30 days to be wife (new versi...

By bellaebbe

82.7K 6.6K 1.1K

[C O M P L E T E D] [Pindah di dreame] Berawal dari sebuah nasib sial, di mana Laras harus rela menjual tubuh... More

cast
prolog
01
02
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
Pemain selanjutnya
14
15
16
17
18
19
20
21
Cuplikkan
22
23
Kutipan cinta
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Epiloge
*Special bonus*
*edisi rindu*
Lidipilih
kabar baik
cover
OPEN PO
How to order
Masih ada
E-book ada gak?
pindah ke dreame

03

2.1K 191 26
By bellaebbe

"Keluar dari mobil saya!" Xavier menarik paksa Laras untuk keluar.

Laras menggeleng, "saya mohon, biarkan saya bersembunyi sebentar."

"Enak saja! kau pikir mobilku ini apa? Cepat keluar." mau tidak mau, Laras terpaksa keluar.

Sedangkan di sudut sana, pria yang sedari tadi mencarinya tersenyum puas. Laras membuang napasnya lirih, sungguh dia tidak mau kembali kerumah pria itu.

Rumah yang penuh dengan penyiksaan. Pria itu mendekat saat melihat Laras gadis yang dia cari sedaritadi turun dan keluar dari tempat persembunyianya.

'Jadi, dia bersembunyi di dalam mobil itu? tsk, pintar sekali dia.' -pikir pria itu.

Setelah Laras turun, Xavier menatapnya. Dengan tatapan menyelidik, Xavier bertanya.

"Siapa kau? dan kenapa kau masuk ke dalam mobil ku?"

"Aku- aku sedang--" ucapnya terpotong.

"Maafkan kekasih saya, kami sedang bertengkar tadi dan aku tidak tahu kalau dia bersembunyi di mobil anda." tubuh laras menegang.

Xavier mengangkat satu alis matanya, lalu dia menggeleng saat kecurigaan timbul dihatinya. Namun dia kembali mengelak, karena dia tidak ingin ikut campur dengan masalah mereka.

Xavier berniat untuk masuk ke dalam mobil. Tapi sayangnya tanganya di cekal, dia menoleh.

"Apa yang kau lakukan lepaskan saya!" Laras menggeleng.

Dipersekon selanjutnya, ia terkejut akan apa yang wanita aneh itu lakukan di hadapannya. Laras berlutut, dan memeluk kedua kaki Xavier. Lalu dia berkata,

"Tuan tolong bawa saya pergi, saya tidak mau kembali bersamanya."
Xavier berusaha untuk melepaskan dirinya, namun siapa sangka Laras semakin memeluk lutut kakinya semakin erat.

"Saya mohon tuan. Bawa saya pergi, aku tidak mau bersamanya. Dia berusaha untuk memperkosa saya ... Tolong saya tuan."

Saat hendak mensahuti perkataan Laras, suara Chandra terdengar. "Eh Xavier ini.. Oh, Angga kenapa lo ada di sini."

Ya, dia Anggara pradipta. Pria yang telah membeli Laras dengan harga 80 juta rupiah. Lalu dia menoleh, menatap Xavier.

(ini Anggara Pradipta)

"Laras?"

Laras bangkit dan berjalan mendekat ke arah Chandra, setelahnya dia kembali berlutut dan memohon kepada Chandra.

"Tuan, saya mohon jangan jual saya kepada pria itu. Saya tidak mau tuan," lirihnya.

"Maaf saya tidak bisa mengembalikan apa yang telah sudah saya jual ... Lagi pula, bukankah kau sendiri yang bilang kalau kau ingin dapat uang yang jumlahnya besar agar bisa membayar semua hutangmu? pekerjaan yang mudah, dan menghasilkan banyak uang dengan cepat. Hanya bisa kau lakukan dengan menjual dirimu. Karena staff saya sudah penuh dan banyak."

Laras menangis meratapi nasibnya. Astaga, betapa mirisnya kehidupannya. Dililit banyak hutang, namun hutang-hutang tersebut datang bukan karena dia yang menggunakan semua uangnya.

Melainkan seorang wali pengganti kedua orangtuanya. Yaitu paman dan bibinya, bukankah seharusnya merekalah yang dikejar oleh depkolektor kenapa malah dia? pikirnya heran.

"Ayo cepat!!" kembali tubuh Laras dicengkeram oleh anak buah Angga.

Laras menggeleng, memberontak agar terlepas. "Tidak!! aku tidak mau!! lepaskan aku!!"

"Seret dia!" titahnya dengan tegas.

"Tidak! aku mohon, tuan tolong aku!" Sekuat tenaga dia mencoba melawan, hingga tak lama.

BRAK!!

Sebuah dentuman pintu mobil tertutup sangat kenceng terdengar. Axel yang sedari tadi menyaksikan Laras yang di seret oleh kedua pria berbadan kekar yang tak dia kenal, hanya bisa berdiam di dalam mobil.

Namun kini, dia tidak bisa diam saja. Bagaimana pun juga, wanita itu sudah menolongnya waktu itu. Selain itu karena merasa kasihan, akhirnya Axel bersuara.

"Daddy, tolong tante itu."

Xavier menatap tajam, "Axel! jangan ikut campur, ini urusan mereka. Ayo masuk, kita pulang."

Axel menepis tangan sang ayah, "Tidak!! sebelum tante itu ikut bersama kita."

"Jangan aneh-aneh deh kamu, ayo masuk." Axel bergeming dan Xavier pun mendengus sebal, sebab Axel tidak mau menurutinya.

Axel berjalan ke arah Laras, lalu menatap Angga dengan lekat. "paman, biarkan tante bersama kita. Daddy ku punya banyak uang, dia akan memberikan mu berapa pun yang paman mau sebagai gantinya."

