Apologize

By Hivelovely

32.8K 6K 1.5K

Setelah meminta maaf, Anak laki-laki yang dulu membenciku sepenuh hati kini mengaku mencintaiku setulus hati... More

🌸 Begin 🌸
🌸 Don't promise me 🌸
🌸 A letter 🌸
🌸 Anger 🌸
🌸 Gossip 🌸
🌸 V.S 🌸
🌸 I like you 🌸
🌸 Hwayangyeonhwa 🌸
🌸 Flashback pt.1 : Jimin 🌸
🌸 Choco Mint 🌸
🌸 I'm.... sorry 🌸
🌸 Flashback pt.2 : Jungkook 🌸
🌸 Taehyung! You're sick! 🌸
🌸 Nightmare 🌸
🌸 Friendship 🌸
🌸 A Cat 🌸
🌸 A Doll 🌸
🌸 Soft Attack 🌸
🌸 Brother 🌸
🌸 D-Day 🌸
🌸 Save 🌸
🌸 A Story 🌸
🌸 Dark Place 🌸
🌸 My Fault 🌸
🌸 A Reason 🌸
🌸 Distance 🌸
🌸 Pabo ya! 🌸
🌸 Flashback pt.3 : Taehyung 🌸
🌸 Surprise 🌸 + Give Away (づ≧ω≦)づ
🌸 Between You and Friendship 🌸
🌸 Broken 🌸
🌸 Who? 🌸
🌸 Miracle 🌸
🌸 The Princess 🌸
🌸 Destiny 🌸
🌸 Mianhae 🌸
🌸 Broken pt.2 🌸
🌸 Hwalin's power 🌸
🌸 Move 🌸
🌸 Gone 🌸
🌸 Paris 🌸
🌸 Autumn 🌸
🌸 The Last 🌸
🌸 Revenge? 🌸
🌸 Test 🌸
🌸 Secret 🌸
🌸 Cry 🌸
🌸 Min's Family 🌸
🌸 Little Angel 🌸
🌸 Ask 🌸
🌸 Long Time no Kiss 🌸
🌸 Chukhae 🌸
🌸 To be Happy 🌸
🌸 Your Finish 🌸

🌸 Reward 🌸

626 115 14
By Hivelovely

Terkadang untuk mencapai sesuatu perlu pengorbanan yang besar. Tak jarang seseorang justru rela mengorbankan keluarganya sendiri hanya untuk keuntungan pribadi.

"Presiden Min, anda terlihat begitu gelisah. Apa ada sesuatu yang mengganggu?" Tanya seorang pria berkacamata yang tidak lain adalah sekretarisnya.

"Tidak. Aku hanya sedang memikirkan satu hal penting." Jawab Yoongi yang sedang berjalan-jalan di rooftop gedung perusahaannya.

"Tentang?"

"Masa depan perusahaan ini."

"Langkah apa yang akan tuan ambil?" Tanya sekretaris itu lagi.

Yoongi berbalik sambil menarik senyum tipisnya.

"Sudah ku putuskan. Aku akan menjodohkan Hana dengan Park Jimin."

Pria berkacamata itu menghentikan langkahnya. "Huh? Apa hubungannya masa depan perusahaan ini dengan--"

"Kau akan segera mengerti." Yoongi berjalan masuk kedalam gedungnya.

~♥~

[Filter Company - Jimin's Room]

"Anda terlihat pucat, president-nim." Ucap Yongsun.

Jimin hanya membaringkan kepalanya di atas meja kerjanya. "Sekarang aku bingung. . ."

"Apa yang membuat anda bingung?" Yongsun berjalan mendekati Jimin.

"Kau tahu betapa jahatnya aku bukan?"

Yongsun memiringkan kepalanya. "Apa maksud anda?"

