Apologize

By Hivelovely

32.8K 6K 1.5K

Setelah meminta maaf, Anak laki-laki yang dulu membenciku sepenuh hati kini mengaku mencintaiku setulus hati... More

🌸 Begin 🌸
🌸 Don't promise me 🌸
🌸 A letter 🌸
🌸 Anger 🌸
🌸 Gossip 🌸
🌸 V.S 🌸
🌸 I like you 🌸
🌸 Hwayangyeonhwa 🌸
🌸 Flashback pt.1 : Jimin 🌸
🌸 Choco Mint 🌸
🌸 I'm.... sorry 🌸
🌸 Flashback pt.2 : Jungkook 🌸
🌸 Taehyung! You're sick! 🌸
🌸 Nightmare 🌸
🌸 Friendship 🌸
🌸 A Cat 🌸
🌸 A Doll 🌸
🌸 Soft Attack 🌸
🌸 Brother 🌸
🌸 D-Day 🌸
🌸 Save 🌸
🌸 A Story 🌸
🌸 Dark Place 🌸
🌸 My Fault 🌸
🌸 A Reason 🌸
🌸 Distance 🌸
🌸 Pabo ya! 🌸
🌸 Flashback pt.3 : Taehyung 🌸
🌸 Surprise 🌸 + Give Away (づ≧ω≦)づ
🌸 Reward 🌸
🌸 Between You and Friendship 🌸
🌸 Broken 🌸
🌸 Who? 🌸
🌸 Miracle 🌸
🌸 Destiny 🌸
🌸 Mianhae 🌸
🌸 Broken pt.2 🌸
🌸 Hwalin's power 🌸
🌸 Move 🌸
🌸 Gone 🌸
🌸 Paris 🌸
🌸 Autumn 🌸
🌸 The Last 🌸
🌸 Revenge? 🌸
🌸 Test 🌸
🌸 Secret 🌸
🌸 Cry 🌸
🌸 Min's Family 🌸
🌸 Little Angel 🌸
🌸 Ask 🌸
🌸 Long Time no Kiss 🌸
🌸 Chukhae 🌸
🌸 To be Happy 🌸
🌸 Your Finish 🌸

🌸 The Princess 🌸

446 92 8
By Hivelovely

Akhirnya hari yang di nantikan Hana tiba.

Hari ini ia sudah di perbolehkan untuk pulang.

Satu-satunya orang yang sedang menemaninya saat ini adalah Jimin. Ia membantu Hana untuk berkemas dan ia juga akan mengantarnya pulang ke rumah Yoongi karena sekarang Hana sudah tinggal di sana.

"Jiminie... Jiminie..." Panggil Hana dengan imut.

"Wae?" Jimin menoleh ke arahnya.

Hana bercerita pada Jimin jika ia mendapatkan teman baru di rumah sakit. Hana terlihat begitu antusias dan Jimin begitu senang melihatnya.

"Kau tahu? Dia terlihat seperti tuan putri. Benar-benar cantik. Sesuai dengan namanya... Hwalin..."

Dhegh...

Jimin terdiam sesaat.

"Ah... Ternyata pengurangan alat medis itu merupakan tanda jika dia akan sembuh." Ucap Jimin dalam hatinya. "Kau pasti sedang dalam kesulitan... Taehyung-ah..."

~♥~

Jimin benar. Sekarang Taehyung sedang mengalami masa yang sulit. Kini ia di hadapkan dengan dua pilihan. Menemani Hana atau menemani Hwalin. Dan keputusannya ia memilih untuk menemani Hwalin yang juga di perbolehkan pulang ke rumah di hari yang sama dengan Hana.

"Tak apa. Jika kau ingin pergi untuk menemaninya." Ucap Hwalin dengan suara yang pelan. Ia sudah bisa mengeluarkan suaranya meski belum stabil.

"Aku harus mengawasimu. Kau orang penuh kekuasaan. Aku tak bisa memprediksi apa yang akan kau lakukan pada Hana nantinya." Jawab Taehyung yang mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Kenapa tiba-tiba mengatakan hal seperti itu? Apa yang bisa aku lakukan pada seseorang yang berada di bawah perlindungan seorang Min Yoongi?" Balas Hwalin. "Lagi pula kami sudah memutuskan untuk berteman. Jadi aku tak punya alasan untuk menyingkirkannya dari hidupku."

"Omong kosong."

Hwalin berhenti berbicara setelah mendengar itu dari Taehyung.

