at: 12am

By nambyull

3.8M 361K 48.2K

Dia menolak ku. Satu-satunya pria yang pernah menolakku, satu-satunya pria yang berani mendorongku menjauh... More

Prolog
• T R A I L E R •
am
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13 A
Chapter 13 B
Chapter 14 A
Chapter 14 B
Chapter 14 (Private vers.)
Chapter 15 (Private)
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28 (Private)
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 35 (Private+ vers.)
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40 - the wedding.
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70 [ END ]
Epilogue
Epilogue (Private vers.)
Special Chapter

Chapter 51

44.4K 4.7K 1.4K
By nambyull

Vote and comment please.
***

          "Sean." Pelukan Aileen mengerat.

Dia menyembunyikan wajahnya di bahu Sean dengan tangis yang semakin sesenggukan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sean, dia lantas berdiri dari duduknya kemudian mengusap punggung belakang wanita itu untuk menenangkan.

"Anak perempuan itu..." bisik Aileen.

"Dia membenciku."

Sean mengerutkan dahi, "Apa?"

"Dia terus-terusan berkata dia membenciku karena membuat Papa-nya sedih, tidak makan dan tidak tidur teratur. Tapi kau tidak sedih kan? Makan dan tidur mu teratur kan?"

Helen dan Mina, asisten Aileen datang tidak lama setelah itu. Mereka kompak menunduk dengan wajah yang panik pada Sean yang sedang kebingungan dengan kondisi Aileen.

Napas mereka sama-sama terlihat terengah seolah mereka baru saja lari menuju tempat ini

"Aileen." Panggil Sean.

Dia melepaskan mencoba pelukannya dan menatap Aileen yang wajahnya memerah dan telah dipenuhi air mata dengan fokus.

"Tolong Sean, katakan pada anak perempuan itu aku tidak melakukan hal yang buruk padamu. Aku tidak mau dia membenciku, aku tidak mau dia tidak menemuiku lagi." Kata Aileen lagi, dia terdengar putus asa.

Hingga Sean hanya menghela napas karena tidak punya pilihan, kemudian mengangguk dengan senyum tipis.

"Akan aku katakan padanya." Ujar Sean.

Aileen tersenyum.

"Terima kasih Sean."

Pria itu lalu membawa Aileen menuju sofa ruangannya dan menundukannya disana, dia kemudian mengambil minuman dari kulkas kecil di sudut ruangan dan memberikannya pada Aileen untuk menenangkan.

Tangis Aileen perlahan-lahan berhenti, dia menatap Sean yang udah duduk di sampingnya dengan tatapan sedih. Masih teringat dengan mimpi buruk yang belakangan ini selalu dia alami.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Sean ketika Aileen sudah sepenuhnya tenang.

Aileen menggeleng, wajahnya terlihat sangat pucat.

"Aku sakit."

Sean menoleh pada Helen dan Mina, "Sudah beri tahu dokter Faisal?"

"Mina sudah melaporkannya, dokter Aladarict." Jawab Helen dengan cepat.

Sean mengangguk, "Baguslah."

Aileen terdiam setelah meminum minumannya, hingga tidak sadar dia telah menggigi kuku ibu jarinya karena merasa begitu gelisah dengan mimpi buruknya.

Anak perempuan itu berkali-kali mengancam untuk meninggakan Aileen jika dia mengganggu papa-nya.

Dan itu terasa sangat menakutkan untuk Aileen... demi Tuhan, Aileen terus saja memikirkan perkataan anak perempuan itu setiap hari hingga dia merasa semakin kacau.

"Maafkan aku." Kata Aileen tiba-tiba.

Sean menoleh.

"Maafkan aku karena telah berbohong dan mengatakan kita selalu menghabiskan malam saat pernikahanmu."

Aileen menatap Sean yang tampak terkejut dengan pandangan lelah.

"Aku panik setelah melihat pernikahanmu, aku takut kau akan meninggalkanku pada Hera Travoltra." ujar Aileen lagi.

Setelah kejadian itu, mereka tidak pernah bertemu. Sean menghindari Aileen dan selalu memberi pesan bahwa dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya untuk makan malam bersama... hingga tanpa sadar sudah sebulan lebih berlalu.

