Apologize

由 Hivelovely

32.8K 6K 1.5K

Setelah meminta maaf, Anak laki-laki yang dulu membenciku sepenuh hati kini mengaku mencintaiku setulus hati... 更多

🌸 Begin 🌸
🌸 Don't promise me 🌸
🌸 A letter 🌸
🌸 Anger 🌸
🌸 Gossip 🌸
🌸 V.S 🌸
🌸 I like you 🌸
🌸 Hwayangyeonhwa 🌸
🌸 Flashback pt.1 : Jimin 🌸
🌸 Choco Mint 🌸
🌸 I'm.... sorry 🌸
🌸 Flashback pt.2 : Jungkook 🌸
🌸 Taehyung! You're sick! 🌸
🌸 Nightmare 🌸
🌸 Friendship 🌸
🌸 A Cat 🌸
🌸 A Doll 🌸
🌸 Soft Attack 🌸
🌸 Brother 🌸
🌸 D-Day 🌸
🌸 Save 🌸
🌸 A Story 🌸
🌸 Dark Place 🌸
🌸 My Fault 🌸
🌸 A Reason 🌸
🌸 Distance 🌸
🌸 Pabo ya! 🌸
🌸 Flashback pt.3 : Taehyung 🌸
🌸 Surprise 🌸 + Give Away (づ≧ω≦)づ
🌸 Reward 🌸
🌸 Between You and Friendship 🌸
🌸 Broken 🌸
🌸 Who? 🌸
🌸 Miracle 🌸
🌸 The Princess 🌸
🌸 Destiny 🌸
🌸 Mianhae 🌸
🌸 Broken pt.2 🌸
🌸 Hwalin's power 🌸
🌸 Gone 🌸
🌸 Paris 🌸
🌸 Autumn 🌸
🌸 The Last 🌸
🌸 Revenge? 🌸
🌸 Test 🌸
🌸 Secret 🌸
🌸 Cry 🌸
🌸 Min's Family 🌸
🌸 Little Angel 🌸
🌸 Ask 🌸
🌸 Long Time no Kiss 🌸
🌸 Chukhae 🌸
🌸 To be Happy 🌸
🌸 Your Finish 🌸

🌸 Move 🌸

324 74 3
由 Hivelovely

Jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Di saat orang lain tengah beristirahat, Hwalin justru tidak bisa melakukannya. Setelah pertemuan singkatnya dengan Jeon Jungkook, hati dan pikirannya menjadi tidak karuan.

"Merelakan...Taehyung..." Ucap Hwalin yang kini tengah bersandar pada salah satu pilar rumahnya. Perlahan air matanya turun membasahi kedua pipinya. "Aku sedang mengupayakannya..tapi..semakin aku mencobanya semakin aku merasa terluka."

Ternyata Jungkook sengaja menunggu Hwalin karena ada hal yang ingin ia sampaikan. Hwalin sama sekali tidak menyangka jika Jungkook datang padanya hanya untuk meminta agar ia merelakan Taehyung untuk Hana. Raut wajah Jungkook yang terlihat linglung pun masih terekam jelas dalam ingatan Hwalin.

Hwalin tidak mengenal sosok Jungkook secara pribadi. Tapi ia sempat melihatnya bersama Hana saat di pestanya waktu itu. Hwalin bahkan mendengar apa yang mereka bicarakan.

Saat Hwalin balik bertanya pada Jungkook "Apa kau sudah merelakan Hana untuk Taehyung?", ia hanya tersenyum bingung. Di lihat darimana pun ia juga pasti merasa berat untuk melepaskan Hana. Meski ingatannya belum kembali sepenuhnya, setidaknya ia tahu jika ia begitu mencintai perempuan itu.

"Bukankah akan lebih baik jika kita bekerja sama?" Kini Hwalin berjongkok sembari memeluk kedua kakinya. "Dengan begitu kita tidak perlu melepaskan siapapun. Bukankah itu adil? Bukankah itu yang terbaik?"

🖤

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ketiga sahabat yang kini sama-sama menjabat sebagai seorang CEO dari perusahaannya masing-masing bertemu dalam sebuah acara. Menyedihkannya tak ada satupun dari mereka yang saling menyapa.

Jimin segera pergi dengan sekretaris pribadinya setelah acara selesai.

Taehyung pun sibuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh para wartawan, sementara Jungkook hanya diam memperhatikan kedua sahabatnya dari kejauhan.

"Jika kau mau menyapa mereka, pergilah sebelum keduanya menghilang di keramaian." Sahut pria yang berada di sisi Jungkook, Kim Namjoon.

"Rasanya aku pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya--a-arrgh" Jungkook memegangi kepalanya dan meminta supir untuk segera membawanya pulang.

Sementara itu di dalam mobil berwarna silver, Jimin terus memperhatikan ponselnya.

"Kenapa kau tidak membalas pesannya?" Tanya seseorang yang duduk di sampingnya.

"Haruskah aku membalasnya?" Jimin balik bertanya.

"Tak baik membuat seorang wanita menunggu."

