"Lama banget kak adohhh!" Windi teriak2 dari ruang keluarga. Gue di kamer tak menggubris seruannya. Gue masih santai dandan dan cek barangkali ada yang kurang. Setelah merapihkan make up dan pakaian, gue keluar.
"Dandan lama banget hasilnya gitu2 doang" ejek windi. Gue yang udah merasa cantik dandan bener2, merasa dihina. Gak terima. Orang kaya begini kudu disombongin.
"Sembarangan kalo ngomong windi. Keren gini. Lu juga naksir sama gue buktinya" kata gue percaya diri. Si windi menjelekkan wajahnya tanda mengejek gue. Gak terima balik gue sombongin haha. Makanya jangan nantang gue.
"Yaudah sayang kuy ah" gue merah tangannya dengan mesra. Windi tersenyum karena perlakuan gue yang manis ini. Kalo pengen, gue juga bisa romantis kok.
Di dalam mobil saat perjalanan windi setel lagu syantik. Windi ikut nyanyi beriringan lagunya. Sedangkan gue senyum2 geli denger liriknya. Apalagi windi menyanyikannya dengan manja beneran.
hei sayangku
hari ini aku syantik
syantik bagai bidadari
bidadari di hatimu
Tak puas, windi merogoh hp di tasnya dan melakukan hal yang membuat rasa ilfeel gue ke windi bertambah saat ini, dia nyanyi lagu itu sambil streaming di ig.
emang lagi manja, lagi pengen dimanja
pengen berduaan dengan dirimu saja
emang lagi syantik, tapi bukan sok syantik
syantik syantik gini hanya untukmu iqbal 😂
Windi sesekali mengarahkan kamera ke gue. Gue cengengesan sama kelakuannya. Gerakankannya menjijikan. Bukan menggoda, bikin gue ilfeel anying haha. Gue ilfeel sampai ke puncak sebagai pacarnya. "Alay" kata gue sambil ketawa melihat kelakuan windi.
Tapi gak bisa gue pungkiri bahwa musiknya enak didenger. Gue juga ikutan alay dikit dengan mengangguk2an kepala sambil cengengesan. Ya, gue cuma bisa angguk2an kaya anjing diiming2 bola. Ya, gue bisa nyanyi tapi gak pede soalnya suara gue gak ada merdu2nya sama sekali. Sama kentut saiful jamil aja kalah suara gue.
Selesai streaming dan juga lagu berganti, windi perlahan kembali menjadi manusia normal dengan kelakuan normalnya.
"Cie yang seneng abis baikan sama pacarnya" gue goda windi. "Iya dong" kata windi.
Gue perhatiin windi cantik. Sebenernya si windi nih tipe gue banget. Cantiknya cantik imut. Bikin gue gemes. Tanpa sadar sedari tadi gue memberikan tatapan yang menelanjangi windi seperti om2 botak mupeng. Gue jadi gatel banget pengen ngegombalin windi hehe.
"Kemaren kesandung ya?" Tanya gue.
"Enggak. Kok?" Windi kebingungan.
"Iya pasti kesandung. Kemaren pas jalan2 di kahyangan kamu kesandung terus jatoh ke bumi :) eeeaaaaaa haha"
"Apaan sih modus mulu" katanya jutek. Windi membuang muka ke jendela mobil. Windi boleh cuekin gue tapi dia gak bisa menyembunyikan senyumnya.
Sesampainya di kantor gue langsung masuk ruangan. Sekarang alex abis kecelakaan, sebagian pekerjaannya harus gue bantu. Kasian alex. Macem2 aja ketabrak motor gara2 beli rokok.
Pintu pintu terdengar ketukan. Setelah dapat ijin dari teriaka gue, orang itu masuk. "Loh kan lu bukannya istirahat malah langsung kerja" gue memarahi alex yang ada di hadapan gue dengan pakaian yang rapih seperti mau ngantor.
"Kan hari ini kita mau meeting sama investor baru. Ini kan dealnya lewat gue dulu jadi alangkah baiknya ada gue. Lagi pula kan meeting duduk, gak sambil lari2an." Alex menjelaskan.
"Iya sih gitunya mah. Yaudah kalo lu mulai drop tinggal pesenin grab car aja ya langsung balik aja" jujur gue masih meragukan dan menghawatirkan kondisinya.