Angga menarik sudut bibirnya, "Memangnya, ayahmu itu siapa? apa dia lebih kaya dari paman?" Axel mempoutkan bibirnya sebal.

Astaga! bagaimana bisa paman itu tidak tahu harta kekayaan milik sang ayah dan sang kakek. Bahkan, setiap hari disekolah dia hampir mendapat ketidaksukaan dari teman-teman karena kekayaan milik keluarganya berhasil membuat keluarga orang lainnya menjadi miskin seketika.

"Tentu! ayahku pewaris Haritama. Dan aku, juga sama! Aku Axel haritama."

Angga tertawa meremeh, "Axel! sudah cukup."

"Tidak! .. atau daddy yang akan aku laporin ke nenek!" Mata Xavier membulat.

"Lagi pula, tadi bukankah kita kesini untuk mencari mommy baru karena saimbara itu." Xavier malu setengah mati, saat saimbara itu disebut oleh Axel.

Sial, dia tidak punya pilihan lagi. Hingga tak lama Xavier membuang napas kasar, lalu mengusap wajahnya kasar.

"Baiklah, ini mau mu yang akan daddy turuti, tapi satu hal. Apa kau mengenal wanita itu?"

Axel menerjap, matilah ia jika dia menceritakan jika dia bertemu dengan wanita ini karena dia dibully oleh teman-temannya.

Di saat ia sedang berpikir, Xavier yang merasa curiga akhirnya kembali bertanya. "Kau mengenalnya? jika tidak, kau yang harus tanggung jawab karena membiarkan orang asing masuk ke rumah kita."

Bibir Axel bergerak gelisah, "I-iya.. A-aku mengenal tante ini," cicitnya.

"Di mana dan kapan?" Axel merunduk.

"Jawab Axel?"

Dengan takut-takut dia kembali mendongak, "Setelah pulang dari tempat les. ... tante itu menyelamatkan ku, saat aku di bully sama teman-teman."

Mata Xavier membola, "Apa?! kau dibully? siapa, siapa yang berani membully anakku?"

Xavier mengusak rambutnya kasar, astaga! jadi ini alasan kenapa sang anak selalu pulang dengan keadaan menangis dan bahkan terkadang ada memar disekujur tubuhnya.

"Kau harus menceritakannya setelah ini. Kau dengar itu?"

Axel mengangguk pelan, "Berapa? berapa banyak yang kau tawarkan padanya?" tanya Xavier pada Chandra.

"Hem, harga awal 80 juta. Tapi seterah kau mau membelinya dengan harga berapa. Karena yang aku tau, gadis itu sangat polos dan belum pernah itu. Jadi ku yakin, dia masih kondisi tersegel rapat."

Xavier kembali menatap Angga, "berapa harga yang kau berikan pada wanita itu?"

"Aku tidak mau menjualnya. Dia barang langka, dan masih rapat. Aku suka itu!" Sial, Xavier semakin frustasi.

"Baik, ku beli dia dengan 500jt puas!!"

Angga tersenyum puas. "Deal!"

Lalu Angga menoleh, "lepaskan gadis pembangkang ini."

Setelah mendengar itu, para anak buahnya melepaskan cengkraman. Lalu tak lama Angga mendekat.

"Sayang sekali aku belum mencicipimu. Tapi, berkatmu. Aku mendapatkan banyak uang. Lain kali, jual lah kembali tubuhmu jika dia sudah bosan."

Katanya dengan berbisik di depan laras. Setelahnya dia mengedipkan sebelah mata nakalnya. "Aku pergi dulu, Laras."

***

Selama dalam perjalanan, tidak ada suara. Hanya ada keheningan di dalam mobil. Axel bahkan memilih duduk di kursi penumpang belakang, di samping Laras.

Sedangkan Xavier dia duduk di depan seorang diri, sesekali Xavier mencuri pandangannya ka arah Laras yang sedang mengusap surai hitam milik sang anak. Ya, karena posisi Axel saat ini sedang menidurkan kepalanya di atas paha Lara.

"Darimana asalamu? dan kenapa kau menjual tubuhmu? apa kau seorang pelacur?!"

Bagai di tusuk oleh ribuan jarum, suara dingin dan ketus itu terdengar sangat menyakitkan di hatinya.

"Tidak, aku bukan pelacur."

Xavier berdecak, "kalau bukan kenapa kau ada disana, dan menjual tubuhmu pada Chandra!"

Laras melepar pandangnya ke arah luar, "bisakah kita tidak membahasnya."

"Tentu saja tidak! karena kau sudah ku beli, dan semua itu--" ucapnya terpotong.

Laras menyela, "Uangmu. Ya, aku tahu semua itu uangmu. ... Aku akan menggantinya, suatu hari nanti."

Xavier meremat stirnya dengan kuat, lalu dia bergumam kecil. "bagaimana bisa dia akan menggantinya nanti, jika sekarang saja dia menjual tubuhnya. Aneh."

Continue Reading

You'll Also Like

961K 78.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
6.5K 1.1K 20
Anindya dan Bara adalah tetangga, sekaligus teman dari orok yang berlangsung hingga mereka SMA. Berbeda dengan Anindya yang terlihat membenci, Bara j...
1.2M 44.9K 20
Maaf... Aku tidak pantas menyebutkan kata itu sebenarnya...
I'M ALONE By permata_azzahra

Mystery / Thriller

86.8K 4K 52
Self Injury, antisosial, dan trauma masa lalu semua itu Aluna miliki. Begitu banyak hal yang ia lupakan perihal masa lalu demi menjaga hari-harinya d...