"Meski wanita itu telah menjadi milik orang lain?" Jimin terkekeh. "Hyerin, ini adalah salah satu cara agar aku bisa melupakan keberadaan Hana."

"Hmm.." Responnya.

Hyerin benar-benar kembali ke Seoul setelah sekian lama. Awalnya ia ingin bertemu dengan Hwalin. Tapi setelah melihat Jimin hari ini niatannya berubah.

🖤

Kini Hyerin berada di depan sebuah gerbang tinggi nan raksasa. Seorang penjaga menghampirinya dan bertanya apa keperluannya.

"Katakan pada Hana, Hyera ada di sini."

Tak lama kemudian gerbang terbuka dan sosok perempuan yang ingin ia temui melihat dari balik jendela kamarnya. Hyerin menatapnya dengan tatapan santai.

"Hyeraaa...m-maksudku Hyeriiinn..." Hana berlari menuruni tangga dan hampir tejatuh karena tersandung kakinya sendiri. Untunglah Hyerin langsung menangkap tubuhnya. "Hehehe... Maaf dan terimakasih."

Mereka berdua saling bertatapan. Hyerin menarik senyumnya. "Annyeong... Bagaimana kabarmu?"

Hana membawa Hyerin ke halaman belakang rumah itu. Mereka membicarakan banyak hal. Tapi ada satu topik pembahasan yang ingin Hyerin dengar namun sepertinya Hana sengaja menghindarinya. Oleh karenanya dengan sengaja Hyerin mencoba untuk memancing Hana.

"Ku dengar kau dan Jungkook akan menikah...,"

Saat mendengar itu Hana yang hendak meminum teh langsung terhenti di tengah-tengah. Ia terdiam sejenak. Matanya yang semula ceria berubah menjadi sayu.

"M-mianhae... H-Hyerin-ssi... A-aku tidak bermaksud untuk mereb..butnya darimu..." Hana tertunduk.

Hyerin bisa melihat betapa gemetar nya Hana saat ini. Hyerin bisa mengetahuinya dari cangkir teh yang di pegang Hana. Airnya terus bergoyang menandakan jika tangan yang sedang memegangi cangkirnya sedang dalam keadaan yang tidak stabil.

"Pertama-tama aku ingin mengucapkan selamat untuk kalian berdua." Hyerin sedang berakting seolah-olah ia tidak mengetahui apa yang terjadi di antara Hana dan Jungkook. "Aku harap kalian berdua bisa hidup bahagia. Selama Jungkook bisa hidup dengan bahagia, meski berat aku akan tetap mendukungnya."

"T-tapi saat ini aku sudah berpacaran dengan Taehyung." Hana mencoba untuk menarik senyumnya.

"Oh..." Hyerin mengangkat salah satu alisnya. "Meski hatimu masih tertuju pada Jungkook?"

Hana terdiam.

"Apa kau menjadikan Taehyung sebagai pelampiasanmu?" Tanya Hyerin tanpa ragu.

Hana segera menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin memulai sesuatu yang baru untuk menyembuhkan luka hatiku. Taehyung tahu itu dan ia sama sekali tidak merasa keberatan akan hal itu."

Hyerin berdiri. "Hebatnya kalian berdua. Aku salut padamu dan juga dia."

Hana menoleh pada Hyerin. "Gomawo."

"Kau memilih Taehyung karena ia selalu berada di sisimu bukan?" Tanya Hyerin lagi.

Hana mengangguk.

"Apa kau yakin jika ia tidak akan meninggalkanmu suatu hari nanti?"

"Dia sudah berjanji akan selalu bersamaku."

Hyerin memiringkan kepalanya. "Lalu bagaimana dengan Jimin? Bukankah ia jauh lebih dulu berada di sisimu? Menemanimu selalu jauh sebelum kau berbaikan dengan Kim Taehyung." Hyerin menatap Hana dengan tatapan dinginnya. "Kau tahu Jimin mencintaimu, jauh sebelum Taehyung dan Jungkook menyatakan cinta padamu. Tapi kau sama sekali tidak pernah memberinya harapan. Betapa malangnya nasib presiden Park."

Hana berdiri dari kursinya. "Bukan! Bukan seperti itu! Jimin juga sangat berharga bagiku. Aku tidak bisa membuka hatiku untuknya karena saat itu hatiku masih tertuju pada Jungkook!"

"Kalau kau menyadarinya, Jimin telah mengorbankan banyak hal untukmu. Jauh lebih banyak daripada kedua pria itu." Yang Hyerin maksud adalah Taehyung dan Jungkook.

Hana kembali terdiam. Kini bibir dan matanya gemetar. Ia seakan menahan tangis sekaligus amarah.

"Bagaimana jika seandainya Jungkook hanya pura-pura hilang ingatan?"

Dhegh...

"Bagaimana jika seandanya Taehyung sudah punya tunangan?"

Hana menatap Hyerin dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya. "Bagaimana mungkin kau mengatakan hal seperti itu pada seseorang yang telah menolongmu?"

