30 days to be wife (new versi...

By bellaebbe

82.7K 6.6K 1.1K

[C O M P L E T E D] [Pindah di dreame] Berawal dari sebuah nasib sial, di mana Laras harus rela menjual tubuh... More

cast
prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
Pemain selanjutnya
14
15
16
17
18
19
20
21
Cuplikkan
22
23
Kutipan cinta
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Epiloge
*Special bonus*
*edisi rindu*
Lidipilih
kabar baik
cover
OPEN PO
How to order
Masih ada
E-book ada gak?
pindah ke dreame

45

1.5K 94 10
By bellaebbe

#Flashback

Setelah bertemu dengan Axel putranya, kini Laras tengah mengajak Axel untuk tinggal beberapa hari bersamanya.

Tentu saja, dia sudah meminta izin kepada sang guru untuk membiarkan Axel pulang kerumah.

Sebuah rumah yang disewanya beberapa hari selama wanita itu berada di sini. Dan sang guru pun juga tidak keberatan untuk membiarkan Axel pulang kerumah.

Beberapa jam setelah tiba diapartemen yang disewa oleh Laras. Kini wanita itu, tengah sibuk memasak di dapur. Sedangkan Axel, dia sedang asik menonton kartun kesukaannya.

Tak lama kemudian akhirnya masakannya pun sudah selesai.

"Axel, ayo makan sayang.." panggil Laras.

Axel menoleh, "ya mama.." sahutnya dari ruang televisi.

Anak itu beranjak dari posisinya, tak lama tanganya meraih remote televisi dan kemudian dia memencet tombol merah yang menandakan off untuk mematikan televisi tersebut.

Lalu setelahnya dia berjalan mendekat ke arah dapur. Belum tiba di dapur, Axel sudah bisa mencium aroma sedap yang menguar dari dapur.

"Heumm.. wah, baunya sedap sekali." katanya sambil mengusap perutnya yang lapar.

Laras tertawa, "hehe.. kalau begitu, ayo kita makan."

Axel pun tak lama mengambil alih tempat duduk dihadapan Laras. Axel duduk menanti semangkuk piring datang padanya.

Setelah mangkuk yang berisi nasi tersebut diletakan di depannya. Anak itu segera mengambil sendok dan menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya yang sudah terbuka.

"Pelan-pelan makannya. Tidak akan ada yang memintanya darimu." Laras hati Laras menghangat melihat tingkah Axel.

"Awbis niw enawk.." katanya dengan mulut yang penuh.

Laras menggelengkan kepalanya, "tapi tetap saja, itu bisa membuatmu tersendak."

Axel mengangguk, "apa sungguh seenak itu masakan mama?" tanya Laras saat melihat Axel kembali menyuap penuh mulutnya.

"Eum.. ewnak.."

Laras membuang napas lega, "syukurlah kalau enak."

Namun tiba-tiba saja Axel berhenti sejenak, dia menatap sang mama. "Kenapa mama tidak makan?"

"Ini mamabaru mau menyuapkan nasi ke dalam mulut." Axel tertawa kecil.

Tanpa diminta tiba-tiba saja anak itu menaruh sepotong daging di atas permukaan nasi yang telah disendok oleh Laras.

Laras terpaku, "makanlah yang banyak, mam.. agar bisa menghukum Daddy setidaknya."

Laras tersenyum, dan tak lama mereka berdua saling diam menikmati makanan mereka. Namun tidak bertahan lama, sebuah pertanyaan muncul dibenaknya.

Laras berusaha menelan makanannya yang ada dimulut dengan susah payah. Lalu kemudian dia berkata.

"Axel, apakah kau.. eum, masih marah pada mamih Kristal?"

Gerakkan menyuap Axel terhenti, dia mendongak. "Apa dia mengganggu mama lagi? apa yang telah dia lakukan pada mama?"

Laras menggeleng, "tidak. Mamih Kristal sudah meminta maaf pada mama. Dia menyesali semuanya dan dia juga bilang dia sangat terpukul saat ucapan itu terlontar dari mulut anaknya sendiri."

"Cih, Axel tidak percaya." Laras terkejut.

"Axel. Tidak boleh seperti itu. Bagaimanapun juga dia ibu sayang.."

Axel menggeleng, "Dia bukan ibuku. Karena tidak ada seorang ibu yang akan bertingkah seperti dia."

Laras meletakkan sendoknya, lalu tak lama dia melipat kedua tanganya. "tatap mama. Apa Axel pikir itu tidak akan terjadi pada mama? bagaimana jika sejak awal mama juga berniat jahat pada Axel? apa Axel masih akan bersikap manis dan menurut pada mama?"

Axel menunduk, "tidakkan? Lalu kenapa kau mengatakan hal itu." sambung Laras saat melihat keterdiaman anak itu.

"Axel, dengarkan mama. Apa kau tahu, bahwa sejak perkataanmu itu hati mamih Kristal sangat sedih. Dia sudah terpukul saat sebelum bertemu denganmu, dia menyadari akan kesalahannya karena harta dan kekuasaan sudah membutakkan mata batinnya." Laras menjedanya.

"--- Tapi sejak perkataanmu di kedai es krim, dia semakin merasa bersalah. Bukan hanya dihadapan mama tapi juga padamu. Dia sudah sangat menyesalinya. Tapi kini itu sudah menjadi masa lalu, mama pun juga sudah memaafkan mamih Kristal. Jadi sekarang saatnya, maukan Axel memaafkan mamih Kristal sekali ini saja?"