Perlu di ketahui jika Hwalin merupakan putri satu-satunya dari seorang pengusaha yang kini menduduki posisi ke-2 sebagai perusahaan terbesar di Korea Selatan. Ayahnya berada satu peringkat di bawah Yoongi. Itulah mengapa Taehyung bilang Hwalin memiliki kekuasaan yang kuat. Semua itu tidak lepas dari pengaruh ayahnya. Selain itu dengan terbangunnya Hwalin dari tidur panjangnya menandakan jika ia akan segera mengambil posisi ayahnya sebagai seorang CEO. Jika itu terjadi maka Hwalin akan menjadi perempuan pertama yang akan menduduki kursi CEO perusahaan terbesar ke-2 di Korea.

Sebelumnya ayah Taehyung dan perwakilan keluarga Hwalin membuat kesepakatan. Jika Hwalin tidak bangun dalam 30 hari maka pertunangan akan di batalkan. Tapi ternyata Hwalin bangun di hari ke-28. Artinya pertunangan tetap di lanjutkan.

"Menjauhlah dari Hana." Ucap Taehyung.

"Bukankah aku yang harusnya mengatakan itu padamu?" Hwalin membalas Taehyung. "Kau tunanganku dan tak seharusnya kau mendekati perempuan lain."

Hwalin selalu membalas ucapan Taehyung dengan lembut. Berbeda dengan Taehyung yang selalu bersikap dingin padanya.

"Hidupku adalah milikku. Tak ada satupun orang yang berhak mengatur pilihanku. Termasuk ayahku dan juga kau."

Hwalin hanya diam dan tetap mencoba untuk tersenyum.

Satu informasi penting tentang Hwalin adalah dia satu-satunya orang yang paling sabar dalam menghadapi sikap seorang Kim Taehyung. Tak pernah sedikitpun terlintas dalam benak Hwalin untuk meninggalkan pria keras kepala itu. Tak peduli seberapa banyak ia menerima perlakuan dinginnya, Hwalin tetap setia padanya.

~♥~

Sementara itu di Perancis. . .

Jungkook masih dalam proses pemulihannya. Sepertinya memang sulit untuknya mengingat semua memorinya.

"Jungkookie... Jungkookie... Jungkookie..." Dia terus menerus mengulang-ngulangi panggilan itu.

"Wae? Kau memanggil dirimu sendiri?" Namjoon berjalan mendekatinya.

"Aku tidak mengerti. Tapi panggilan itu seperti terdengar begitu akrab di telingaku."

"Sepertinya ada seseorang yang sering memanggilmu seperti itu di Korea."

Jungkook menatap ke arah Namjoon dengan tatapan polosnya. "Jinjja?"

"Ah... Molla. Aku terlalu lama tinggal di sini sampai tidak tahu dengan siapa kau bergaul di sana."

Jungkook terdiam sejenak.

Tadinya Namjoon berencana untuk membawa Jungkook kembali ke Seoul. Dia pikir dengan membawanya kembali ke sana dapat memulihkan ingatannya lebih cepat. Tapi kondisinya saat ini masih belum memungkinkan baginya untuk membawa Jungkook kembali ke kampung halamannya.

"Hyung...,"

"Hng?"

"Apa kau tahu tentang seseorang yang bernama Hana?"

Namjoon menggelengkan kepalanya.

"Katanya aku pernah membuat janji padanya. Apa itu benar?" Tanya Jungkook polos.

"Kenapa kau bertanya padaku? Aku bahkan tak mengetahui siapa Hana dan seperti apa rupa fisiknya." Namjoon berjalan menuju kursi taman dan duduk di sana.

Mengetahui adiknya terus memikirkan tentang janji itu, akhirnya Namjoon menyarankan sesuatu pada Jungkook.

"Apa kau mau bertemu dengannya? Maksudku dengan Hana?"

~♥~

Pagi ini Hana di kejutkan oleh sebuah berita yang memuat wajah seseorang yang sudah tak asing lagi baginya.

"Hwa...lin?" Hana terfokus pada layar tv nya.

Yoongi berjalan mendekatinya sembari membenarkan dasinya. "Tch... Akhirnya mereka mengeluarkan kartu AS-nya."

Hana mendongakkan kepalanya dan mendapati ekspresi jengkel Yoongi saat melihat tayangan berita di hadapannya. "Oppa... Wae? Bukankah dia orang yang baik?"