"Aku sempat merencanakan sesuatu supaya Jungkook dan Hyerin tidak berpisah, tapi akhirnya mereka berpisah dan semua itu tidak sesuai dengan rencanaku." Jimin menyisir rambutnya ke belakang. "Sekarang tinggal sisa Hwalin. Jika saja dia bangun, mungkin Taehyung akan kembali ke sisinya. Tapi..."

"Tapi?"

"Tapi rasanya itu tidak mungkin. Aku sempat bertanya pada salah satu dokter yang pernah menangani kasus seperti Hwalin dan semua berakhir sama. Tidak ada yang berhasil bangun." Jimin mengambil ponselnya dan menatap wallpapernya. "Sepertinya sekarang aku harus berjuang lebih keras, meskipun aku tahu pada siapa hatinya tertuju."

"Sedalam itukah cinta anda untuk nona Hana?" Yongsun menatap keluar jendela.

Jimin tersenyum dan menutup kedua matanya. "Aku akan mengorbankan apapun untuk membuatnya bahagia."

Berteman dekat dengan Hana sejak kecil membuat Jimin tahu apa apa-apa saja yang Hana suka, termasuk siapa orang yang ia sukai. Meskipun tidak pernah mengatakannya secara langsung, tapi Jimin sudah bisa menebak siapa orang yang Hana sukai itu.

"Hati seseorang bisa berubah seiring berjalannya waktu. Karena itulah aku tidak akan menyerah padamu." Jimin menyentil salah satu orang yang ada di foto dalam galeri ponselnya.

~♥~

Tidak terasa ujian akhir sekolah sudah di depan mata. Semua anak kelas 3 sudah mulai mempersiapkan masa depannya. Ada yang berencana melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi, ada yang memilih langsung mencari pekerjaan, bahkan ada yang memilih untuk langsung menikah.

"Kau datang ke rumahku hanya untuk menghangatkan makanan?" Tanya sang tuan rumah.

"Microwave minimarketnya rusak. Jadi aku kesini karena rumahmu dekat dari sana." Jawab Jungkook dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. "Berterimakasih lah karena aku mau membaginya denganmu."

Hana memukul pelan kepala Jungkook dengan ujung sendoknya. "Berterimakasihlah karena aku mau membukakan pintu untukmu."

Keduanya larut dalam tawa dan melanjutkan makan siangnya bersama. Padahal Hana sudah makan, tapi Jungkook memaksanya untuk ikut makan dengannya.

"Makanmu banyak." Hana merasa takjub pada porsi makan Jungkook.

"Sebentar lagi ujian. Aku butuh banyak tenaga untuk berpikir." Jungkook kembali pergi ke dapur untuk menghangatkan makanannya yang lain. Tapi tak lama kemudian ia kembali dan memberikan makanan yang masih dingin itu pada Hana. "Aku takut. Tolong hangatkan lagi."

Hana berdiri sambil menahan tawa. "Darimu aku sadar kalau Tuhan itu adil. Kau di anugerahi banyak kelebihan tapi takut pada microwave."

"Aku tidak takut. Aku hanya tidak terbiasa."

"Kau bilang tadi takut."

"Aku salah bicara tadi."

"Berhentilah mencari-cari alasan." Hana mengeluarkan makanan milik Jungkook dari dalam microwave.

Jungkook kembali melanjutkan sesi makan siangnya. Dia makan sangat banyak hari ini.

"Hana..."

"Hm?"

"Kalau aku bisa menggeser posisimu di sekolah, apa kau akan memberiku hadiah?" Jungkook menatap perempuan yang sedang fokus pada ponselnya.

"Eh?" Hana terkejut. "Umm... Kalau kau bisa, aku akan memberimu sebuah pelukan dan ucapan selamat!"

"Bagaimana kalau sebuah pelukan dan satu kecupan di sini?" Jungkook menunjuk bibirnya.

Hana mengangkat salah satu alisnya.

"Baiklah aku ralat." Ucap Jungkook. "Kalau aku berhasil, aku mau kau jadi pacarku."

