LEONA 🌻 10

179 48 42
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak kalian sebelum membaca.

Kalo ada yang typo/kesalahan dalam penulisan, langsung komen aja ya.

° • ° • ° • ° • ° •

Hari demi hari telah berlalu, tak terasa bahwa hari ini sudah waktunya untuk pembagian kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari demi hari telah berlalu, tak terasa bahwa hari ini sudah waktunya untuk pembagian kelas. Saat ini aku tengah berdiri di antara ratusan manusia yang sedang mencari namanya. Karena terlalu ramai, aku memutuskan untuk mundur dan mencari nama setelah keadaan mulai sepi.

Kertas yang berisikan nama beserta kelas itu tertempel di mading dengan jelas, tapi mengapa semua orang masih saja berteriak tidak jelas? Apa mereka tidak bisa mencari namanya sendiri?

Kemarin aku baru saja menyelesaikan tes yang ditujukan untuk pembagian kelas sesuai jurusan. Dan kemarin, lagi lagi hidungku mengeluarkan setetes darah. Aku tak tahu kenapa, tapi rasanya sangat mengganggu. Mama dan Papa tak mengetahui hal itu, begitu juga dengan Diara dan Raya. Bahkan Nenek dan Kakek pun tak tahu.

Ah, lupakan saja masalah kemarin. Sekarang mari kita fokus untuk mencari nama, kira-kira aku berada di kelas mana. Setelah suasana mulai sepi, aku segera maju ke depan mading dan langsung mencari namaku sesuai abjad. Untung saja pihak sekolah mengurutkannya sesuai abjad, bukan kelas. Jika pihak sekolah mengurutkan sesuai kelas, bisa-bisa waktuku terkuras banyak karena perlu mencari namaku di setiap kelas.

"Ah, ketemu!" Aku berseru senang ketika menemukan kelasku. "X IPA 1." Aku menyebutkan kelas terus menerus agar tidak terlupa. Kemudian aku mulai mencari di mana keberadaan kelas X IPA 1 itu.

Kelas demi kelas sudah ku lewati, akhirnya aku menemukannya. "Wow, jauh juga ternyata." Aku baru sadar jika jarang dari mading menuju kelas lumayan jauh. Perlu melewati beberapa lorong, mungkin sekitar dua atau tiga? Eh? Lorong atau koridor ya? Sama aja, hehe.

"Assalamu'alaikum." Aku mengucapkan salam ketika masuk ke dalam kelas, dan hanya ada satu orang saja yang menjawab salamku, "Wa'alaikumsalam," jawab seorang pria yang menurutku alim.

Wajahku tampak kebingungan, "Aku duduk di mana ya?" Aku melihat ke sekeliling guna mencari kursi yang masih kosong. Dan akhirnya aku menemukan dua kursi kosong di barisan ketiga bagian tengah. Aku segera melangkah dan meletakkan tasku di sana.

Setelah itu aku duduk, dan mulai menatap sekitar. Ada banyak anak yang mempunyai pribadi yang berbeda. Aku melihat ada yang bersikap alim, ada yang banyak bicara seperti Raya, ada juga yang tomboy seperti Diara, dan masih banyak lagi.

Tapi perhatianku terpusat pada dua orang saja. Yang satu terlihat high class seperti yang dikatakan oleh Diara, dan satunya lagi terlihat seperti tipe anak yang smart. Tiba-tiba aku teringat akan perkataan Diara, entah mengapa rasa takut mulai datang pada diriku. Namun aku tak peduli, tidak seharusnya aku berpikir seperti itu.

L E O N A [TAMAT]Where stories live. Discover now