LEONA 🌻 27

100 27 86
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak kalian sebelum membaca.

Kalo ada typo/kesalahan dalam menulis langsung komen aja ya.

° • ° • ° • ° • ° •

Aroma dari minyak kayu putih membuatku tersadar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma dari minyak kayu putih membuatku tersadar. Perlahan, aku membuka mataku dan menyesuaikan cahaya yang masuk. Aku melenguh ketika kepalaku terasa sakit kembali, tanganku refleks menjambak dan menariknya dengan kuat.

"Udah sadar?" Aku mendengar suara Mama. Aku langsung mencari keberadaannya dan melihat Mama tengah duduk di kursi belajarku dengan kaki dan tangan yang disilang. Matanya menatapku dengan tatapan yang tidak bersahabat.

"Baru belajar segitu saja pakai acara pingsan segala! Cuci tuh baju kamu! Bisa-bisanya baju basah karena darah sebanyak itu." Mama melempar baju yang semalam ku pakai. Ternyata pagi sudah tiba, berarti aku tidak sadarkan diri cukup lama ya? Atau mungkin aku hanya tertidur biasa?

"Buruan! Malah pegang kepala mulu, lelet!" Mama beranjak dari kursinya dan menarik tanganku secara paksa. Seperti yang kalian bayangkan, sudah pasti tubuhku langsung terduduk. Perlakuan Mama yang tiba-tiba membuatku pusing.

"Ma, bentar dulu, kepala Melati masih sakit," ucapku dengan suara parau. Mama melepas cekalannya dan terduduk. Ia mengamatiku, terutama di bagian tangan.

"Kamu kenapa jadi banyak memar gini sih? Habis dipukulin lagi di sekolah atau gimana?!"

Aku langsung mengikuti arah pandang Mama, dan ternyata benar. Aku segera turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi meninggalkan Mama. Aku mengunci pintu, lalu membuka seluruh pakaianku dan melihat pantulan diriku di cermin.

Di bagian perutku ada memar. "Hm? Apa ini karena terbentur meja belajar?" Aku berputar dan melihat area tubuhku yang lain. "Kok sampai ke kaki ya? Perasaan aku gak pernah jatuh." Aku menyentuh luka memar yang ada di kaki, sambil mengamatinya.

"Memarnya kok bisa kayak gini?" Aku mengamati pantulan diriku dan menemukan ada memar lain di bagian lengan. "Ini juga, apa karena sering dicengkram sama Mama? Tapi, gak mungkin sebanyak ini deh."

dok dok dok

"MELATI!! AMBIL BAJUMU SEKALIAN, CUCI!!" Aku segera memakai pakaianku kembali dan keluar dari kamar mandi. Ketika aku keluar, Mama menungguku di pintu kamar. "Cuci! Setelah itu belajar! Jangan mentang-mentang libur jadi bisa santai. Paham, gak?!" Perintah Mama. Aku mengangguk.

Aku langsung berlalu pergi dan mulai mencuci pakaian. Mama bilang ada banyak noda darah, tapi setelah ku lihat, tidak begitu banyak. Setelah semua noda darah hilang, aku langsung merendamnya di dalam ember yang berisi pewangi pakaian.

Aku meninggalkan pakaian itu sebentar untuk sarapan, karena saat ini waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Sejujurnya kepalaku masih sakit, bahkan seluruh tubuhku terasa lemas. Aku sempat bercermin, dan wajahku terlihat pucat.

L E O N A [TAMAT]Where stories live. Discover now