Aileen sama sekali tidak menyesal, dia tahu Sean akan terus memaafkannya karena sampai saat ini Sean selalu berada dipihaknya.

Tapi Aileen justru takut bahwa hal ini lah yang membuat anak perempuan dalam mimpinya itu memberikan ancaman untuk memusuhi Aileen.

Dia belum menemukan anak perempuan itu di dunia nyata, jadi Aileen tidak boleh kehilangannya di dalam mimpi.

Sean di samping Aileen hanya meminum minuman kaleng miliknya dengan hening, dia sama sekali tidak berniat menjawab.

Namun mendadak dia melirik mejanya dan undangan yang diberikan dokter Daniel beberapa saat lalu dengan tatapan dalam, entah kenapa perkataan Aileen membuatnya lagi-lagi memikirkan Hera.

Meninggalkan, benar.

Karena kejadian yang diperbuat Aileen, wanita itu untuk pertama kalinya meninggalkan Sean.

Dia menghindari Sean, menatap Sean dengan benci, memancing kesabaran Sean, berhubungan dengan pria lain seakan pernikahan mereka tidak pernah terjadi, sekaligus membuat Sean terus-terusan tidak bisa berpikir dengan benar karena sikapnya.

Lantas apa lagi yang akan dilakukan wanita itu malam ini? Dia tentu tahu Sean tidak akan mungkin tidak datang ke acara dokter Arest malam ini.

Apapun itu... jika dia berencana akan datang bersama pria lain untuk menguji kesabaran Sean, bukankah adil juga bagi Sean untuk datang bersama orang lain?

"Aku akan menghadiri acara malam ini." Kata Sean.

Dia menoleh pada Aileen.

"Apa kau bisa mendampingiku?"

***

          Sean sampai pada acara amal dokter Arest, yang dilaksanakan di kediaman pria itu pada pukul delapan.

Tidak terlambat atau terlalu cepat, Sean tahu pada pukul segini sudah banyak tamu undangan yang datang dan menunggu acara inti non-formal ini dilaksanakan.

Sean mengenakan stelan bludru hitam dengan kemeja putih dan dasi panjang malam ini, tampan sekali, bahkan jika kata itu bisa menggambarkan bagaimana setengah wanita di tempat ini langsung melirik kedatanganya dengan begitu excited, seolah mereka masih tidak percaya bahwa Sean memang setampan kabar yang selalu terdengar.

Pria itu datang bersama Aileen yang mengenakan gaun bermotif floral selutut, disampingnya.

Mereka berjalan bersama menuju pekarangan rumah, tempat dimana orang yang telah menyelanggarakan acara amal ini tengah berbicara dengan beberapa orang yang membelakangi mereka.

"Selamat malam, dokter Arest." Sapa Sean sopan setelah sampai.

Membuat orang-orang yang sebelumnya sedang berbicara dengan dokter Arest menghentikan perkataannya dan berbalik untuk menoleh.

Ada tiga orang yang sedang bicara dengan dokter Ares, dan Sean sama sekali tidak tahu bahwa Hera Travoltra adalah salah satunya.

Dia melirik wanita itu dengan jantung yang bergemuruh.

Hera mengenakan strap dress panjang berwarna cream yang sama sekali tidak bisa menutupi bahu dan dada atas wanita itu malam ini, wajahnya sangat mempesona, hingga Sean mengeratkan tangan disisi tubuhnya dengan kuat untuk menahan diri.


"Dokter Sean?! Saya tidak menyangka anda akan datang." Ujar dokter Arest dengan senang.

Dia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Sean.

"Maaf menyela perbincangan anda."

Sean menanggapi uluran tangan mantan direktur rumah sakit Welfare ini dengan senyum tipis.

"Tidak tidak.. justru saya berterima kasih karena anda menyempatkan datang ke acara saya, di sela-sela hari sibuk anda." Kata dokter Arest, dia menepuk-nepuk punggung tangan Sean dengan bangga.

"Saya sudah dengar kabarnya, anda dilantik sebagai wakil ketua direktur rumah sakit yang baru dan ketua pelaksana peringatan hari medis nasional tahun ini kan? Selamat dokter Sean."