Hana hanya tersenyum dan tidak menanggapi ucapan Jungkook. Selama ini Hana memang tidak pernah menanggapi ungkapan cinta dari siapapun dengan serius.

"Aku akan memberikan sebuah pelukan dan satu kecupan di pipi." Ucap perempuan cantik itu.

Sayangnya kalimat Hana sama sekali tidak membuat Jungkook merasa senang. Ia justru merasa sedikit sedih, tapi ia mencoba untuk menutupinya.

Sebenarnya bukan hanya Jungkook yang memikirkan cara agar Hana mau menanggapi ungkapan hatinya dengan serius, tapi kedua sahabatnya juga memikirkan hal yang serupa.

Salah satu alasan kenapa Hana tidak tertarik untuk menjalin hubungan seperti itu adalah karena kondisinya. Tak ada satupun yang tahu kalau saat ini Hana sedang dalam kondisi terburuknya. Hana sudah tidak lagi minum obat karena itu tidak bisa lagi menyelamatkannya. Hana menolak operasi dan menyerahkan semuanya pada takdir. Yang Hana pikirkan saat ini hanyalah membuat banyak kenangan manis sebelum malaikat datang untuk menjemputnya.

Hana sudah pandai berakting. Ketika ia merasa sakit di bagian dadanya, dia akan menahannya sambil tersenyum. Ia juga menggunakan lipbalm berwarna untuk menutupi bibir pucatnya.

~♥~

Ujian akhir sekolah telah berakhir. Hari-hari menegangkan telah berhasil dilalui. Kini para siswa kelas 3 tengah sibuk membuat buku kenangan dimana di dalamnya terdapat foto-foto mereka selama berada di sekolah.

Saat smp Hana tidak bisa ikut berpartisipasi karena harus di rawat di rumah sakit. Jadi ini adalah pengalaman pertamanya. Rasanya menyenangkan melihat teman-teman kelasnya saling bercanda dan tertawa satu sama lain. Beberapa teman kelasnya bahkan mengajaknya untuk berfoto bersama.

"Hey triple CEO." Panggil ketua kelasnya sambil mengarahkan kamera pada mereka.

Ckrek...

Menyenangkan rasanya melihat mereka berada dalam satu frame. Hana bahkan mengabadikannya sendiri di dalam ponselnya. Dari pada mengambil fotonya sendiri, Hana lebih banyak mengambil foto ketiga sahabat prianya.

"Satu tahun terlewati begitu saja. Rasanya baru kemarin aku jadi murid baru di sini." Ucap Jimin pada teman-temannya yang lain.

Saat ini seluruh murid kelas 3-A tengah duduk melingkar di atap sekolah.

"Ini tempat persembunyianku. Sekarang malah kalian injak." Sahut Taehyung yang diiringi tawa teman-temannya yang lain.

Sangat menyentuh ketika satu persatu dari mereka mengungkapkan isi hatinya. Bercerita tentang apa yang mereka rasakan selama satu tahun berada di kelas yang sama dan kemudian saling meminta maaf atas apa yang pernah mereka lakukan.

"Aku ingin minta maaf pada Hana-ssi." Ucap seorang perempuan berambut panjang sambil menahan tangisnya. "Aku minta maaf karena tidak melakukan apapun saat melihatmu di perlakukan dengan kasar. Aku terlalu takut jadi aku melarikan diri karena tidak ingin terlibat. Aku benar-benar menyesalinya. Aku minta maaf."

Hana hanya tersenyum dan mengatakan jika hal itu sudah berlalu dan dia sudah mencoba untuk melupakannya. Hana merasa senang karena di kelasnya saat ini ada cukup banyak orang yang mau mengajaknya bicara.

Semuanya kini saling bercerita tentang rencana masa depan mereka.

