Duty After School X OC [Yoora...

By LycheeMojito

89.5K 9.2K 1K

Hanya cerita iseng dari orang yang belum move on dari Duty After School Fokus ceritanya pada si OC yaa. ⚠️ T... More

1
2
3
4
5
The Cast
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Afikaa.. Ada Yang Baru Nih..
44
45
46
47
49
50
Extra 1 - Quarantine
Extra 2 - Overthinking
Extra 3 - Moving On
Extra 4 - Ditto
Extra 5 - Now Or Never
Extra 6 - The Wedding
Extra 7 - Lifesaver
Extra 8 - Status
Extra 9 - What If

48

1K 148 40
By LycheeMojito

Out of my mind, how many times did I tell you,
I'm no good at bein' alone?

🌼🌼🌼

"Ada apa, Ilha?"

Mereka sudah di bibir pantai, walaupun gelap suara deburan ombak sangat menyenangkan.

"Aku.." Ilha menggantung kalimatnya cukup lama, Yoora dengan sabar menunggu sambil menatap lelaki di depannya itu.

"Wae? Ingin minta maaf juga? Sudah aku maafkan. Lain kali jujurlah"

"Aku akan jujur sekarang, Jaldeuro... "

"Hm? Cepat aku penasar-"

"Aku sudah lama menyukaimu"

"Eoh?"

"Kenapa begitu terkejut?" Ilha tertawa kecil melihat ekspresi Yoora yang terlihat lucu di matanya.

"A.. Aku.."

"Aku tau kamu menyukai orang lain"

"Hah? Aku.."

"Tapi izinkan aku untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan. Aku menyukaimu, sudah cukup lama, saat kelas satu kamu mencuri perhatianku. Kamu bagaikan magnet bagiku. Kwlas dua aku baru menyadari bahwa aku bener-bener menyukaimu. Aku merasa punya kesempatan saat tau Wootaek bukan sainganku" laki-laki itu tertawa lagi seraya menerawang jauh.

"Ilha.."

"Aku belum selesai, dengarkan dulu. Aku merasa dalam perang ini aku bisa mati kapan saja. Jadi aku ungkapkan perasaanku sekarang. Aku tidak menuntut jawaban apa-apa karena aku tau kamu tidak menaruh hati padaku"

"Ilha.."

"Tapi aku minta satu hal padamu. Apapun yang aku lakukan untukmu jangan merasa terbebani. Dan jangan menjauhi aku karena ini. Hatiku biar menjadi urusan ku. Arraseo?" lelaki itu menepuk pucuk Kepala Yoora pelan.

"Aku sudah boleh bicara?"

"Tidak boleh jika hanya untuk minta maaf"

Tiba-tiba saja Yoora memeluk Ilha.

"Apa ini?" tanya Ilha, Yoora semakin mengetatkan pelukannya. Memendamkan wajahnya yang terasa panas ke dada Ilha. Yoora dapat merasakan detak jantung laki-laki itu yang menggila.

"Aku tidak tau mau bicara apa, aku bingung"

"Mari seperti bissa saja, anggap aku tidak pernah bicara begini"

"Mana bisa?"

"Bisa. Sudah aku bilang aku tidak mengharapkan jawaban apa-apa darimu. Aku melakukan ini untuk ketenangan hatiku" Yoora melepaskan pelukannya lalu mengangguk.

"Tapi hatiku yang jadi tidak tenang" gerutu Yoora, Ilha tertawa lalu merangkul bahu Yoora.

"Mau jalan-jalan dulu di pinggir pantai sebelum kembali?"

"Kajja"

Mereka berjalan menjauhi gedung tenant souvenir.

"Jadi.. Ciuman waktu itu bukannya karena tidak sengaja?"

"Terkadang aku bingung pada diriku sendiri, bagaimana aku bisa sabar menghadapimu yang tidak peka ini"

"Apa sih?"

"Memangnya ada ciuman yang tidak sengaja?"

"Molla, itu ciuman pertamaku, sialan!"

"Jinjja? Kamu mau di cium lagi?"

"Yakk!" Yoora mencoba memukul punggung Ilha namun laki-laki itu dengan gesit menghindar.

"Pipimu seperti tomat"

"Hentikan!"

"Apa yang dilakukan si bodoh itu?" ucapan Ilha membuat Yoora mengikuti pandangan laki-laki itu.

"Youngsoo?"

Mereka berdua berlari secepat saat melihat apa yang di lakukan Youngsoo.

...

"SHIBAL! APA YANG KAU LAKUKAN!?" Ilha menendang kencang Youngsoo yang sedang mencumbu Soyeon yang tampak tidak sadarkan diri.

"Eonnie? Bangun" Yoora menangis sambil menarik naik ritsleting jaket Soyeon yang sepertinya di buka paksa.

"BAJINGAN!" Ilha memukuli Youngsoo membabi buta.

"Eonnie, jebal. Bangun"

"KOOK YOUNGSOO! KAU GILA?" teriak Ilha.

"Kalian salah paham" cicit Youngsoo yang melindungi kepalanya dari pukulan Ilha.

"AKU TIDAK BUTA, SIALAN!" Ilha terus-menerus menghajar Youngsoo.

"Apa yang kamu lihat? Dia pingsan! Jadi aku hanya membantunya" seru Youngsoo mencoba berani menentang Ilha.

"JANGAN KONYOL, SHIBAL! ADA APA DENGANMU?" Ilha kembali menendang Youngsoo.

"Ilha.. cukup! Ini eonnie bagaimana? Apa yang kau lakukan padanya, Youngsoo?" Yoora menangis kencang sambil memeluki Soyeon yang masih belum sadar. Ilha menghampiri dan memeriksa keadaan Soyeon.

"Kau yang membuatnya begini?" Ilha kembali melihat Youngsoo yabg masih terduduk kesakitan setelah di tendangi olehnya.

"Tidak! Bukan aku!"

"Cha Soyeon! Buka matamu, shibal, ada apa denganmu?" Ilha mencoba mengguncang tubuh Soyeon yang ada di pangkuan Yoora.

"Eonnie? Ayo bangun. Kita harus bagaimana ini, Ilha?"

"Apa yang harus kita lakukan?" Ilha membeo kepada Yoora, gadis itu dapat melihat ilha yang sangat panik.

"Ya Youngsoo! Apa yang lakukan? Turunkan senapanmu!" Yoora yang terduduk menghadap laut tidak sengaja melihat Youngsoo yang membidikan senapannya kepada Ilha dari belakang. Ilha ikut menoleh setelah mendengar Yoora berseru panik.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ilha, Yoora tau laki-laki itu mati-matian menahan amarahnya.

"Kalian akan bicara? Kalian akan memberi tau yang lain?"

"Jika aku lakukan, kau bisa apa?"

"Ilha.." gumam Yoora, mencoba mengingatkan ilha untuk tidak memprovokasi Youngsoo.

Yoora melirik senapannya namun benda berat itu tergeletak jauh dari jangkauannya.

"JANGAN BERITAHU! Jika kalian memberitahu yang lain, aku akan membunuhmu!"

Perlahan Yoora melepaskan Soyeon dari pelukannya dan menggelegakannya di tempat semula.

"Youngsoo.. Tenang dulu.." Yoora mencoba lebih lembut, mengingat intimidasi seperti Ilha di rasa tidak akam berhasil.

"Jika kalian bicara, hidupku akan hancur! Aku tidak bisa berakhir seperti ini" Youngsoo yang berdiri masih tetap membidik Ilha ya berjongkok di dekat Soyeon dan Yoora.

"Mwo?" ucap Ilha

"Youngsoo.."

"JANGAN BERITAHU YANG LAIN!" teriak Youngsoo, sekarang laki-laki itu beralih membidik Yoora.

"Youngsoo..de-"

"Arraseo!" seruan Ilha membuat atensi Youngsoo kembali padanya.

"Kami tidak akan memberitahu teman-teman yang lain, jadi turunkan senapanmu" Yoora masih berusaha membujuk.

"Jinjja?"

"Jinjja!" seru Ilha tidak sabaran. Yoora sulit membaca apa yang akan di lakukan Ilha, tidak mungkin laki-laki itu menurut saja dengan Youngsoo.

Perlahan Youngsoo menurunkan senapannya. Dengan cepat Ilha menendangnya dan memukulinya dengan sangat keras.

"Dasar berandalan!" Ilha semakin gencar menyerang Youngsoo.

"Ilha berhenti, dia bisa mati" seru Yoora panik melihat Ilha yang gelap mata memukuli Youngsoo. Mengingat laki-laki itu pemegang sabuk taekwondo, Youngsoo bisa mati jika tidak dihentikan. Yoora berlari dan memeluk Ilha dari belakang agar berhenti menghajar Youngsoo yang sudah meringkuk kesakitan.

"Jebal.. Ilha!" Ilha dan Yoora menoleh saat mendengar suara Soyeon yang terbatuk.