"Aku tidak mengenalnya jadi aku tak bisa menarik kesimpulan tentangnya. Tapi ayahnya...ah...mengingat wajahnya saja rasanya ingin ku injak." Yoongi mengambil secangkir kopi di atas meja. "Meskipun putrinya menjadi CEO, itu tidak akan berpengaruh banyak padaku."

Meski bilang begitu, Hana menyadari jika Yoongi terlihat sedikit gelisah. Dia pasti sedikit terasa terganggu dengan berita itu.

"Oppa...,"

"Hm?" Yoongi mengangkat alisnya saat menoleh pada Hana dengan cangkir kopi yang masih menempel di bibirnya.

"Hwaiting♡" Hana mencoba memberi semangat pagi pada kakak sepupunya.

Yoongi menaruh cangkir kopinya dan kemudian berjalan menuju pintu setelah mengusap kepala Hana. "Aku tak akan kalah dengan bocah ingusan sepertinya."

Hana benar-benar tak habis pikir. Bagaimana mungkin Yoongi memanggil perempuan secantik Hwalin dengan sebutan bocah ingusan?

Selain itu Hana jadi semakin kagum pada sosok Hwalin. Ternyata dia memang bukan orang sembarangan. Dia benar-benar seorang tuan putri yang akan segera naik tahta menjadi seorang ratu kerajaan bisnis orang tuanya. Hwalin mempunyai IQ yang melebihi kecerdasan orang biasa. Itulah mengapa banyak media yang menyebutkan jika Hwalin adalah sosok wanita yang sempurna.

Hana :
"Aku lihat berita tentangmu (。’▽’。)♡"

Hwalin :
"ㅋㅋㅋ media selalu melebih-lebihkan. Jangan mudah percaya dengan apa yang media katakan."

Hana :
"Aku terkejut karena kau ternyata
memang bukan dari keluarga biasa."

Hwalin :
"Begitu juga denganku ^^. Aku terkejut saat tahu kalau kau punya ikatan saudara dengan presiden Min."

Hana :
"Ah... Aku tak tahu apakah itu
bisa di banggakan atau tidak ㅠㅠ"

Hwalin :
"Sejujurnya aku tidak mau ada di posisi ini. Jika bisa aku lebih memilih untuk terus tidur dari pada seperti ini."

Hana terdiam saat membaca balasan dari Hwalin.

Hana :
"Apa semua itu bukan keinginanmu?"

Hwalin :
"^^ semuanya keinginan ayahku. Aku hanya menurutinya sebagai tanda baktiku padanya."

Dari cara Hwalin membalas pesannya, Hana bisa merasakan jika ada sesuatu yang sedang ia coba untuk sembunyikan. Hwalin bilang semua itu bukan keinginannya, bukankah itu artinya ia melakukannya dengan terpaksa? Hana juga berpikir jika tindakan yang di ambil oleh ayahnya benar-benar gila. Pasalnya Hwalin belum genap satu bulan terbangun dari tidur panjangnya dan tiba-tiba saja ia memberikan tanggung jawab yang besar padanya.

Hana jadi merasa kasihan padanya.

~♥~

Sementara itu saat ini Hwalin sedang berdiam diri di dalam kamarnya bersama seorang pria yang terus memperhatikannya.

"Bisa kah aku pergi sekarang?"

"Sangat merepotkan jika aku harus datang setiap pagi hanya untuk menemanimu sarapan."

"Maafkan aku." Hwalin menenggelamkan wajahnya pada sebuah boneka. "Bisakah kau tetap bersamaku?"

"Baiklah. Aku akan tetap di sini selama lima menit lagi."

Hwalin menggelengkan kepalanya. "Maksudku selamanya. . ."

Taehyung menghela napasnya. "Jangan mengatakan sesuatu yang tidak mungkin, Lin."

Hwalin mengangkat wajahnya dan berjalan perlahan mendekati Taehyung. Ia mendekap pria itu dengan lembut. "Menurutmu... Apa sebaiknya aku tidak usah bangun? Apa keberadaanku menjadi penghalang bagimu?"

Taehyung kembali menghela napasnya. "Kau membuatku terlihat seperti orang yang tidak berperasaan."

Tak lama setelah itu Hwalin tanpa ragu mengecup bibir pria yang ada di hadapannya dan tak ada yang Taehyung lakukan selain membalasnya.

Ada alasan mengapa Taehyung tidak menolak dan memilih untuk membalas sentuhan bibir Hwalin.

Itu karena dulu Taehyung lah yang memulainya. Dia yang mengajari Hwalin.

