LEONA 🌻 15

121 30 20
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak kalian sebelum membaca.

Kalo ada yang typo/kesalahan dalam penulisan, langsung komen aja ya.

° • ° • ° • ° • ° •

Aku terus berlari mengitari Rumah Sakit untuk mencari ruangan yang dimaksud oleh Raya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku terus berlari mengitari Rumah Sakit untuk mencari ruangan yang dimaksud oleh Raya. Pandanganku mulai buram karena air mata, bahkan tenggorokan ku terasa sakit sebab menahan tangis. Aku ingin segera bertemu seseorang dan meminta maaf padanya.

"Ah! Di mana ruangannya?!" Aku merogoh saku dan mencari ponsel untuk menelpon Raya. Namun panggilan pertama dan kedua tak kunjung dijawab, hingga akhirnya aku terduduk di salah satu lorong.

ting!

Raya Qanita

|Lo di mana? Gue susul sekarang

Lorong 4 di dekat ruang tulip|

Lalu akhirnya Raya menemukanku, dan segera berlari ke tempat yang dituju. Ku lihat Diara tengah terduduk dengan kepala yang terus menunduk, tangisannya terdengar cukup keras. Matanya sembab, hidung berubah warna menjadi merah, tak ada senyum ceria lagi di wajahnya.

Aku mendekati Diara dan memeluknya dari belakang. Namun sayang, Diara melepas pelukanku secara paksa dan berdiri sambil mendorongku hingga tubuhku membentur tembok rumah sakit.

"Ngapain lo dateng, hah?! Sana pergi! Main sama temen-temen baru lo itu! Gue kecewa sama lo! Lo tau? Dari tadi gue chat, bahkan udah telepon lo berkali-kali. Tapi apa yang gue dapet?! Lo ga ada di sini buat gue, Mel!"

Diara kembali menangis setelah membentak. Aku yang merasa bersalah pun ikut menangis, berusaha untuk memeluk Diara dan terus mengucap kata maaf. Panggilan Diara kepadaku mulai berubah, itu tandanya ia kecewa.

"Ra ... a-aku minta maaf. A-aku ... ak-"

"Lo beruntung masih punya keluarga yang lengkap! Tapi gue? Gue baru aja kehilangan cinta pertama gue, Mel. Papa gue udah pergi," ucap Diara dengan suara parau. Tangisnya masih terus berlanjut. Aku yang melihat itu pun tak kuasa menahan tangis, begitu juga dengan Raya yang datang jauh dari Surabaya menuju Bogor demi menemani Diara. Sedangkan aku?

"Diara ... aku minta maaf. Aku gak tau kalau kamu la-"

"Gue lagi terpuruk, dan gue berharap ada seseorang yang bantu gue buat bangkit. Tapi sayang, lo ga ada di samping gue, Mel. Gue butuh lo, tapi lo ga ada di saat yang tepat. Gue benci! Gue benci ... dimana keadaan memaksa gue untuk kuat berdiri sendiri. Tapi nyatanya apa? Gue ga bisa, Mel."

L E O N A [TAMAT]Where stories live. Discover now