L E O N A [TAMAT]

LEONA 🌻 4

Jangan lupa tinggalin jejak kalian sebelum membaca.

Kalo ada yang typo/kesalahan dalam penulisan, langsung komen aja ya.

° • ° • ° • ° • ° •

"MAKANYA KALO MAMA SURUH BELAJAR ITU BELAJAR, BUKAN MAIN!!"

ssrrkk

ssrrkk

"Ma ... Mama udah please ... Maafin Melati, jangan rusak buku Melati lagi, Ma."

"DIAM KAMU!! BUAT APA BUKU MASIH ADA KALO KAMU GA PERNAH PELAJARIN?!"

ssrrkk

ssrrkk

"MAMA UDAH STOP!!"

plak

"BERANI YA KAMU TERIAK KE MAMA?! MAU JADI ANAK DURHAKA KAMU HAH?!"

"Ma-maafin Melati, u-udah ya Ma, Melati mo-hon. Me-Melati janji g-gak gitu lagi."

"Dasar anak ga berguna! Di rumah ga pernah bantu orang tua, di sekolah ga bisa banggain Mama!"

brak

Suara pintu yang tertutup cukup keras membuat hatiku semakin berdegup kencang. Tangisanku benar-benar pecah, dadaku mulai lelah sebab aku menangis sampai tersedu-sedu. Bahkan untuk bicara pun sulit.

Aku masih terduduk di lantai, melihat potongan kertas yang ada di mana-mana mengotori lantai kamarku. Dadaku sesak, sakit, hingga kepalaku terasa berat.

Catatan yang aku miliki selama bersekolah 3 tahun di SMP sudah rusak karena Mama merobeknya. Tak hanya satu buku, tapi hampir semuanya. Dengan perlahan, aku mulai memungut potongan kertas satu-persatu.

Seragam sekolahku mulai basah terkena air mataku. Bahkan rambutku sudah tidak beraturan seperti sebelumnya. Aku masih menangis sambil memunguti potongan kertas.

"Ke-kenapa? hiks ...." Aku terus bertanya seperti itu, padahal tuhan pun tak akan menjawab pertanyaanku.

Bagaimana bisa Mama marah hanya karena urutan peringkatku? Aku menduduki peringkat kedua, lantas ... apa hal yang membuat Mama marah? Bukankah seharusnya bersyukur?

Flashback on

"Langsung saja kita sebutkan peringkatnya ya. Sebelum itu, saya selaku wali kelas IX A merasa bangga kepada seluruh anak didik saya, terutama di kelas ini. Sebab, peringkat tertinggi urutan pertama dan kedua diraih oleh kelas IX A. Mari tepuk tangannya."