Taehyung sempat mencoba untuk melepaskan Hana dan mulai serius dengan Hwalin. Ia mencoba memanjakannya seperti yang ia lakukan pada Hana. Sayangnya ia sadar jika perempuan yang ada di hadapannya bukanlah Hana. Taehyung jadi merasa buruk karena menjadikan Hwalin sebagai pengganti Hana.

Sadar hatinya selalu tertuju pada Hana, akhirnya Taehyung kembali pada pilihan pertamanya.

Memperjuangkan Hana dan melepas Hwalin.

"Aku tidak pernah berpikir jika aku bisa tetap melanjutkan hidupku tanpamu." Hwalin mencengkram bahu Taehyung.

"Kau bisa. Untuk membiasakan hidup tanpaku, mulailah untuk menjaga jarak denganku."

Hwalin menggigit bibir bagian bawahnya. "Aku bisa gila."

"Lin. . ."

"Aku tidak sekuat yang kau kira, Kim Taehyung."

~♥~

Taehyung menghubungi Jimin dan meminta izin untuk datang ke tempat kerjanya saat itu juga.

Taehyung bilang dia butuh tempat untuk menenangkan dirinya.

"Aku akan fokus pada pekerjaanku sekarang." Jimin mengambil kacamatanya dan mulai melihat berkas-berkas yang ada di atas mejanya.

"Hm... Kau bisa mengabaikanku." Taehyung berdiri menghadap jendela.

Ruang kerja Jimin berada di puncak bangunan perusahaannya. Dari sana Taehyung bisa melihat banyak pemandangan yang tidak bisa ia dapatkan di ruang kerjanya sendiri.

"Jimin-ah...," Panggilnya.

Jimin mengabaikannya dan tetap terfokus pada pekerjaannya.

"Jimin-ah...," Panggilnya lagi.

Jimin masih tidak merespon.

"Yak... Jimin-ah brengsek." Kali ini Taehyung sedikit meninggikan suaranya.

Jimin menghela napasnya dan melepas kacamatanya. "Kau bilang aku bisa mengabaikanmu?"

"Ah... Aku bilang begitu?"

"Kau sudah melupakannya? Sulit di percaya." Jimin menggelengkan kepalanya.

Taehyung menyisir rambutnya ke belakang dan kemudian menjatuhkan dirinya di atas sofa. Ia meringkuk sembari memeluk sebuah bantal.

"Hah..." Jimin kembali menghela napasnya. "Baiklah baiklah. Katakan apa yang sedang mengganggumu?"

"Itu--"

"Ku dengar tunanganmu akan segera menjadi pimpinan menggantikan ayahnya." Jimin duduk di sofa yang tak jauh dari tempat Taehyung.

". . ." Taehyung terdiam sejenak. "Dari mana kau mengetahui jika dia--"

"Tunanganmu?" Jimin menyela. "Aku sudah lama mengetahuinya. Tapi aku tetap bersikap seolah tak mengetahuinya."

"Kau benar-benar mengerikan, Park Jimin." Taehyung menatap Jimin dengan tajam.

Jimin menyandarkan punggungnya dan menatap langit-langit ruangannya. "Aku tidak akan berjanji jika aku tidak akan mengatakan tentang hubunganmu dan Hwalin pada Hana."

"Jangan khawatir. Aku akan segera mengakhirinya."

Jimin mengangkat salah satu alisnya. "Aku tidak akan mengomentari keputusanmu."

Taehyung melihat ke arah ponselnya yang terus berdering di atas meja.

Jimin menatap Taehyung dengan serius. "Tapi, bagaimana jika Hwalin sendiri yang mengatakannya pada Hana? Bukankah saat ini mereka berteman?"

~♥~

Jungkook bakal pulang gak ya :(

Yuk tungguin kelanjutannya (。’▽’。)♡

Sampai ketemu di next chapter...

Btw aku kaget loh :"
Padahal aku udah lama bgt gak update story ini tapi yang baca masih cukup banyak walau tanpa vote :")

Makasih banyak buat kalian yang masih di sini ♡

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 43.6K 37
(CERITA YTH. BAPAK DOSEN DAN SELURUH ISINYA HANYA TERSEDIA DI WATTPAD @eestehpanas , SELAIN DI WATTPAD SAYA KLAIM PLAGIAT) ...... "kok bapak si yang...
203K 22K 25
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
150K 13.8K 26
[Update: Senin-Selasa] "I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian...
87K 9.1K 29
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...