Axel terdiam, dia tampak berpikir sejenak. "Apa itu betul?"

"Ya, itu benar. Kalau kau tidak percaya kau boleh menelepon dia." Axel tampak menimang-nimang sejenak.

Sebelum akhirnya dia menarik napasnya dalam, "Baiklah, ayo kita hubungi dia."

Laras tersenyum bahagia, "ini, telepon mamih Kristal menggunakan ponsel mama."

Tut.. tut... tut...

Sambungan terdengar, hingga tak lama suara Kristal terdengar.

"Halo Yas, ada apa telepon pagi-pagi?"
Axel masih diam, Laras mengangguk memintanya untuk bersuara.

"Halo.. Laras.."

"H-hai.. mamih.."

Kristal terkejut, "A-axel.. Axel putra mamih."

"Eum.. ini Axel mamih."

"Hah! ya Tuhan, Axel.. Akhirnya mamih bisa mendengar suara mu nak. Bagaimana keadaanmu di sekolah? apa kau bisa beradaptasi dengan baik? Hiks.."

"Eum.. Axel, baik-baik aja mih di sini. Mamih lagi apa?"

"Mamih lagi-- sayang siapa yang menelepon?" Suara Vero yang tiba-tiba terdengar dari sebrang sana.

"Ini Axel, Ver. Putraku. Oh sungguh!"

Axel hanya diam mendengarkan sang mamih yang sedang berbicara dengan paman Vero.

"Axel, kau sedang apa sayang?"

"Axel sedang makan siang bersama dengan mama Laras."

"Oh, benarkah.. pasti enak ya masakan buatan mama Laras. Engga kaya mamih, suka keasinan hehe.."

"Hehe, iya.. Mamih, bolehkan aku bicara dengan papih Vero?"

Lagi, lagi Kristal dibuat terkejut. "apa sayang? kau bilang apa tadi?"

"Kau mau bicara dengan papih Vero sebentar."

"Sayang, kemari.. Vero.. Axel ingin bicara dengan mu, dia menyebutmu dengan sebutan Papih bukan paman lagi... oh, sungguh!"

"Halo.. Axel, ada apa nak?"

"Halo juga pa-papih Vero.."

"Akhirnya, aku diakui olehmu.. ya, ada apa?"

"Maafin Axel ya, kalau selama ini gak pernah manggil papih Vero dengan panggilan papih."

"Tidak apa-apa sayang.. Papih tidak akan pernah memaksa, karena papih tau itu pasti sangat sulit. Bagaimana dengan Axel, apa tinggal di London sangat menyenangkan?"

"Tidak. di sini, tidak enak. Aku kesepian."

"Eoh.. kasihan, mau mami jenguk bersama mamih dan adik barumu?"

"Apa!? adik?" Axel menatap Laras.

Sedangkan Laras tersenyum kikuk, lalu tak lama dia mengangkat kedua bahunya.

"Ya, adik barumu. Apa daddymu tidak memberitahukan mu soal itu?"

"Tidak.."

"Hah, Xavier memang payah. Keterlaluan dia." kini Kristal menyambar.

"Jadi aku akan punya dua orang adik?"

"Ya, kau benar sayang. Maka itu cepatlah kembali, karena kedua adikmu pasti sangat ingin bermain denganmu."

"Eum.. baiklah papih. Pih, sudah dulu ya teleponannya. Nanti kita sambung lagi, salam ya buat mamih dan adik bayiku."

"Oh, baiklah.. kau juga harus jaga kesehatanmu okey."

"Eum.. bye.."

Bip~

Sambungan terputus, Laras menatap Axel penuh tanya. "Ada apa? apakah kau mendapatkan kabar baik lagi hari ini?"

Tanya Laras sambil menyimpan kembali ponselnya. Axel mencebikkan bibirnya, "kenapa kau cemberut?"

"Kalian jahat." Laras terkejut.

"Hah, siapa jahat."

"Mamih Kristal, dan Mama Laras." Laras menyerit.

Dia menerjap, "jahat kenapa?"

"Karena kalian gak mau kasih kabar bahagia ini lebih dulu.."

Laras tertawa, "yang penting sekarang kau sudah tau, langsung dari kami. Benarkan?"

Axel menyilangkan tangannya, "tetap saja."

Melihat Axel merajuk, sebuah ide jahil terlintas dikepalanya. Laras bangkit dari posisinya, lalu dengan cepat dia menggendong dan membawa tubuh Axel ke arah sofa untuk digelitiki olehnya.

"Hahaha.. ampun mama, ini geli.." Laras kembali menggelitiki disekitaran perut Axel.

"Masih berani merajuk!"

Axel menggeleng, "tidak! tidak.. hahaha... sudah hentikan..."

#Flashback off

Yaey.. finish, sisa epiloge.. bye..

Continue Reading

You'll Also Like

978K 59.3K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
7.3M 345K 51
Setelah kejadian enam tahun lalu, Rika harus rela menjadi single parent untuk anaknya, Raka. Raka Matteo, hanya anaknya itu lah yang menjadi tujuan d...
136K 7K 39
Sebuah kisah patah hati dari seorang gadis yang pernah ditinggalkan oleh seseorang. Ditinggalkan tanpa alasan dan bersembunyi di balik kalimat 'kita...
923K 40.6K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...