30 days to be wife (new versi...

By bellaebbe

82.7K 6.6K 1.1K

[C O M P L E T E D] [Pindah di dreame] Berawal dari sebuah nasib sial, di mana Laras harus rela menjual tubuh... More

cast
prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
Pemain selanjutnya
14
15
16
17
18
19
21
Cuplikkan
22
23
Kutipan cinta
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Epiloge
*Special bonus*
*edisi rindu*
Lidipilih
kabar baik
cover
OPEN PO
How to order
Masih ada
E-book ada gak?
pindah ke dreame

20

1.1K 111 21
By bellaebbe

Sepulang dari pergi berjalan-jalan bersama Erlangga. Laras tiba dirumah, sejenak dia berdiam menatap lurus ke arah rumah besar ini.

Dia benar-benar terheran, saat melihat suasana rumah besar nan sepi ini.

"Apa semua orang sudah tertidur?" dia memeriksa jam di tangan kanannya.

Dahinya berkerut, matanya menerjap berkali-kali untuk memastikan apakah yang dia lihat di jam itu benar atau tidak. Karena pasalnya waktu baru saja menunjukkan pukul 8 malam.

Namun saat dia kembali menatap rumah besar itu, Laras kembali dibuat kebingungan. Dia memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri memikirkan, hal aneh apa yang terjadi pada keluarga ini.

"Tapi bukankah ini masih terlalu siang? ko tumben rumah ini sudah gelap?"

Daripada rasa penasarannya semakin menjadi-jadi, akhirnya Laras memutuskan untuk kembali melangkah memasuki rumah itu.

Kriett~

Decitan pintu terbuka. Bulu kuduk Laras seketika berdiri, saat udara dingin mulai menjalar disekujur tubuhnya. Astaga! gelap sekali rumah ini. Batinnya bersuara, lihatlah.

Semua lampu sudah padam.Mungkinkah tidak ada orang dirumah ini? atau memang mereka semua sudah tertidur?

Laras melangkah perlahan, dengan kaki yang dia jinjit agar tak menimbulkan suara apapun yang mampu membangukan seseorang. Namun tak beberapa jauh dia melangkah tubuhnya menengang dengan sempurna.

Tak!

Semua lampu menyala seketika, dia menerjap untuk menormalkan pencahayaan yang masuk kematanya lebih dulu.

Namun saat Laras tersadar dia sudah berada diruang tengah rumah itu. Hingga tak lama, tubuhnya menegang berdiri dengan sempurna, saat dia merasakan aura mencekram dibelakang tubuhnya.

Perlahan dia memutarkan badannya, hingga tak lama dia terlonjak kaget saat mendapati Xavier yang tengah menatapnya tajam.

"Xa--Xavier?" panggilnya.

Namun sang suami hanya berdiam saja. Dengan kedua tangan yang bersilang didepan dada. Tenggorokan Laras tercekak, ia merasa kesulitan bernapas sesaat Xavier semakin menatapnya dalam.

Meneguk salivanya dengan susah payah terus dia lakukan, lalu tak lama Laras berdeham guna menghilangkan hawa canggung yang terjadi dia antara keduanya.

"Ekhem.. aku-- aku.."

Xavier bangkit dari tempatnya, lalu dia berjalan cepat menghampit tubuh kecil Laras hingga menabrak dinding. "A-apa- apa yang mau kau lakukan?" gugupnya.

Xavier bersmirk, "Melakukan apa yang seharusnya suami lakukan pada istrinya!!"

Kening Laras berkerut, "Xavier? kau mabuk ya?" tanya Laras saat dia mulai mencium bau tak sedap yang menguar dari tubuh pria itu.

"Kalau ya, kenapa?.. Laras, kau harus ingat statusmu saat ini. Dan aku mau hak ku malam ini juga!"

Laras menggeleng, "tidak! aku tidak mau melakukannya!"

"Kenapa? apa karena aku suami kontrakmu dan bukan kakak kelas kebanggamu itu?"

"Maksudmu? kak Erlang?"

"Aku tidak mau dengar lagi namanya! malam ini, aku mau hak ku." tanpa meminta izin lagi.

