30 days to be wife (new versi...

By bellaebbe

82.7K 6.6K 1.1K

[C O M P L E T E D] [Pindah di dreame] Berawal dari sebuah nasib sial, di mana Laras harus rela menjual tubuh... More

cast
prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
Pemain selanjutnya
14
15
16
17
18
19
20
21
Cuplikkan
22
23
Kutipan cinta
24
25
26
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Epiloge
*Special bonus*
*edisi rindu*
Lidipilih
kabar baik
cover
OPEN PO
How to order
Masih ada
E-book ada gak?
pindah ke dreame

27

1K 113 50
By bellaebbe

Beberapa jam sebelum surat wasiat itu dibacakan. Sinar mentari pagi masih semangat untuk menyinari bumi, kala tetesan air embun bergerak turun melalui helaian dedaunan.

Rerumputan bergoyang mengikuti arah angin, dikala sang pencipta meniupnya. Axel berjalan sambil mengendong Vivi di tangannya.

Saat tiba dihalaman rumput dibelakang rumahnya. Anak itu menurunkan Vivi dari gendonganya, dan berniat untuk mengajak hewan kesayangannya itu bermain bersama dengannya.

"Vivi!! ayo coba kejar aku!" seru Axel sambil berlari menjauh.

Namun sayang, respon yang diterima dari hewan peliharaannya mampu membuatnya mengerutkan keningnya. Anak itu kembali mendekati sang hewan peliharaanya, hingga.

Tak lama, Axel berkacak pinggang. "Vivi ayo kita main. Axel kesepian." Vivi tidak menjawab.

Axel mempoutkan bibirnya kesal, sebelum sebuah bohlam lampu menyala di atas kepalanya. Kemudian anak itu berlari masuk kembali ke dalam rumah, dan tak lama dia kembali keluar dengan sebuah bola berwarna warni kesukaan Vivi.

"Kita main lempar tangkap ya?"

Vivi hanya menatapnya sambil memiringkan kepalanya, "Jja!! ayo tangkap!"

Axel berseru kembali sambil melempar jauh bola tersebut. Tapi lagi-lagi hewan kesayanganya itu, tidak merespon sang Tuan.

Namun justru, dia malah berjalan ke arah samping Axel dan tak lama hewan tersebut merebahkan dirinya.
Axel menerjap, lalu dia menoleh dan saat ia melihat reaksi Vivi yang seperti itu Axel mendumal.

"Ih! Vivi mah gak asik! Axel kan mau main sama Vivi. Ayo dong bangun jangan rebahan mulu! ... ayo, bangun bola bulu!"

Axel mengguncang tubuh Vivi, namun ia diabaikan. Axel bersedekap dada, lalu berkata. "Kenapa sih, kamu tuh males banget deh. Ayo apa bangun.. jangan tiduran mulu. Nanti kalau Axel kesel, Axel bakal botakkin nih bulu Vivi!"

Saat mendengarkan perkataan itu dari sang Tuan, Vivi si hewan peliharaan itu malah membuang mukanya ke arah lain. Sedangkan Axel menangis menjerit, kala dia merasa diabaikan kembali.

Yuna yang sedang asik memasak berhenti seketika saat mendengar jeritan sang cucu, "Axel? Kenapa dia menangis?"

"Saya tidak tahu, Nyonya." jawab sang pembantu.

Dengan cepat dia melepaskan apron yang berada dibadannya, dan segera berlari mendekat ke arah sang cucu. Saat tiba di sana, Yuna menemukan sang cucu sedang menangis tersedu-sedu bahkan hidungnya sampai memerah.

"Axel, kamu kenapa sayang nenek?"

Axel yang tadi sedang menunduk, seketika mendongakkan kepalanya saat mendengar suara sang nenek. Dia mencebikkan bibirnya, lalu berkata.

"Vivi nek," rengeknya.

Alis Yuna terangkat satu, "Vivi? dia kenapa?" setelah bertanya kepada Axel, dengan cepat dia melirik ke samping sang cucu.

Namun dia terheran, karena pasalnya hewan tersebut tengah bersantai di samping sang cucu. "Itu Vivi Xel."

"Iya itu memang Vivi, tapi dia ngeselin nenek."

"Ngeselin kenapa sayang?"

"Axel mau ajak dia main, tapi... tapi dia malah asik rebahan, gak mau gerak sama sekali. Heung.. Udah gitu, Axel ancem aja mau botakkin bulunya eh dia malah buang muka. Kan songong. Axel kesel," adunya.

Seketika tawa Yuna lepas, saat mendengar keluhan sang cucu. Ya, Yuna akui Vivi memang terlalu sering dimanja oleh Xavier.

Sehingga dia jadi lebih malas gerak kalau bukan, Xavier yang memerintahkannya.

"Kok nenek malah ketawain Axel."

Tawa Yuna mereda, lalu dia tersenyum sejenak. "Daripada Axel bete, dan kesel sama vivi mending main sama nenek. Yuk," ajak Yuna.

Axel menggeleng, "Gak mau, di dapur banyak asap bau makanan."

"Eum.. gimana kalau kita siap-siap aja, buat jemput mama Laras. Kan bentar lagi mendarat." Seketika mata Axel bebinar senang.

"Oh iya, mama Laras hari ini pulang kan ya nenek." Yuna mengangguk.

Melihat anggukan sang nenek, dengan cepat Axel berlari sambil berteriak. "Vivi! Axel mau jemput mama Laras dulu ya, awas aja kamu kalau bergerak dari sana. Gak akan Axel kasih makan."

Mendengar teriakan tersebut Yuna kembali tertawa, sambil dibarengi dengan gelengan kepalanya. Astaga! cucu satu-satunya itu emang ada aja kelakuannya.

***


Oh iya, kalian dari kemarin minta visualnya kan ini dia..

ERLANGGA GAHARU

Hayo tebak siapa itu?

Continue Reading

You'll Also Like

510 92 20
Awi-si cewek tomboy yang juga shipper BL, ceplas-ceplos, dan mudah tersinggung-tidak pernah kepikiran untuk mengajak Dazey, cowok yang sering ia juli...
1.2M 44.9K 20
Maaf... Aku tidak pantas menyebutkan kata itu sebenarnya...
6.5K 1.1K 20
Anindya dan Bara adalah tetangga, sekaligus teman dari orok yang berlangsung hingga mereka SMA. Berbeda dengan Anindya yang terlihat membenci, Bara j...
960K 78.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...