ucap Violet. Ah iya, teman di kelasku memanggil namaku "Melati". Padahal aku jauh lebih nyaman dengan panggilan Leona.

"Eh? Emang gak papa ya? Guru kita kan belum masuk."

"Ah elah, lagian bapaknya bilang telat 20 menit. Lumayan lah buat ke kantin mah, ayo!" Hauna langsung menarik tanganku secara paksa. Jika sudah begini, mau bagaimana lagi?

"Tunggu!" Seruan dari Tere membuat Sera dan yang lain menoleh ke arah sumber suara. "Lo semua jangan racunin dia ya!" Lanjutnya.

Ku lihat Sera tersenyum sinis seraya bersidekap dada, "Lo ngomong sama gue?" tanya Sera dengan tangan yang menunjuk dirinya sendiri. "Emang kita kenal? Hahahah." Sera langsung tertawa setelah melontarkan pertanyaan tadi.

"Sera ... udah." Aku memberhentikan Sera agar apa yang ia lakukan tak menimbulkan pertengkaran. Yah, begitulah Sera. Tidak hanya Sera, Hauna pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua seperti suka memancing masalah.

"Ck! Lo kenapa sih jadi suka ngatur gue?! Lo pikir sikap lo bener?!" Tiba-tiba Sera membentak sambil menunjuk wajahku. Kalian perlu tahu, bahwa dalam satu bulan ini, aku memang selalu menegur perbuatan Sera dan yang lain untuk mencegah pertengkaran. Tapi ya beginilah respons yang mereka berikan kepadaku. Apa aku salah? Tidak kan?

L E O N A [TAMAT]Where stories live. Discover now