at: 12am

Door nambyull

3.8M 361K 48.2K

Dia menolak ku. Satu-satunya pria yang pernah menolakku, satu-satunya pria yang berani mendorongku menjauh... Meer

Prolog
• T R A I L E R •
am
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13 A
Chapter 13 B
Chapter 14 A
Chapter 14 B
Chapter 14 (Private vers.)
Chapter 15 (Private)
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28 (Private)
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 35 (Private+ vers.)
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 39
Chapter 40 - the wedding.
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70 [ END ]
Epilogue
Epilogue (Private vers.)
Special Chapter

Chapter 38

35.7K 3.9K 134
Door nambyull

Vote and comment please.
***

Hera menatap dirinya di cermin.

Tersenyum canggung setelah menemukan ball gown pengantin yang shoulder-less sudah melekat indah ditubuhnya.

Hera sudah melihat gaun ini tiga kali pada sesi fitting, namun setiap kali dia menemukan dirinya dibalut gaun ini, ada perasaan meluap-luap yang menggelitik perutnya.

Seakan dia masih tidak percaya, dia bisa berada pada situasi ini.

Dimana dia akhirnya berada di hari pernikahan yang sebelumnya tidak ada di perencanaan hidupnya sampai umur tiga puluh delapan.

But she's did it.

Hera akhirnya akan menikah, bersama satu-satunya pria yang menolaknya dan berusaha membuatnya menjauh namun sayangnya malah membuat Hera semakin mengingikannya hingga hampir tidak bisa berpikir.

Sean Aldarict.

Hera menggigit bibir bawanya untuk meredam debar jantungnya yang sejak tadi menggila.

Riasannya sudah siap, Irene menyiapkan MUA (*Make-up artist) terbaik yang membuat wajahnya cantiknya semakin cantik hari ini.

Riasan rambutnya juga sudah selesai, para stylish menggulung rambutnya dengan rapi dan memberi tiara kecil disana.

Lalu pada sentuhan terakhir, dua orang stylish menyelipkan veil putih yang menjuntai sepanjang gaunnya sebagai penutup kepala Hera dan penyempurna penampilannya hari ini.

(Imagine : Hera's wedding dress and look)

Kalista Travoltra yang menunggui Hera dan sudah mengenakan baju kebaya serta riasannya sejak tadi, menatap Hera dengan tatapan kagum, entah kenapa dia tiba-tiba terharu melihat putri nakalnya sudah tumbuh sebesar ini dan sebentar lagi akan melangsungkan pernikahannya.

Padahal rasanya seperti baru kemarin Kalista melahirkan Hera, mengantarnya ke sekolah dan berdebat dengannya saat mau mengambil program spesialis.

"Kamu cantik sekali sayang." Kata Kalista, mendekati Hera dan menyerahkan rangkaian bunga putih yang akan dia pegang selama upacara pernikahan.

"Terima kasih, Bunda. Bunda juga sangat cantik." Jawab Hera.

Dia melirik Bundanya yang tengah berkaca-kaca menatapnya dari pantulan cermin.

"Bunda akan bilang pada ayahmu kalau kamu sudah siap ya."

Hera mengangguk.

"Iya."

Setelah mengusap lengan putrinya, Kalista berbalik dan meninggalkan ruangan untuk mencari suaminya.

Hera tersenyum menatap kepergian ibunya.

Sejujurnya dia ingin pernikahan ini hanya dipenuhi senyuman saja, bukan malah tangisan, karena dia berharap hari ini terkenang sebagai momen yang membahagiakan.

Meski Sean sebelumnya berkata bahwa dia terpaksa menerima perjodohan ini.

"Hey, bride."

Tiba-tiba kamar tamu keluarga Aldarict yang dialih fungsikan sebagai ruangan rias itu diketuk, Hera dan beberapa pelayan yang ditugaskan memenuhi seluruh kebutukan persiapan Hera menoleh.

Galaksi masuk dan Hera tidak bisa menahan kegembiraannya melihat prianya itu saat ini.

