Perpindahan Jiwa Gadis Penggo...

Door jeongsa14

823K 46.6K 3.7K

Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghanc... Meer

01 - Gadis Penggoda
02 - Duplikat Apollo
03 - Kabar Kecelakaan
04 - Hilang Ingatan
05 - Suamiku, ayo mandi
06 - Kamu Mencintaiku?
07 - Pengangguran
08 - Perubahan Sifat Tuan
09 - Karena Tali Bathrobe
10 - Karena Alergi
11 - Memasak
12 - Diluar Angkasa
13 - Teman Latte
14 - Hari Pertama Kuliah
16 - Dosenku Suamiku
17 - Sebuah Rumor
18 - Makna Cemburu
19 - Ungkapan Hati Nara
20 - Tanda Dileher
21 - Tamparan Keras
22 - Bertemu Papa
23 - Identitas Serena
24 - Tentang Pelantikan
25 - Diantar Papa
26 - Menuju Acara Pelantikan
27 - Acara Pelantikan
28 - Bukan Yang Pertama
29 - Anak Haram
30 - Postingan Instagram
31 - Kecurigaan Iviana
32 - Prioritas Diatas Prioritas
33 - Ingatan Yang Kembali (1)
34 - Konferensi Pers Mendadak
35 - Jenna Yang Patah Hati
36 - Pilihan Tepat
37 - Indahnya Damai
38 - Pendekatan
39 - Kasus Penembakan
40 - Serena Ovallius
41 - Acara Reuni
42 - Wanita Pertama
43 - Penyesalan Rayden
44 - Sehari Setelahnya
45 - Malam Pertama
46 - Posisi Terbaik
47 - Skin To Skin
48 - Kebenaran
49 - Kemunduran Rayden
50 - Menyerahkan Jabatan
51 - Sydney McKenna
52 - Ketakutan Serena
53 - Jantung Yang Tak Berdebar
54 - Siapa Dalang itu?
55 - Setelah Dua Bulan
56 - Rencana Pernikahan
57 - Nasib Jenna
58 - Keromantisan
59 - Kembali Ke Kediaman
60 - Hari Kebahagiaan
61 - Pengakuan
62 - Mulai Terkuak
63 - Selalu Siap Menunggu
64 - Terungkap
65 - Tanpa Absen
66 - Rencana Iri Dengki
Tersedia Versi Pdf
Beli 2 Pdf Gratis 1

15 - Prof Rayden

14.3K 844 34
Door jeongsa14

"Ya Tuhan, semoga yang masuk ke kelas hari ini Prof Rayden. Amin!"

"Amin!"

Serena menatap kedua temannya dengan aneh, "Kenapa kalian tidak membaca jadwal saja?"

"Tidak mau, takut kecewa lebih baik menunggu agar dapat kejutan indah."

Serena merasa semakin aneh dengan keduanya, dia pun mengunduh jadwal yang baru dia dapatkan dari ketua kelas karena kebetulan, ponselnya ini ponsel Rayden. Kata Rayden, ponsel Serena hancur saat kecelakaan jadi untuk sementara waktu, Serena bisa menggunakan ponsel Rayden yang lain. Psstt, Rayden memiliki 2 ponsel untuk pekerjaan dan pribadi.

Nah, ponsel pribadi Rayden yang Serena pegang sekarang. "Prof Dr. dr. Rayden Schuyler De Arter, M.Kes. panjang sekali," tapi setelah itu, Serena mengerjap. "Jenna, Iviana. Dosen yang masuk kelas kita nanti memang Prof Rayden,"

"Hah? Serius?!"

Jenna langsung merebut ponsel Serena, gadis itu memelotot kan matanya. "Daebak! Ini benar-benar gila! Akhirnya bisa cuci mata setelah sekian lama,"

"Kok cuci mata? Kalian ini aneh,"

"Kamu akan paham kalau sudah ketemu Prof Rayden, Serena. Kamu juga akan seperti kami,"

Serena mengangkat bahunya acuh tak acuh, karena bagi Serena, yang paling tampan hanya suaminya seorang, tidak ada yang lain. Tak lama kemudian, seorang Dosen masuk ke dalam kelas. Jenna dan mahasiswi lainnya sudah siaga tersenyum manis tapi senyum mereka memudar saat yang masuk adalah Dosen lain.

Dan ketua kelas langsung berdiri, "Mohon maaf, Pak. Apa Prof Rayden tidak bisa mengisi kelas?"