"File2nya udah disiapin?" Tanya gue, alex mengiyaka. Pertanyaan gue.
"Dua jam lagi. Mending kita ke sana aja. Kita meeting di rumahnya. Gue tau rumahnya. Kalau datang lebih cepat kita makan2 dulu. Dia baik kita sambil diajak makan2 meetingnya" setelah mendengarkan penjelasan alex, kita berdua langsung otw.
***
Di dalan mobil gue sibuk cek poin2 yang akan dibahas nanti sama client sedangkan alex nyetir sambil nyanyi2 gak jelas. Selintas gue liat jalanan, seketika meradskan jalanan ini gak asing bagi gue. Dan iya bener, jelas gue tau jalan ini. Kami memasuki sebuah komplek. Gue makin deg2an.
"Loh rumahnya client kita di komplek ini?" Tanya gue untuk memastikan bahwa apa yang gue pikirkan adalah salah.
"Iya"
Jawaban alex bikin gue kecewa. Ya kecewa. Ini jalan komplek si tina. Gue bakal gagal move on ini mah kalo liat rumah tina. Gue kan udah baikan sama windi, gue gak mau sampe windi ninggalin gue. Tapi gak tau setelah dihadapkan sama tina lutut gue lemes, gue gak bida fokus dan susah untuk menepati janji. Setia gue selalu kalah sama pesona tina.
Mulai terlihat rumah tina di pelupuk mata. Rumahnya semakin dekat. Gue harap gak ada tanda2 tina. Gue harap tina lagi di dalem atau di mana kek asal jangan di teras rumahnya. Kalo gue liat, gue bakal kepikiran tina mulu entarnya dengan penampilan tina hari ini. Jangan. Jangan sampe tina terlihat.
"Loh kok?" Gue makin deg2an seolah jantung gue berhenti berfungsi beberapa saat. Karena mobil ini berhenti di depan sebuah rumah yang bersampingan dengan tina. Why? Kenapa client sialan itu rumahnya harus di samling tina? Di bekasi gak papa asal jabgan di samping tina!!! Selain gue takut gagal move on, gue cemburu anying!!!
Mata gue tak lepas dari rumah tina bahkan untuk sedetikpun. Mata gue semua perhatiannya tertuju pada rumah tina. Gue liat di depannya ada mobil. Mungkin tina ada di dalam sedang kedapatan tamu.
"Kuy" kata alex sambil mendorong bahu gue agar sejajar dengannya segera masuk ke dalam rumah tetangga tina, maksud gue ke rumah client.
Kami disambut debgan ramah dan dihidsngkan dengan makanan. Setelah makan bersama, kami membahas anggaran dan proyek dan juga pendapatan jangka pendek. Tapi gue gak bisa fokus. Pikiran gue selalu dibayangi oleh tina. Mana di sebelah ini rumahnya tina lagi. Tapi sebisa mungkin gue menampakan diri seolah pikiran gue bersama mereka.
Setelah beres kami ngobrol sebentar di luar masalah bisnis. Tapi gue banyakan diemnya.
"Iya pak"
"Iya betul"
"Oh"
Itu2 diang yang gue keluarin dari mulut, terkadang gue membalas dengan sekedar senyuman. Alex lah yang mengambil alih pembicaraan. Tiba2 aja alex ngajak pamitan dan kami dituntun ke luar rumah. Lagi2 dengan sendirinya mata gue menegok tumah tina. Beriringan seseorang juga keluar dari rumah tina. Seorang pria dewasa yang rambutnya menampakan helaian uban yang tersebar. Di balik pakaiannya penuh dengan nama designer. Gak salah lagi itu agennya tina. Tapi... gue lupa euy namanya siapa. Udalah gue panggil aja si udin. Ngapain si udin anjay ke rumah tina? Lagi ngapel? Berani2nya dia ngapel cewek gue 😡
Jantung gue belum kelar kembali normal, udsh dikejutkan lagi dengan sosok dia, sosok tina yang membuntuti si udin goblog. Kebetulan tina menengok ke arah kita. Mungkin gak sengaja melihat ada rame2 orang yang keluar dari rumah tetangganya.
"Hey"
tina menyapa gue debgan ceria. Eh gak tau sih nyapa gue apa si alex. Tapi masa iya nyapa alex, kan tina lebih kenal ke gue ketimbang ke alex. Kalo nyapa ke tetangganya masa seantusias itu. Tetangga sebelahan kan pasti sering ketemu, masa iya setiap ketemu seheboh itu.
Gue balas sapaannya dengan senyuman dan anggukan kecil. Alex mengajak gue nyamperin tina. Hadohhh
"Kalian abis ngapain?" Tanya tina. Tapi gue liatnya ke paha tina. Tina pake rok mini sedikit diatas lutut dan kaos polos. Gue liat ke atas, sama. Body merayu, wajah ayu, i lav yu 😍
Cepet2 gue tersadar dari buaian pesona tina. "Mmm kita abis ada...itu...kita ngobrol...mmm masalah..." belum selesai omongan gue dipoto alex. "Ketemu client" kata alex lalu tersenyum ramah.
"Oh ya, bu masih kenal saya?" Kata agen tina si udin nanya ke gue.
"Kenal lah pak, agennya tina" kata gue. waduh. Harus buru2 gue alihkan ini.
"Oh ya pak, ini temen kerja saya. Alex." Gue kenalin alex ke orang itu.
"Saya alex pak", " saya david"
Ohhh jadi namanya david. Gue lupa. Ini sekarang pasti inget. Dia saingan gue nih beraninya ngapel ke rumah tina tanpa seijin gue. Mana si tina cantik lagi sekarang, pakeannya seksi. Gue yakin sebagai cowok pasti dia sange mah sedikit. Gue yakin pasti. Duh liat mukanya kalo mudaan dikit pwngen gue suruh alex tonjok tuh muka si david udin!!!
Gue gatel pengen tau ada apa what happen aya naon si david dstang ke rumah tina. Gue harap mereka cuma ngomongin kerjaan. Gue gak tahan pengen tauuuuuuu...
"Mmm abis ngobrolin kerjaan ya pak?" Tanya gue. Si david monyet senyum. Sok manis banget senyumnya pengen gue gunting aja itu bibir.
"Iya ada job buat tina. Sekalian jenguk pacar"
Jeng jeng jeng TERNYATA EH TERNYATA...mereka pacaran. Gila lu tua bangka si tina notabene bawahan lu pacarin juga huaanjerrr. Eh gie juga macarin bawahan sih, windi juga kan bawahan gue... eh tapi ini beda! Dia udah tua bangka mestinya banyakin datang ke mesjid malah nyamperin rumah tina. Dasar biadab lu bener2 nyali macarin tina! Oke kalo gitu... lu diem2 ngajak perang.
"Jadi kalian...eemmm.." gue marah! Gue kesel kecewa! Gue pengen nangis sesek banget di dada.
"Iya kami menjalin hubungan" kata david lalu menengok ke tina, juga tina menengok ke david, lalu mereka saling memberi senyuman. Senyuman itu indah tapi menyakiti hati gue.
"Wah selamat ya untuk kalian. Saya senang mendengarnya" kata alex.
"Iya selamat ya" gue ikutan menyelamati pasangan terkutuk ini. Itu gue gak iklas sama yang cewek. Kudunya yang ceweknya ssma gue!
Gue udah gak bisa lagi, udah gak kuat gue, gak lama lagi pasti netes nih air mata. Gue pura2 liat jam. "Oh ya sebenarnya saya masih pengen ngobrol tapi kami harus pergi kalo gak mau terlambat" kata gue. Tanpa menunggu balasan tina maupun david, gue langsung belingsatan lari ke mobil. Gue denger alex juga nyusul gue.
Di dalam mobil gue menangis sejadi jadinya. Gue gak bisa tahan lagi air mata. Sesaat pipi gue becek oleh air mata. Alex menyusul masuk ke dalam mobil. Pandangan kami bertemu. Meskipun pandangan gue kabur karena linangan air mata, gue masihh menebak bahwa alex ikut sedih dengan kondisi gue sekarang yang menangis. Alex memeluk gue berusaha menenangkan.
"Gue tau. Pasti menyakitkan. Gue tau lu tergila2 sama tina." Kata alex.
"Gue yakin mereka pasti kawin. Dia cowok berduit udah keliatan. Si tina pasti ngincer duitnya. Mereka bakal kawin. Dua kali gue ditinggal kawin" omongan gue terputus2 karena susah bernafas untuk menyesuaikan perkataan.
Gue sedih! Sedih sedih sedih :(