"Galaksi!"

Hera berbalik dari cermin lalu sedikit berlari menghampiri Galaksi.

"How do I look?" tanyanya girang.

Galaksi tersenyum simpul.

"Pretty as hell, like always."

Hera mengernyitkan dahi melihat ekspresi Galaksi yang malah terlihat berkerut.

"Kenapa tampangmu cemberut seperti itu? Apa penampilanku memang seburuk itu?"

Hera melirik penampilannya di cermin lagi, memastikan penampilannya tidak seburuk itu untuk membuat Galaksi sampai terlihat tidak nyaman ketika melihatnya.

Galaksi menggeleng, "Tidak, kau cantik—sangat cantik malah. Tapi Hera.. apa kau benar-benar menginginkan ini?"

Hera menoleh pada Galaksi lagi, lalu menghela dan berisyarat pada semua pelayan untuk meninggalkan mereka di ruangan ini sebentar.

"Kenapa memangnya?"

Hera berjalan menuju kasur, meninggalkan Galaksi dan duduk di ujung ranjang setelah meletakan rangkaian bunganya di atas nakas.

"Kenapa?"

Galaksi mengikuti Hera, dia duduk di samping wanita itu dan wajahnya menjadi terang-terangan terlihat khawatir.

"Karena entah kenapa aku merasa ini tidak benar, Hera. Maksudku pernikahanmu, kehamilanmu, alasanmu, serta pria itu. Aku masih merasa semuanya begitu tiba-tiba seolah kau hanya sedang berpacaran dengan seseorang, bukannya menikah... cause you know, pernikahan itu begitu serius makanya harus di lakukan atas dasar cinta dan saling percaya, bukan hanya karena penasaran, Hera." Ujar Galaksi panjang lebar.

Hera tertawa dan mengangguk, "Aku tau, aku sudah gila sekali ya?"

"Tapi Galaksi, apa kau tidak ingat? Bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau aku juga meninginkan pria itu?"

Galaksi terdiam.

"Aku sangat menginkannya untuk diriku sendiri, dan aku belum tahu sampai kapan aku bisa berhenti untuk menginginkannya... so yes, satu-satunya cara legal yang sayangnya cukup gila agar dia menjadi milikku sutuhnya, adalah dengan menikahinya." Kata Hera.

"Dan aku sama sekali tidak berniat mundur untuk itu."

Hera tersenyum lagi, karena dia tahu Galaksi tidak akan bisa mengalahkan pendapatnya.

Galaksi menghela, "Dasar barbarian keras kepala."

Hera tiba-tiba mendekati Galaksi, menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu dan merengek.

"Ku mohon, jangan pasang wajah kesal di saat seperti ini. Kau kan satu-satunya orang yang selalu mendukungku dan tidak pernah meninggalkanku segila apapun kelakuanku."

Galaksi mau tidak mau tersenyum, wajah khwatirnya perlahan kendur.

"Aku membencimu." Kata Galaksi.

Lalu merangkulkan tangannya pada Hera dan memeluk bahu wanita itu.

"Aku juga." Jawab Hera senang.

Mereka masih saling bersandar ketika pintu ruangan kembali diketuk, dan seseorang masuk begitu saja sebelum di persilahkan.

"Hera."

Hera dan Galaksi menoleh.

"Oh, Yuna! Kau datang?"

Hera reflek bangkit dengan sangat bersemangat, dia tersenyum lebar lagi saat menemukan teman dekatnya yang lain sudah memasuki ruangan rias ini, meski wajah temannya itu berkerut dengan marah.

"Bagaimana mungkin aku tidak datang jika hal pertama yang ku lihat saat sampai di rumah dari liburanku adalah undangan pernikahan atas namamu dan Sean Aldarict? Kau membuatku hampir pingsan." Kata Yuna sarkastis.

Hera menepuk kedua tengannya riang, "Benarkah? Ah, sayang sekali, padahal aku berharap setidaknya kau collapse hingga harus dirawat seminggu di rumah sakit."