"Apa aku terdengar mengatakan hal buruk tentang Taehyung?" Hyerin menatap lurus ke arah Hana. "Aku berterimakasih padanya. Bukan hanya pada Taehyung tapi juga yang lainnya." Hyerin berjalan mendekati Hana. "Satu hal yang harus kau ketahui adalah... Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui. " Hyerin pergi setelah menunjuk-nunjuk dada Hana.

Langkah kaki Hyerin terhenti sejenak. "Ah ya... Aku juga tidak akan menyalahkanmu atas apa yang sudah terjadi padaku. Jadi jangan merasa bersalah atas apapun padaku."

Setelah Hyerin benar-benar pergi dari kediamannya. Hana melepaskan semua emosinya. Ia menangis karena merasa kesal. Semua perkataan Hyerin kini berputar dalam benaknya.

"Halo?"

"Taehyungie...,"

"E-eh? Apa yang terjadi? Kau menangis?"

"Aku membutuhkanmu...,"

Beberapa saat kemudian pria yang ia tunggu pun datang dan Hana segera berlari ke dalam pelukannya.

"Apa yang terjadi?" Taehyung kebingungan. Ia melihat Hana yang masih menangis. "Apa kau merasa sakit? Apa kita harus ke dokter?"

Hana menggelengkan kepalanya. "Taehyungie...,"

"Hm?"

"Kau tidak akan pergi kemanapun bukan? Kau akan selalu bersamaku kan? Kau tidak akan pergi meninggalkanku kan?" Tanya Hana tanpa jeda.

Taehyung merasakan ada sesuatu yang aneh pada Hana. "H-Hana apa yang terjadi?"

"Jawab aku!!!" Hana meninggikan suaranya.

Taehyung mengusap kepala Hana dan menarik senyumannya. "Bukankah aku sudah berjanji untuk selalu ada di sisimu?"

Jawaban Taehyung berhasil membuat Hana tenang. Meskipun tidak sepenuhnya. Masih ada ketakutam lainnya yang belum bisa ia katakan.

Kruuuk... Kruukk...

Taehyung membuka matanya dan melihat ke bawah. "Kau lapar?"

Hana segera mendorong Taehyung. "K-kau mendengarnya?"

"Sangat jelas..." Taehyung menahan tawanya untuk menghargai perasaan pasangannya. "Mau makan sesuatu yang enak?"

"Ramyeon... Aku mau ramyeon." Ucap Hana malu-malu.

Taehyung melepas mantelnya dan mengangkat lengan pakaiannya hingga ke sikut. "Kau duduk saja di kursi. Aku yang akan membuatnya."

Taehyung memasak dua bungkus mie. Ia juga memotong daun bawang dengan sangat hati-hati. Meski ukuran potongannya kurang bagus, setidaknya ia sudah berusaha.

Saat Taehyung sedang memasukkan telur ke dalam panci, sepasang tangan melingkar di perutnya.

Hana memeluknya dari belakang.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Taehyung dengan lembut.

"Kau sering melakukan hal ini saat aku memasak dulu. Jadi aku menirumu." Hana tertawa pelan.

"Bukankah ada hal lain yang aku lakukan?" Taehyung mematikan kompornya.

"Aku tidak bisa melakukannya karena kau tinggi."

Kemudian Taehyung merendahkan tubuhnya menyamai tinggi badan Hana dan kemudian satu kecupan mendarat di pipinya. Keduanya saling menatap dan tersenyum.

Mereka berdua terlalu asik dengan dunianya sampai tidak sadar jika mereka tengah di awasi oleh sang pemilik rumah.

Yoongi.

Ia memperhatikan mereka dari jauh dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. "Hati-hati di jalan, Jimin-ah..."

"Terimakasih untuk segalanya, Hyung... Hahaha jangan khawatir kita masih bisa bertemu."

"Maaf karena tidak bisa mengantar kepindahanmu. Aku harap kau menyukai tempat tinggal barumu."

"Jangan khawatir, Hyung. Aku akan sering-sering mengunjungimu."

"Seharusnya kau katakan itu pada kedua sahabatmu."

Jimin hanya tertawa saat mendengarnya dan tak lama kemudian ia mengakhiri telponnya.

"Aku di pihakmu, Jimin-ah" Yoongi melihat ponselnya.

🖤

Hyera a.k.a Hyerin is back (つㅅ・')・゜
Apakah Hyera V.S Hana pt.2 akan terjadi?

Jimin saking pengen move on sampe pindah rumah? Kalian di ajak gak? (´・ω・')

Kira-kira Hyerin baik atau jahat ya sekarang...

Tungguin kelanjutannya di next chapter yaa ヾ(❀╹◡╹)ノ゙❀~ see u...

继续阅读

You'll Also Like

750K 75.3K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
948K 77.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
66.8K 3.6K 20
seorang gadis bernama Gleen ia berusia 20 tahun, gleen sangat menyukai novel , namun di usia yang begitu muda ia sudah meninggal, kecelakaan itu memb...
268K 3.3K 77
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...