"Terima kasih dokter Arest."

Senyum di wajah senja Dokter Arest tidak turun, dia melepaskan jabat tangannya pada Sean kemudian menarik bahu seorang wanita yang sejak tadi berdiri di sebelahnya,

"Ohya, perkenalkan ini anak saya, Ladyra." Kata dokter Arest.

"Ladyra ini dokter Sean Aldarict, rekan kerja ayah. Kamu pasti pernah bertemu dengannya, dia sering dipanggil untuk diskusi bersama IDI (*Ikatan Dokter Indonesia)."

"Senang bertemu anda, dokter Ladyra."

Sean tidak mengenalnya, tapi sepertinya dia pernah beberapa kali melihat wanita ini di kantor pusat IDI, jadi dia dengan sopan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan yang langsung di sambut oleh anak dokter Arest itu.

Wanita itu tidak menjawab sapaan Sean, dia justru tersenyum tipis sambil melirik wanita yang sejak tadi diam di samping Sean

"Apakah saya salah mendengar kabar?" tanyanya.

"Bukankah anda sudah menikah dokter Sean?"

Ladyra menarik tangannya dari Sean, kemudian mentap Hera, teman satu fakultasnya dengan tatapan tertarik.

"Katanya anda menikah dengan Hera Travoltra bulan lalu. Berita itu heboh sekali sampai semua orang di kantor IDI jadi penasaran, tapi melihat kalian berdua datang tidak bersamaan aku pikir, apa mungkin kabar itu tidak benar?"

"Ladyra." Dokter Arest menegur.

Namun Hera yang tidak mau membuka suara sejak kedatangan Sean melirik Ladya dengan tajam.

"Benar, itu hanya gosip." Kata Hera.

Dia menatap Sean dan Aileen, bergantian dengan tatapan tertahan.

"Aku tidak pernah merasa menikah dengan pria ini, dia kan sudah punya kekasih."

Ladyra tersenyum meski suasana diantara mereka menjadi canggung.

Hubungannya dengan Hera tidak terlalu buruk, tapi tidak juga baik... mereka selama ini hanya berhubungan secara professional sampai dia mendenggar berita tentang pernikahan Hera bersama Sean Aldarict, dokter yang sangat terkenal karena ketampanan dan otak jeniusnya.

Karena itu Ladyra sejak tadi penasaran, pasalnya Sean Aldarict selama ini sudah di beritakan hanya memiliki hubungan khusus dengan kekasihnya, wanita yang malam ini mendapinginya... jadi bagaimana bisa dia tiba-tiba menikah dengan Hera—Wanita barbar yang suka sekali mempermainkan pria?

Ladyra benar-benar ingin tahu.

Sean tidak menjawab, dia melirik Hera dengan tatapan hening.

"Apa saya boleh permisi dokter Arest, Ladyra? Saya ingin mengambil minuman." Kata Hera selajutnya.

Dia berusaha kuat menyembunyikan raut gusarnya, karena dia sedang tidak berencana merusak malamnya di acara ini dengan melihat Sean bersama kekasihnya lebih lama lagi.

***
Enjoy!

Follow Sean & Hera on istagram!
@/Heratravoltra
@/Seanaldarict

With love.
nambyull

Continue Reading

You'll Also Like

183K 12.2K 26
"Gak capek apa, musuhan mulu kita?" tanya seorang remaja bernama Kaishakar Jeananta Leonard pada laki-laki disebelahnya. "Enggaklah, kan musuhannya...
1.3M 121K 44
VERSI LENGKAP TERSEDIA DALAM BENTUK PDF Tentang Anggara yang meratapi penyesalannya, dan tentang Indira yang berusaha membangun hidup barunya.
504K 3.8K 4
~ Sally Widya ~ Aku tidak perlu kehidupan yang harmonis dan bahagia. Karena aku sudah yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikannya kepadaku. Tap...
308K 17.2K 27
Should I Say That I Love You again? (Elang Dan Dara series 2 ) 11 years passed... Kadang, tak sepenuhnya kisah berakhir disatu masa. Ada yang ingin...