Dia tersenyum begitu cerah hingga Yuna mendecih kesal.

"This bitch!"

Yuna langsung berjalan tergesah menuju ranjang, menargetkan Hera, namun Hera sudah lebih dulu menarik Galaksi untuk bangkit dan berdiri di belakangnya.

"Aah! Lindungi aku Galaksi!" teriak Hera.

"Sini kau, aku akan memukul kepalamu sangat keras supaya akal sehat dan kewarasanmu itu kembali."

"Aah, Yuna, ku mohon jangan! Kau akan merusak rambutku yang sudah di tata."

Yuna mencoba meraih Hera di belakang Galaksi, tapi Galaksi melindunginya. Pria itu mencoba menjauhkan Yuna yang emosi pada Hera, karena demi Tuhan ini bukan waktunya untuk mereka bertengkar.

Hera sebentar lagi akan berjalan ke altar dan upacara pernikahan akan dimulai.

"Yuna, kendalikan dirimu, acaranya akan dimulai sebentar lagi. Jangan mengacak-acak Hera." Kata Galaksi, memegangi bahu Yuna.

Yuna mendengus, melepaskan tangan Galaksi dengan kasar kemudian menatap Hera tajam.

"Sialan! Serius Hera, telingamu itu cuman di jadikan pajangan ya? Aku kan sudah bilang sampai mulutku kebas, kalau pria itu tidak baik dan tidak bisa dimiliki karena dia memiliki kekasih. Tapi kenapa kau tetap nekat mau menikahinya? Kau mau jadi wanita simpanannya ya?" kesal Yuna.

Hera mendecih, "Enak saja wanita simpanan, sebentar lagi aku akan jadi wanita yang paling resmi berhubungan dengannya, tahu."

"Tetap saja, awalnya kan kau merebut pria itu dari kekasihnya. Apa kata orang satu rumah sakit nanti?"

"Tentu saja mereka akan iri. Aku menikahi pemilik Welfare Hospital yang baru, soon-to-be wakil kepala dokter rumah sakit menggantikan dokter Arifin, soon-to-be profesor general surgery, penyumbang jurnal medical terbanyak se-assosiasi medical research Internasional, salah satu dewan kehormatan ikatan dokter ASIA, putra tunggal Roan Aldarict yang kaya raya, serta yang paling penting... dokter serta pria paling tampan dengan badan paling bagus se-negri ini... siapa memangnya yang tidak akan heboh?"

Hera tersenyum percaya diri.

Yuna mengerang dan memegangi kepala belakangnya yang tiba-tiba terasa berat.

"Ya Tuhan, kepalaku!"

Hera tertawa, "Aku tau ini berat Yuna, tapi mohon mengertilah.. pria se-sempurna Sean Aldarict hanya ditakdirkan untuk Hera Travoltra seorang."

"Ah, atau sekarang.... Hera Aldarict? Kami bahkan sedang menunggu anak kami lahir."

Yuna terkejut lagi, "Kau hamil?!"

"Hari ini, tepat sepuluh minggu."

"Kau ini!"

"Aaah, Galaksi!"

***
Enjoy!

Follow Sean & Hera on istagram!
@/Heratravoltraa
@/Seanaldarict

With love.
nambyull

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

2.5M 281K 51
Cinta Mikha pada Rio bertepuk sebelah tangan selama 12 tahun, tapi ia tidak menyerah, ia berhasil menjerat pria itu agar tinggal bersamanya... meski...
719K 9.4K 31
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
2.1M 17.3K 5
((BACA VERSI LENGKAPNYA DI APP DREAME : MIMIFAIRY, thanks)) "Kita sudah pernah ciuman sebelumnya, Na," ucap Jeka yang menatap gadis berambut sebahu i...
1.3M 121K 44
VERSI LENGKAP TERSEDIA DALAM BENTUK PDF Tentang Anggara yang meratapi penyesalannya, dan tentang Indira yang berusaha membangun hidup barunya.