"Bisa, saya hanya melihat sebentar." Setelah itu, Dosen pergi membuat mahasiswi yang sempat kecewa kembali merasa percaya diri.

Tap .... Tap .... Tap ....

Semoga Prof Rayden, Tuhan. Aku sudah sangat merindukannya, mau cuci mata.

Kalau benar Prof Rayden, baju aku hari ini tidak akan aku cuci untuk kenang-kenangan.

Ya Tuhan, kali ini saja, hamba yang pendosa ini ingin melihat yang tampan-tampan berprestasi.

Begitu banyak suara batin dari para mahasiswi yang mendambakan Dosen pujaan mereka dan saat pintu kelas terbuka, memperlihatkan siapa yang datang, semua mahasiswi menutup mulut agar tidak kelepasan berteriak. Berbeda dengan Serena yang mengerjap dengan memandang lurus pada Prof Rayden juga Prof Rayden yang ikut menatapnya.

"Suamiku ya?" Gumamnya dengan suara pelan yang hanya dirinya sendiri yang bisa dengar, "Suamiku sudah tidak jadi pengangguran kah? Kalau begitu, aku akan bertanya." Serena ingin berdiri tapi dia mengurungkan saat melihat kelas yang mendadak hening, "Kok ngeri ya?"

***

"Gila! Gue sesak napas!!!"

Serena menatap Jenna dan Iviana yang seperti kerbau di cucuk hidungnya usai kelas Prof tampan mereka selesai, "Na! Kok lo bisa santai sih?"

"Memangnya kenapa?"

"Beliau itu Prof Rayden, Na! Gue selalu berdoa sama Tuhan, semoga gue bisa berjodoh sama Prof Rayden."

"Bagaimana kalau Prof Rayden sudah menikah?"

"Itu tidak mungkin! Tapi kalau benar-benar sudah menikah, gue akan cari jalan alternatif."

"Jalan alternatif?"

"Santet! Gue enggak terima kalau pria idaman gue udah nikah,"

Serena bergidik ngeri mendengarnya, dia pun hanya diam sebab saat di kelas tadi, Rayden bersikap seakan tidak mengenali Serena dan Serena merasa sedih akan hal itu. Dia menatap ponselnya, ini ponsel Rayden dan Serena akan segera mengembalikannya saat di rumah nanti. Serena merasa, Rayden sudah tidak suka pada Serena padahal Rayden hanya ingin profesional jika di kampus.

Ting.

| Ke ruangan aku sekarang.

Serena mengerjap, dia mengetikan balasan untuk Rayden.

| Sendiri?

Rayden: Iya, sendiri

Serena pun mematikan ponselnya, dia menatap kedua sahabatnya untuk menanyakan di mana ruangan Prof Rayden tapi takut mereka berdua salah sangka. "Kamu kenapa Serena?"

"Itu, anu aku ...."

"Serena?"

Tidak hanya Serena yang mendongak, Jenna dan Iviana pun ikut mendongak melihat ketua kelas mereka yang menghampiri. "Iya, kenapa?"

"Ikut saya sebentar, ke ruangan Prof Rayden."

Jenna memelotot kan matanya, "Gila! Ken, aku boleh ikut?"

"Tidak, hanya Serena. Ayo Serena,"

Serena pun mengangguk, "Jenna, Iviana, aku ke ruangan Prof Rayden dulu ya sama Ken."

"Iya, hati-hati." Jenna dan Iviana mendadak lesu, mereka berdua iri karena Kennard hanya membawa Serena untuk bertemu dengan Prof Rayden kecintaan mereka semua.

Sepanjang jalan menuju ruang Prof Rayden, Serena terus menghafal dengan baik, dia yakin, suaminya itu pasti akan lebih sering memintanya untuk datang ke ruangan pria itu jadi Serena perlu menghafal jalan. Dia juga sesekali menatap ke arah Kennard, "Kita di panggil memangnya ada masalah?"

Kennard menunduk, dia menggelengkan kepala. "Tidak ada, Prof Rayden tadi menghubungi saya dan meminta saya untuk membawa kamu ke ruangannya. Hanya itu,"

"Oh,"

"Di sana ruangannya, kamu bisa langsung masuk. Saya pergi dulu,"

"Terima kasih, Ken!"

Serena sedikit merasa aneh, kok Kennard tidak menanyakan sesuatu atau mencurigai sesuatu ya? Bukankah aneh kalau Serena bertemu dengan Rayden apalagi ini Rayden yang memintanya. Enggan berpikir, Serena pun memasuki ruangan yang terdapat papan dekat atas pintu tertuliskan, 'Prof Dr. dr. Rayden Schuyler De Arter M.Kes' Serena baru tahu jika suaminya memiliki gelar seperti itu.

Ceklek.

"Hubby!"

Rayden tersenyum tipis, pria itu meminta Serena mendekat dan menepuk pahanya. Serena yang peka langsung duduk di pangkuan Rayden, dia menunduk untuk menatap wajah Rayden, "Kenapa Hubby tidak bilang jika Hubby mendapat pekerjaan menjadi Dosen? Tapi Hubby keren ya, baru jadi Dosen dan langsung bisa jadi Profesor. Hehe,"

Rayden menggeleng pelan mendengarnya, kapan Serena akan peka jika suaminya ini bukan seorang pengangguran? Tapi ya, bagaimana mau peka jika Rayden saja tidak pernah mengatakan jika dia bukan pengangguran. "Hubby kenapa pas di kelas berlagak tidak kenal aku?"

Dengan lembut, jemarinya mengusap pipi kemerahan Serena. "Karena aku harus profesional, kalau di kelas, aku ini Dosen kamu dan kamu itu mahasiswi."

"Begitu ya? Aku juga harus profesional?"

"Tentu saja, kita tidak boleh membawa urusan pribadi ke kampus."

"Aku mengerti!" Serena jadi mengingat ucapan seram dari Jenna tentang santet. "Hubby,"

"Hm,"

"Apa pernikahan kita di rahasiakan?"

Mendengar pertanyaan Serena yang tidak dia duga akan terucap, tentu saja Rayden menatapnya lurus. "Maksud kamu?"

"Sahabat aku, dia bilang kalau Prof Rayden belum menikah. Tapi aslinya, kamu kan sudah menikah. Jadi aku bertanya, apa pernikahan kita di rahasiakan? Sampai mahasiswi yang suka kamu tidak tahu kalau kamu sudah menikah,"

Rayden tersenyum, "Kamu mau mempublikasikan pernikahan kita?"

Nanti Serena di santet Jenna, gadis itu merinding sendiri membayangkannya. "Tidak mau!"

Rayden sudah menduga, "Pernikahan kita di rahasiakan karena keinginan kamu."

"Aku?"

"Iya, tapi jangan di ingat-ingat, kepala kamu bisa sakit nanti."

Kalau dirinya sendiri yang ingin pernikahan ini di rahasiakan, berarti dirinya memiliki alasan tertentu yang dia lupakan karena amnesia. "Tapi Hubby tidak apa-apa kalau pernikahan kita tetap di rahasiakan dari semua orang?"

"Yang penting kamu nyaman,"

Serena tersenyum, dia ingin memeluk Rayden tapi terhenti saat pintu ruangan di ketuk. Gadis itu memasang wajah panik, baru sepakat mau terus merahasiakan masa langsung terciduk? Berbeda dengan Serena, Rayden malah santai-santai saja dan tetap melingkari tangannya di pinggang Serena.

"Hubby! Ada orang di luar! Bagaimana kalau orang itu melihat aku? Ini gawat! Aku harus sembunyi!"

"Serena?"

"Awas Hubby!"

Dengan tidak santai, Serena mendorong kursi kebesaran Rayden hingga kursi itu bergerak mundur. Rayden hanya memperhatikan, bagaimana istrinya bersembunyi di kolong meja.

"Prof, apa saya boleh masuk?"

Rayden berdehem, dia memajukan kembali kursinya. "Silakan,"

Istrinya ini memang ada-ada saja.

***

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1.9M 149K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
66.2K 8.5K 35
(Cerita telah tamat, part masih lengkap) Hidup Antares berubah drastis semenjak ia bertemu dengan sosok hantu cantik bernama Aluna. Antares terjebak...
43.9K 4.2K 10
Sonia melakukan segalanya sendirian. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain. Semua yang terjadi sebelum ia meninggalkan Jakarta sudah berakhir...
28K 1.6K 15
Ini second karya ku😊 Semoga suka..💕 Happy reading!! Menurutnya komitmen memang tidak penting, tapi menurutku?, bukan hanya wanita yg membutuhkan ke...