Xavier langsung mengangkat dan menggedong Laras, bagaikan kantung beras yang diangkut kuli panggul dipasar. Sedangkan Laras berusaha memberontak.

Namun tenaganya yang kecil tidak mampu melepaskan diri dari cengkraman Xavier. Dan malam yang panjang dan hangat ini menjadi milik mereka berdua.

"Xavier jangan!!"

"Lepaskan aku!!"

"Aahhh.. Sakit!!"

Malam ini adalah mimpi buruk untuknya. Karena mahkota kesuciannya telah diambil oleh Xavier, walau sebenarnya Laras sudah tahu kapan saja Xavier bisa melakukannya. Tetapi tetap saja.

Baginya, malam itu adalah malam dimana seharusnya dia sendirilah yang akan dengan sukarela memberikan mahkota kesuciannya pada Xavier. Saat Xavier -sang suami- mulai bisa membalas cintanya.

Bukan di malam dimana, semua berada dibawah kendali Xavier yang tidak mencintainya dan tengah terpengaruh oleh minuman beralkohol itu.

Bahkan selama hampir 2 tahun ini Xavier akui dia sudah tidak pernah minum-minum lagi, selain disaat dia sedang mengingat hatinya dihancurkan oleh sang mantan istri terdahulu karena penghiatannya.

Malam ini rasa sakitnya bukan dari sebuah penghianatan. Melainkan, karena sikapnya yang terlalu gengsi untuk menyatakan perasaanya bahwa dia mencintai sang istri -Laras-.

Mentari mulai bersinar terang. Lalu perlahan sinarnya mulai memasuki sela-sela gordeng kamar pasangan suami istri ini. Laras mengeliat, dia merentangkan kedua tanganya agar otot-ototnya tidak kaku.

Namun saat sedang merenggangkan ototnya. Rasa sakit disekujur tubuhnya mulai dia rasakan. Kelopak matanya perlahan mulai terbuka, lalu menerjap.

Laras bangun dari tidurnya, namun saat menggerakkan kedua kakinya yang saling bergesek dibawah, dia meringis.

"Aww.. ah sakit sekali."

Setelah dia duduk bersandar, Laras berdiam sejenak. "Hah~ Benar, tadi malam bukanlah mimpi," ucapnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Tanpa disadari air matanya menetes di sudut matanya. Dia menoleh ke arah samping dimana pria itu terbaring semalam bersamanya.

Namun kini, hanya ada kekosongan disisinya saat dia membuka matanya. Dia menangkup wajahnya, saat tangisan lirihnya pecah.

Setelah puas mengeluarkan semua derai air matanya. Laras begerak untuk bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Walau dia berjalan dengan cara mengangkang, untuk menghindari rasa nyerinya.

Tapi itu tidaklah berguna. Sebab rasa sakitnya, benar-benar sudah menjalar keseluruh tubuhnya. Hingga 10 menit kemudian, daun pintu diketuk dari luar kamar mandi.

Tok! Tok! Tok!

"Nyonya.. apa nyonya sedang di dalam?"

Laras tak berniat menjawab, "Nyonya muda, tadi tuan Xavier menelepon. Dia bilang, jika Nyonya sudah selesai mandi dan rapih. Nyonya disuruh bersiap untuk pergi mengantarkan makan siang Tuan dirumah sakit."

Laras tertawa miris, "Nyonya apa kau mendengarku?"

"Heum.. aku dengar." jawabnya.

oia.. di chapter ini, kalian setuju gak sih kalau ini kurang ngefeel? jawab ya.. nanti akan ku perbaiki.

Continue Reading

You'll Also Like

136K 7K 39
Sebuah kisah patah hati dari seorang gadis yang pernah ditinggalkan oleh seseorang. Ditinggalkan tanpa alasan dan bersembunyi di balik kalimat 'kita...
4.2K 891 26
Sejak menjadi murid di SMA Sarasvati, Kalani sudah mengagumi Baskara, kakak kelas satu tingkat di atasnya. Rasa kagumnya bertambah bahkan berubah men...
7.3M 345K 51
Setelah kejadian enam tahun lalu, Rika harus rela menjadi single parent untuk anaknya, Raka. Raka Matteo, hanya anaknya itu lah yang menjadi tujuan d...
951K 77.8K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...