Duty After School X OC [Yoora...

By LycheeMojito

72.7K 8.1K 966

Hanya cerita iseng dari orang yang belum move on dari Duty After School Fokus ceritanya pada si OC yaa. ⚠️ T... More

1
2
3
4
5
The Cast
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Afikaa.. Ada Yang Baru Nih..
44
45
46
47
48
49
50
Extra 1 - Quarantine
Extra 2 - Overthinking
Extra 3 - Moving On
Extra 5 - Now Or Never
Extra 6 - The Wedding
Extra 7 - Lifesaver
Extra 8 - Status
Extra 9 - What If

Extra 4 - Ditto

540 91 5
By LycheeMojito

If I can see it, then I can be it
If I just believe it, there's nothing to it.

🌼🌼🌼

Sore ini keluarga Im berkumpul di ruang keluarga rumah Ayah Wootaek, mereka berlima duduk menikmati buah-buahan yang sudah di siapkan para ibu sambil menonton televisi yang menampilkan pertandingan baseball antara Samsung Lions VS SSG Landers.

"Jadi Yoora, kamu sudah mantap di SNU?" sang paman membuka pembicaraan saat Yoora sedang asik memakan semangka yang bibinya letakkan satu piring di pangkuan Yoora.

"Iya, Samchon"

"Lalu mau ambil jurusan apa?"

"Kedokteran"

"Pilihan yang bagus" "Wah, Imo sudah menduganya"

"Lalu mau spesialis apa? eomma dengar bedah saraf sedang di minati"

"Ani, aku ingin menjadi Dokter Forensik"

"YE?" "Hah?" "Mwo?" "Wae?" para orang tua terlihat terkejut dengan jawaban Yoora, Wootaek juga terkejut sampai apel di tangannya tidak jadi masuk ke mulutnya yang sudah terbuka.

"Memangnya kenapa?" Yoora menanyakan kembali pertanyaan yang di dapatnya.

"Kenapa harus berhubung dengan mayat sih, nak?"

"Eomma, Dokter Forensik itu tidak cuma memeriksa jenazah mereka juga punya pasien yang masih bernyawa"

"Ani, jangan Dokter Forensik! Eomma tidak setuju, Dokter Kandungan bagaimana? Atau Dokter Anak?" dari armchair di seberangnya sang ibu menuntut jawaban dari anak semata wayangnya itu.

"Yoora, kenapa memilih ilmu forensik?" sebelum Yoora menjawab pertanyaan ibunya, sang paman lebih dulu memotong.

"Hmm, Selama perang, aku sudah melihat ratusan mayat, samchon. Dari yang utuh sampai yang cuma potongan jari saja" Yoora menjeda kalimatnya untuk melihat respon keluarganya. Lalu gadis itu melanjutkan.

"Pasca perang banyak keluarga yang tidak dapat memberikan penghormatan kepada keluarga yang telah tiada karena jasadnya yang terlalu lama membusuk. Dokter Forensik terlalu sedikit untuk mengidentifikasi ribuan mayat. Sekarang pun Dokter Forensik di Korea sama di butuhkannya seperti Dokter Bedah Saraf, eomma"

"Lagipun.. Ilmu forensik itu sangat luas, aku akan belajar medis dan juga sedikit ilmu hukum. Dan ada satu quotes yang aku suka, ahli forensik itu pemeriksa dan pengurus jenazah, tukang daging namun juga dokter bedah di saat yang bersamaan. Dokter forensik seperti penyihir yang bisa berbicara dengan kematian"

"Siapa yang mengatakan hal mengerikan itu?" ibu Yoora melotot mendengar penjelasan Yoora sedang sang anak tampak berbinar saat memberi penjelasan.

"Intinya aku menyukainya, aku ingin mendalami ilmu forensik"

"Tetap saja, jika Dokter Forensik eomma tidak setuju" tambah ibunya lagi.

"Minah, Yoora sudah dewasa, dia bisa melakukan apa yang dia sukai. kenapa harus melarang? anak hidup bukan untuk orang tuanya. biarkan dia menjadi apa yang dia mau selagi itu positif" Yoora tersenyum mendengar pernyataan pamannya itu. Sang paman menatap Yoora dengan penuh kasih sayang.

Namun ibunya hanya diam saja, Yoora jadi tidak enak hati. tapi keputusannya sudah bulat dia ingin menjadi seorang Dokter Forensik.

"Lalu, bagaimana denganmu? Jadi mau ambil jurusan apa di Hanyang?" ucap lagi paman Yoora kali ini kepada anaknya. Siapa sangka nilai Wootaek cukup untuk masuk Universitas Hanyang. setiap Yoora tanya ingin masuk jurusan apa kakkanya itu cuma berkata masih bingung untuk memutuskan.

"Aku tidak akan kuliah di Hanyang" jawab Wootaek, laki-laki meletakkan apel yang belum selesai di makannya di meja lalu menghadap ayahnya.

"Apa maksudmu?" "Kamu tidak ingin kuliah?" para ibu berucap bersamaan.

"Tentu saja aku akan kuliah, eomma"

"Kalau tidak di Hanyang, kamu ingin kuliah dimana? Universitas mana yang masih membuka penerimaan mahasiswa?" tanya ayah Wootaek kali ini.

"Aku sudah di terima di kampus impianku. Jadi lupakan saja Hanyang"

"Mwo?" "Dimana?"

"Aku diterima oleh Seoul Aerospace University"

"Hah?" "Apa?" "Jinjja, Oppa?"

"Kenapa semua orang begitu terkejut? Kalian terlihat senang mendengar Yoora masuk Seoul National University, kenapa aku tidak?"

"Ani, bukan begitu- ini bukan prank kan?" pertanyaan ibunya membuat Wootaek tertawa.

"Wae?" ayah Wootaek yang dari tadi terdiam akhirnya ikut bertanya.

"Setelah selamat dari perang, aku merasa harus jadi orang yang sukses. Bukan berarti profesi lain tidak sukses, hanya.. Aku berkali-kali lolos dari maut jadi kenapa tidak nekat saja keluar dari zona nyamanku. Aku pikir hidupku harus punya tujuan di luar jangkauanku supaya aku memiliki motivasi hidup"

"Daebak, kenapa tidak menjadi pilot seperti Junho oppa saja sekalian?"

"Ya dia memang inspirasiku, tapi kalau harus kembali ke militer, tidak deh. Terima kasih. Maka aku pilih menjadi pilot maskapai saja"

"Tapi pilot itu resikonya sangat tinggi" ucap ibu Wootaek penuh dengan kekhawatiran.

"Semua profesi punya resikonya masing-masing, yeobo"

"Yeobo.. Kamu setuju?"

"Kenapa tidak? Lakukan saja, nak. Appa mendukungmu. Samchon juga mendukung kamu Yoora. Jalani pilihan yang kalian ambil, lakukan dengan penuh tekad. Jangan setengah-setengah. Fokus pada tujuan kalian"

"Gomawo, Appa"

"Kamu benar-benar sudah di terima? Atau masih ada tes lagi?"

"Aku sudah lulus semua tahapan, Gomo. Tiga hari yang lalu tes terakhir, tes kesehatan. Pengumumannya semalam. Minggu depan masuk asrama"

Para ibu terlihat berat dengan keputusan anak tunggal yang mereka miliki, hanya Im Minho yang dengan yakin mendukung pilihan dua remaja di depannya itu.

"Yeobo, Pesan saja untuk makan malam kita, kita rayakan pilihan hebat anak-anak kita. Minah, ikut aku ke taman" ucap sang kepala keluarga kepada istrinya. Lalu mengajak adiknya ke taman kecil di belakang rumah itu.

"Imo, mau pesan apa?" Yoora ikut melihat layar ponsel bibinya yang menampilkan menu di salah satu restoran langganan keluarga mereka.

"Kamu mau makan apa?"

"Hmm, apa saja aku makan kok"

"Kenapa cuma Yoora yang di tanya?"

"Kamu mau makan apa?"

"Galbi Jjim buatan eomma"

"Tumben? Biasanya kamu selalu mengeluh dengan semur iga ku"

"Tidak boleh?"

"Arraseo, akan eomma siapkan" setelah memesan beberapa menu dari restoran, ibu Wootaek pergi ke dapur untuk menyiapkan permintaan anaknya.

Yoora dan Wootaek hanya tinggal berdua di ruang keluarga, mereka berdua duduk bersandar di sofa Yoora meletakkan kepalanya di bahu Wootaek. Wootaek meletakkan kepalanya di atas kepala Yoora.

"Kenapa tiba-tiba pilot? Kamu memang berani terbang? Akan sangat tinggi loh"

"Aku pernah sekali duduk di cockpit helicopter, adrenaline ku naik. Rasanya luar biasa"

"Kapan?"

"Junho hyung mengajak aku patroli saat perang. Kamu masih recovery saat itu"

"Kamu benar-benar mau meninggalkan aku, sendirian?"

"Apa nya yang sendirian? Masih ada Chunho hyung, Junho hyung juga kalau sedang libur sering mengajak kamu main. Teman-teman juga rata-rata kuliah di Seoul, lagipun aku tetap pulang beberapa bulan sekali"

"Tetap saja, aku bagaimana kalau tanpamu?"

"Tanpa kamu sadari, kamu sudah terbiasa tanpa aku. Kamu tidak sadar saat perang kita tidak pernah satu regu?"

"Aku sadar, aku pernah minta Yoojung eonnie untuk satu regu dengan oppa tapi tidak pernah terwujud"

"Karena aku minta satu hal itu pada Jangsoo dan Yoojung, aku tidak mau satu regu denganmu"

"Wae?"

"Aku tidak ingin kamu melihat bagaimana aku mati"

"Oppa.."

"Tapi nanti, saat kita sudah mewujudkan mimpi kita, kamu bisa mencari tau bagaimana aku mati"

"Mwoya! Aku batal saja jadi Dokter Forensik!"

"Bercanda, ada ICAO yang akan menginvestigasi kecelakaan pesawat" Wootaek tertawa melihat wajah Yoora sudah memerah.

"YA!"

"Bercanda, sungguh bercanda!" Wootaek memeluk adiknya yang sekarang malah menangis.

"Diamlah, nanti aku di marahi appa" tangisan Yoora malah semakin kencang.

"Im Wootaek, kamu apakan lagi adikmu!?" Ibu Wootaek datang dari dapur menarik telinga Wootaek sampai Wootaek menjerit.

"Gomo, Tolongg!! APPA!!"

Keributan itu baru berakhir setelah bel pintu di bunyikan oleh deliverer dari restoran langganan mereka.

🌼🌼🌼🌼








Continue Reading

You'll Also Like

30.6K 3K 27
Jo Young Shin × OC ... "𝐀𝐩𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐞 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐧𝐨𝐫𝐦𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚?" ... Adapted from the original webtoon...
397K 4.2K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1M 83.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
7.3K 960 21
Hidup di antara dua pilihan memang sangatlah sulit, apalagi jika pilihan yang ada adalah mati sebagai manusia atau hidup sebagai monster. Tentu saja...