"Setelah upacara kelulusan nanti aku akan membuka kantor anak perusahaan baru di daerah Daegu, kalau kalian butuh pekerjaan datanglah padaku." Ucap Jimin sambil membagikan kartu namanya. "Ada banyak posisi yang kosong. Kalau kalian mau langsung kabari aku. Ya walaupun bukan aku langsung yang akan menjawabnya."

"Berapa banyak kantor lagi yang akan kau bangun?" Taehyung bingung karena beberapa hari yang lalu Jimin juga baru meresmikan salah satu kantor barunya.

"Ayahku baru saja di berhentikan dari perusahaan Z. Bolehkan aku menawarkan hal ini pada ayahku?" Tanya salah satu teman kelasnya.

Jimin mengangguk. "Boleh."

Dia memang pria yang baik hati.

"Aku mau kerja di perusahaan Taehyung!" Cetus teman sebangku Taehyung sendiri.

"Hoo... Punya nyali juga kau." Taehyung menyeringai. "Aku tidak akan bersikap lembut meski pada temanku sendiri."

"Kalau kalian mau memulai bisnis kalian sendiri, kalian bisa hubungi kami untuk berkonsultasi." Ucap Jungkook.

Saat ini perusahaan Jungkook sudah dalam keadaan stabil. Meskipun begitu Taehyung masih mempertahankan kerja sama mereka.

"Taehyung-ssi apa kau punya lowongan untuk posisi pendamping hidup?" Canda salah satu teman mereka.

"Umm... Sayangnya posisi itu sudah di booking seseorang." Jawabnya sambil melirik ke arah Hana.

Sadar sedang di perhatikan, Hana langsung berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Sudah sore. Mari akhiri pertemuan menyenangkan ini." Jimin berdiri.

"Aku juga harus menghadiri rapat." Taehyung melihat jam tangannya.

Semuanya saling berpamitan. Jimin pulang duluan karena harus segera pergi untuk menyiapkan pesta ulang tahun untuk ibunya, sementara Taehyung bergegas pergi karena ada rapat penting yang harus ia pimpin.

"Hana...," Panggil Jungkook yang sudah membukakan pintu mobilnya.

~♥~

Jungkook membawa Hana ke sebuah tempat makan yang baru saja di buka.

Jungkook bilang dia ingin makan jjangmyeon tapi tidak enak kalau harus makan sendiri. Jadi dia mengajak Hana bersamanya.

"Jungkook...," Panggil Hana.

"Hm--"

"H-Hana...," Mata Jungkook terbuka lebar. Tangannya langsung menyentuh bagian bibirnya.

"Hadiah karena sudah berhasil menjadi nomor satu di sekolah." Hana tersenyum. Tidak lama kemudian wajah Hana mulai memerah dan ia segera menutupinya dengan kedua tangannya. "Memalukan sekali... Ini pertama kalinya aku yang mencium duluan!!! Jungkookie menyebalkan!!"

Jungkook mengambil kedua tangan Hana sehingga ia bisa melihat wajahnya. "Aku? Yang pertama?"

"Jangan lihat aku begitu!!" Hana mencoba melepaskan tangannya.

"Hana... Lihat aku." Pintanya. Hana memberanikan diri untuk membuka matanya dan menatap wajah serius Jungkook. Ini pertama kalinya Jungkook menatapnya dengan tatapan seserius ini. "Ikutlah bersamaku ke Prancis dan kita hidup bahagia bersama di sana."

"A-apa maksudmu?"































"Hana, menikahlah denganku."














~♥~

Jreengg
Akhirnya aku update gaiseu (。’▽’。)♡

Makasih banyak yang udah nungguin dan udah sempetin baca sampai chapter ini (´ε` )♡

Btw...

Selamat buat cocopeanuts (。’▽’。)♡

Buat yang lainnya jangan sedih ya (。’▽’。)♡

Semoga beruntung di next GA (。’▽’。)♡

See u di next chapter gaiseu
(´ε` )♡

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 111K 60
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
199K 21.7K 25
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
893K 74.8K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
67.9K 5.5K 44
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote