Kamu Kamu (GXG)

By morinkk

214K 9.8K 609

Antara dua cewek. Yang satu your crush yang satu your gf. Decision! Decision! More

Basa basi doeloe
Prolog
part 1 (chapter 1)
Part 2
Part 3
part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16 (chapter 2)
Part 17
Part 18
part 19
Part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
Part 26
Part 27
Part 28
part 30
Part 31
Part 32
part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
part 39
part 40
Part 41
part 42
part 43
part 44

Part 29 (chapter 3)

3.1K 159 15
By morinkk

Rasa pegal menjalar ke seluruh tubuh. Puncaknya saat pintu apartemen ada di ujung pandangan. Rasanya pengen cepet2 rebahan. Ya, setidaknya mencium kening windi lalu duduk sebentar di ruang TV sambil ngobrol. Gue capek kerja sendirian. Penderitaan yang cukup adil buat kami.

Begitu berada di dalam apartemen, sambutan hangat windi sedikit meredakan rasa lelah ini. Bibir gue bertemu keningnya, sesuai yang direncanakan tadi, lalu kami menonton TV. Entah apalah gak peduli acaranya yang penting sekarang gue bisa melepas penat seharian bersama pacar. 😓 (merinding pas ngetik pacarnya)

"Bentar ya" katanya lalu menjauh. Gue alihkan lagi perhatian ke TV.

Tak lama windi datang lagi membawa cemilan dan sesuatu ditangan lainnya. Dia datang membawa undangan, entah undangan apa dan dari siapa, semoga itu bukan undangan pernikahan windi dengan selingkuhannya. Tapi tunggu, itu terlalu sederhana untuk dijadikan undangan pernikahan. Ah, mungkin undangan acara pesta. 

"Nih ada undangan buat elu" dia meletakan undangan itu di atas meja.

"Hah?" gue pasti cengo nih sekarang. "Undangan kawinan? Khitanan?".

"Baca aja." windi mencoba fokus menonton TV membiarkan gue membaca undangan.

Undangan buat gue? segera gue sambar karena gak sabar pengen tau undangan apa itu. Undangannya dibuat dengan cover yang kacau, keliatan banget minim dana. Setelah membuka dan membacanya dengan perlahan, gue tau undangan apa itu.

"Undangan reuni." kata gue.

Gue merangkul pundak windi dan ikut hanyut dalam dunia tv. Bisa dibilang cuddle. Mengambil cemilan yang dipangku di pahanya, enak. Sambil iseng mengusap2 kepala windi di tengah suara kunyahan kami berdua. Ngomong2 reuni,  gue selalu gak dateng. Reuni SD, SMP, SMA. Soalnya males aja, lagi pula masa ninggalin kerjaan yang harus diurus demi perkumpulan gak penting itu. Melepas rindu? Gue gak rindu sama mereka. Amel juga masih kadang suka chatting. Siapa yang gue kangenin? Tiba2 gue teringat sesuatu...

"APA? REUNI KULIAHHHHHH!!!!"

suara hening dikagetkan oleh teriakan gue, windi sampe terlonjat. jangan kan windi, maling yang sedang mengendap pun pasti latah.

"Kaget tau!" kata windi.

Gue menghiraukan windi dan segera kembali mengambil undangan dengan kasar. Di sana tertera reuni fakultas angkatan 2010-2017. Wow! Gak salah lagi di sana kemungkinan ada dia. Dia yang dulu bertamu di hati gue. Iya, ini kesempatan gue buat ketemu lagi sama dia.

Deg!

Jantung gue serasa mau copot. Doa yang dulu gue inginkan ternyata tercapai sekarang. Gue berharap dia datang dan kita bisa ketemu lagi. Sekedar melihat dia versi sekarang dan tau kabarnya itu lebih dari cukup. Selama ini gue bener2 lost contact. Rindu yang selama ini tersisihkan kembali terkumpul lebih banyak dari yang gue rasakan dulu. Bayangan sosoknya menyeruak dan berkecamuk di dalam pikiran gue. Harapan yang sudah terkubur kini dibongkar.

Tina... Please semoga lu masih idup dan kita ketemu di acara reuni nanti. I can't wait.

"Heh! Bengong dari tadi! Mikirin apaan sih? Mau ketemu mantan ya? Iya lah namanya reuni pasti ada aja. Kalo gak mantan ya mantan gebetan. Girang banget mau ketemu mantan." Omelan windi menarik gue dari pikiran semu. Dia cemburu? Hahaha.

"Cieee!" dia ngegoda tapi mukanya bete. Cemburu udah jelas itu. 😂

"Cemburu ya?" gue balik goda dengan senyum tanpa dosa, halis yang naik turun memperjelas kalo gue emang lagi teasing sama dia, diakhiri dengan kedipan mata. 😉

Tak ada jawaban darinya, yang ada malah makan cemilan sambil pura2 fokus nonton TV. Godain lagi asik keknya ya? Wkwk. Gue tarik lagi badannya mendekat, peluk pelukan sambil belai kepala. Belai selembut mungkin. Saat emosinya mulai stabil, goda lagi.

"Kalo iya seneng ketemu mantan gimana?"

"Iya sana! Ketemu aja! Ngentot sana sekalian!" windi marah masuk ke kamar hahaha dasar bocah.

Lagi lagi undangan membuat tawa gue hilang dan berubah menjadi senyum penuh harap. Meskipun gue gak mau berharap lebih, entah sesuatu yang lain mendorong gue untuk berharap dan menganggap bahwa nanti gue bener2 mau ketemu Tina. Ini kah hasil dari doa2 orang yang ingin dipertemukan kembali? Doa orang terdzolimi? Doa orang tulus? Doa orang yang doinya lebih milih sama orang lain? Tak henti2nya dan tak bosan2nya gue pandangi undangan kecil nan lucu ini. Undangan ini lebih berkesan dan lebih mewah daripada undangan2 pernikahan rekan kerja gue. Undangan yang istimewa.

***

Mata gue pasti terlihat berbinar. Berdiri di hadapan gedung auditorium kampus. Sebentar lagi kita bertemu, gue harap tina datang. Selembar kertas yang dulu gue curi darinya sebagai kenang2an ingin sekali dikembalikan. Hari ini kan jadi salah satu hari terpenting dalam hidup gue. Doa gue dikabulkan. Terlebih datang seorang diri adalah hal yang sulit, perjuangan berdebat agar windi gak usah ikut. Berbagai alasan terlontar dan windi akhirnya mengalah, mengikuti apa yang gue mau. Begok lu :v

Hembusan napas kasar dan hentakan dada, gue grogi banget tapi udah siap bertemu orang yang pernah mengisi hati ini.

Begitu memasuki auditorium kampus, mata gue melihat banyak wajah2 lama yang kini berbeda. Gue gak peduli. Hanya satu wajah yang dinantikan. Mencari ke sana ke sini dengan memasang mata tajam dan badan yang memutar tiap dua kali melangkah. Semakin lama semakin kencang detak jantung yang menambah suasana bahagia.

Banyak wajah gue lewati tapi belum juga wajah Tina terdeteksi. Di mana sih dia? Ras cemas mulai melanda. Takut menerima kenyataan bahwa Tina gak hadir dalam acara ini. Pemikiran ini sedikit mematahkan semangat yang tadi mengebu.

Ada panitia reuni lewat dengan papan ditangannya sebagai penopang gelas2 berisi minuman, segera gue ambil satu gelas. Mungkin seteguk minuman akan menolong gue dari kecemasan ini. Acaranya sungguh berkelas. Tapi gue gak bisa fokus sama pestanya.

"Hey! Adel kan?"

Seseorang menegur gue. Dengan cepat gue lihat orang itu. Dia berdiri tepat di samping gue dengan tangan kanannya memegang segelas minuman yang warnanya sama dengan apa yang gue pegang.

Dia seorang cowok. Memakai kemeja polos biru langit yang dibungkus blazer biru tua, celana dengan warna serasi dengan blazernya, kakinya ditutupi dengan sepatu kulit hitam. Cowok ini terlihat dewasa dan keren, ditambah dengan perutnya yang gue berani taruhan pasti kotak2 dan lengannya muscle, apalagi gaya rambutnya undercut yang juga gue yakini dicukur di salon mahal. Benar2 cowok idaman.

Cukup lama gue perhatikan orang ini dari ujung kepala sampai ujung kaki, belum mengenal siapa orang tersebut. Hampir gue nyerah. Mungkin orang sksd atau kalo gak matanya siwer, gue pikir. Setelah memperhatikannya sepersekian detik, gue tersentak setelah menyadarinya.

"Yosef?"

Dia tertawa melihat ekspresi gue yang mungkin terlihat sedikit lebay. Tapi ini wajar, yosef si cowok gempal yang doyan makan ini tumbuh menjadi cowok gagah nan tampan. Di ujung pandangan cowok bertubuh ideal ini tersenyum, seolah udah mandapatkan banyak tatapan lebay.

"Pangling ya? Haha. Gue lanjut s2 di amrik. Di sana gue suka dibuli gak kek di sini, ya meskipun ngebulinya becanda. So gue tekad gym biar gak dibuli lagi hehe." senyumnya merekah setelah menyelesaikan kalimat terakhir.

"Iya hehe. Ke sini sendirian?" tanya gue, dia cuma angguk dan menenggak minuman yang sedari tadi ada di tangannya.

Melihat tenggorokan Yosef yang naik turun karena dilintasi air bikin gue ketularan ikut minum minuman yang ada di tangan gue. Sebenarnya juga minum untuk menghilangkan rasa cemas. Cemas akan kehadiran tina. Masa iya dia gak dateng, gak dapet undangan kah? Tempt tinggalnya kejauhan gitu jadi gak bisa dateng? Apa jangan2 karena dia cuma sebentar kuliahnya jadi gak dianggap dan gak dikirimin undangan? Tapi masa sih kasian amat kalo gak dianggap 😂 Bagaimanapun juga gue gak boleh patah semangat, perjuangan hari2 tanpa kabar tina cukup berat untuk dilalui.

Kedua mata ini masih tersisa setengah harapan, tak lelah terus mencari sosok tina. Gue percaya tak lama lagi mata kita bertemu.

Tiba2 ada sekelebat bayangan tangan bergerak tepat di depan muka gue, bikin kaget dah. Reflek gue mencari siapa pemilik tangan itu, ternyata itu justru tangan orang yang sedari tadi di depan gue, Yosef. Tatapannya tajam seolah mengintimidasi gue. Tatapan arwah penasaran.

"Celingak celinguk nyari siapa sih?" Yosef ikutan celingak celinguk kepo, ia berharap menemukan apa yang gue cari. Setelah yakin tak menemukan seseorang, perhatiannya balik lagi ke gue. Cuma cengiran yang bisa gue lakukan.

"Nyari randy yahh? Hayooo" tatapannya ngeselin njir, masih inget aja dia sama si Randy. Gue lagi nyari tina bukan nyari randy woy, ngapain juga nyari si randy? Palingan juga udah merit entu bocah, udah punya anak 6 cucu 8.

"Paan sih lu" gue pasang muka bete karena emang bete beneran. Bisa bisanya dia mikir kalo gue lagi nyari randy. Hih! Pen gue jitak palanya make kapak. 

"Udah lama lu di sini?" tanya gue, mengalihkan pembicaraan, takut kejauhan entar ngomongin randynya. Malesssss

"Dari kemaren, lah gue kan panitianya haha"

"Abis gak make tanda pengenal jadi gue gak tau hehe" di tengah berbicara gue masih sempet2in jelalatan siapa tau tina keliatan tapi nyatanya nihil. "Udah siapa aja di kelas kita yang udah lu temuin?" tanya gue berharap nama tina disebut.

"Mmm elu, dika, nita, aat...siapa lagi ya, banyak pokoknya. Banyak juga yang belom dateng."

Ahhh! Jawabannya kurang lengkap anjay! Gak guna lu! "Eh gue ke toilet dulu ya?" kata gue. 

Baru mau melangkahkan kaki, di pintu utama auditorium muncul orang yang gue cari2. Seketika kaki begitu kaku dan terhenti untuk melangkah, membesarkan kelopak mata dan tatapan yang dipertajam untuk memastikan bahwa yang gue liat memang bukan halusinasi.

DIA BENAR TINA!!!

Seolah waktu terhenti, semua orang mematung, semua warna meredup hitam putih, hanya tina lah yang mampu bergerak dan berwarna, seolah ruangan gelap dan banyak cahaya dari atas menyorot kepada tina. Jantung ini berdetak lebih cepat, tubuh ini nyaris lunglai saking terkejutnya, 2 kaki pun tak cukup untuk menopang. Gila! Entah darimana juga alunan lagu cinta terdengar. Siapa orang sialan yang menyetel?

Polesan make up nya cantik, dress hitam lengan pendek yang dipakainya menampakan lekukan tubuhnya, setiap inci dari tina gue anggap sempurna. Semua kan jadi indah bila disentuhnya. seekor itik pun bila disentuh oleh tina akan berubah menjadi seekor merak.

Tina berjalan dengan anggunnya menuruni 5 anak tangga di depan pintu utama, senyum tersungging dari bibir ini. Namun senyuman pupus saat pandangan gue terhenti pada tangan tina yang sedang menggandeng tangan seseorang. Seorang cowok. Cowok yang sama sekali gak gue kenal, gue tau suaminya dan dia bukanlah suami tina! Wajahnya begitu asing.

Entah kenapa gue berpikir bodoh. Seperti mengetahui bahwa tina membawa gandengan seolah ia datang dengan pasangannya karena hubungannya dan suaminya telah kandas. Kita bertemu di saat dia janda. Apakah hasrat ingin memikiki yang dulu terpendam akan terwujud?

Alunan lagu cinta, warna hitam putih, sorot cahaya hilang begitu. Goncangan sebuah tangan mengusik mimpi indah yang berubah menjadi mimpi buruk. Yosef lagi, kenapa sih dia ganggu mulu? Lama2 kaya Randy nih anak kang ganggu.

Pandangannya mengikuti apa yang barusan gue pandang, sial, dia liat tina. Tingkahnya yang bikin gue kesel belum sampai di sini, dengan gamblangnya dan noraknya Yosef melambaikan tangan dengan semangat pada tina yang berdiri agak jauh sambil teriak.

"HEY!!! DI SINI!!!"

sempurna! Ini gak akan bisa jadi lebih buruk lagi!

Tina mendekat ke arah kami, gue gak nyaman kalo udah berdekatan sama tina. Berasa pengen banget menyingkir. Lari sekencang kencangnya tanpa liat ke belakang, terus berlari meski kesandung. Lari ke airport terbang ke Afrika sembunyi di goa. Ampun dah,  Tadi gue cari2, sekarang udah ketemu malah pengen pergi. Gimana sih gue?

Buru2 gue menjauh sebelum tina bergabung bersama kami tapi dengan cekatan tangan Yosef menghentikan pergerakan gue. Dalam keadaan kaya gini, ingin ku berkata kasar. :)

"Gue mau ke toilet kan tadi udah bilang" satu tarikan nafas dengan hentakan yang cepat, berusaha melepaskan tangan Yosef.

"Bentar doang elah" kata Yosef.

Tetap berjuang melepaskan diri dari tangkapan tangan Yosef yang menyangkut di siku lengan gue. Dua kali berontakan, tangan kami telah terpisah. Belum bisa bernapas lega karena lagi lagi gue gagal. Tina sialan udah ada di hadapan kami berdua.

"Hey" sapa gue sumringah dengan tangan yang diangkat setengah siku sambil menggoyangkan jari, layaknya ibu arisan gak sengaja ketemu temennya di jalan.

Gue gak mau tina tau kalo gue mau kabur barusan meskipun alasannya logis dan kuat. Ekspresi yang semula penuh kekhawatiran kini berubah menjadi orang paling ramah sedunia dengan senyum lebarnya, lebih lebar dari senyuman joker. Perlakuan gue yang mendadak berubah ini dicurigai Yosef. Pandangannya penuh tanda tanya, kebingungan, namun cepat Yosef menampiknya dengan ikut menyapa tina. Tina masih saja menggandeng seorang cowok dengan kumis dan jenggot tipis yang sampingnya menyatu, potongan cepak yang ditambah pakaian kemeja hitamnya yang casual serasi dengan mantan gue. Maksudnya mantan gebetan. Iya deh, mantan calon gebetan.

"Hey" matanya ke arah gue. Artinya dia ngomong ke gue, menyapa gue. Spot jantung gue dag di dug jeger gak karuan. Ini di dalem hati pada maen drumband pasti, rame banget. Omaigat...

Tina membalas sapaan gue! Tina membalas sapaan gue! Antar gue ke kulkas gue mau meleleh!!!

"Katanya mau nyegat di luar ih gimana sih" kini matanya pindah ke Yosef, tina protes pada yosef, mungkin Yosef telah berjanji untuk menemani tina masuk ke dalam acara (baca: ketemuan Adel dan tina) ini.

"Malu tau aku kan cuma bentaran kuliah di sini" tina kembali protes. Yosef hanya tersenyum gak enak, menampakan deretan giginya. Keliatan bingung mau jawab apa.

"Iya ketemu sama Adel sih hehe" kata Yosef.

Yosef yang berkata seperti itu membuat tina tersenyum sama gue. Dia senyum tapi matanya ke gue! Senyuman itu buat gue hahaha! Pengen banget senyumnya di tangkep terus dipajang di kamer tapi sayang gak keliatan. Nih dari tadi grogi MasyaAllah neng senyumnya manis amat.

Gak ada yang tau! Muka setenang ini padahal hatinya grogi setengah mati!

Tina dan Yosef bicara asik sendiri, seolah gak pernah terpisah dan selalu bersama, sedangkan gue cengo kaya abis dihipnotis. Begitupun cowok yang tina ajak diem mulu gak ada bedanya sama gue, hanya menguping pembicaraan tina dan yosef yang yang seru itu.

Banyak mendengarkan mereka, gue tau bahwa setelah balik ke indonesia, Yosef dan tina gak sengaja bertemu jauh sebelum acara ini dimulai. Mereka saling kasih kabar lalu berlanjut chatting. Moga cuma melepas rindu, bukan saingan gue lu yosef. Mmmm kalo gue minta nomer HP nya tina dikasih gak ya kaya si Yosef?

"Yosef! Hayuk bantuin!" kata seorang cowok lebih tua sedikit dari Yosef, dia memakai id panitia yang dikalungkan di leher. Setelah mendengar ajakan orang itu, Yosef pamit pada kami bertiga dan berlalu mengikuti langkah cowok itu meninggalkan gue dihadapan tina, sendiri. Dua lawan satu. Tina gandeng cowok, sedangkan gue sendiri. Kesannya gue menyedihkan. Kenapa sih harus gini posisinya? Kanapa harus gue?

"Lama ya gak ketemu" kata gue memulai pembicaraan baru yang sedari tadi gak ilang2 senyumnya. Tina pun ikut tersenyum.

"Mmm... Kalian datang sebagai pasangan?"

Akhirnya gue gak bisa menahan rasa kepo ini. Pertanyaan itu terucap juga. Please, bilang ke gue kalo dia temen lu doang supaya gak keliatan ngenes kaya gue datang sendiri. Please jangan rusak harapan gue lagi. Please. 😞

"Iya... " kata tina.

***

Ngetiknya geli njirrr 😂

Continue Reading

You'll Also Like

574K 92.4K 37
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
4.9M 266K 53
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
2.3M 249K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.2M 106K 25
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...