"Oh, eonnie?" melepaskan Ilha, Yoora lari lebih dulu namun belum sampai mendekati Soyeon, Yoora menoleh kembali ke belakang saat mendengar Ilha yang mengerang kencang.

"Aakk!" Yoora melihat Ilha yang tersungkur dengan dahi yang tmengeluarkan darah segar. Ilha segera bangkit berdiri meski sempoyongan, Youngsoo juga dengan cepat membuang batu besar di tangannya dan mengambil senapan di dekat kakinya dan membidik kepala Ilha, hanya hitungan detik lelaki berkacamata itu melepaskan timah panas ke arah kepala Ilha.

DOR! DOR!

"ANDWAE!" Yoora berlari dan ikut ambruk bersama Ilha. Yoora bangkit dari atas tubuh Ilha.

"Ya! Ilha! Bangun!" Yoora mengguncang tubuh Ilha, gadis itu jelas panik saat melihat laki-laki itu tidak sadarkan diri.

"Ani, Andwae! Andwae!" Yoora menyentuh bahu dekat dengan tulang belikat laki-laki itu. Darah segar terus-menerus keluar melewati kaos hitam yang di gunakannya.

"Shibal, kau juga harus mati" Yoora menoleh melihat Youngsoo yang membidik dirinya dengan senapannya.

"Kau gila?" suara Yoora terdengar berani, nyatanya walaupun merasa marah, siapa yang tidak takut ditodong senapan di depan muka begitu.

"Kalian semua yang gila! Kalian bersenang-senang di saat seperti ini? Kalian harusnya memeriksa apakah benar CSAT dibatalkan?"

"Ini masih tentang CSAT? Kau benar-benar gila! Kamu membunuh temanmu karena itu?" Yoora bangkit perlahan mencoba tidak terintimidasi dengan senapan yang ada di depan kepalanya.

"Siapa temanku? Kalian semua meremehkanku!"

"Youngsoo, Aku tau kau kecewa. Tapi, jebal terima saja. Semua masih bisa di coba tahun depan"

"Mudah bagimu bicara begitu, sialan! Aku harus jadi mahasiswi! Aku harus kuliah! Aku tidak mau jadi seperti ayah ibuku!"

"Youngsoo" Yoora melempar pasir yang sudah di genggamnya sejak tadi ke wajah Youngsoo.

"AKK! SHIBAL!" Youngsoo refleks menjatuhkan senapannya dan membuka kacamatanya mencoba menghilangkan pasir yang masuk ke dalam matanya. Adanya kesempatan itu dengan cepat Yoora mengambil senapan Youngsoo dan melepas dan menyimpan magazine nya lalu membuang asal senapannya.

"YA!" teman-temannya berlari menghampiri. Mungkin mereka mendengar suara tembakan.

"Soyeon kenapa?"

"Yoora, ada apa ini?"

"Youngsoo apa yabg terjadi?"

Begitu banyak pertanyaan, Yoora lebih memilih duduk memeluki Ilha. Gadis itu seolah tuli dan tidak bisa fokus dengan sekitarnya, dia hanya menangis pilu memeluki Ilha.

"Kenapa ada darah?"

"ILHA KENAPA?" seru Haerak.

"Yeonju, cepat periksa Ilha" seru Jangsoo.

"Yoora, lepaskan Ilha dulu biar Yeonju lihat kondisinya" ucap Wootaek.

"Jangan mati, Andwae, kamu tidak boleh mati" Yoora memukul lengan Ilha kencang sebelum di tarik paksa oleh Wootaek agar Yeonju lebih leluasa dengan ilha.

"Apa yang terjadi?" tanya Wootaek, Yoora yang belum juga berhenti menangis melihat teman-temannya yang terbagi menjadi tiga kelompok dengan jarak yang sedikit berjauhan, ada yang berusaha menyadarkan Soyeon, ada yang membantu Youngsoo mencari kacamatanya, dan ada yang bersama Ilha.

Netra Nabi menatap Youngsoo dengan tatapan permusuhan. Ada satu orang yang menyadari itu.

"Tadi ada bola!" seru Youngsoo sebelum Yoora buka mulut. Yoora memandang Youngsoo tidak percaya, bisa-bisanya dia berbohong saat satu-satunya saksi mata berdiri di hadapannya.

"Bola?" seru teman-temannya.

"Teman-teman! Kita harus pergi sekarang! Beberapa bola menuju kesini" seru Youngshin seraya mengangkat detektornya agar teman-temannya melihat.

"SHIBAL!"

"BAGAIMANA INI?"

Semua orang panik. Soyeon belum juga sadar, Ilha tidak tau bagaimana keadaannya.

"Jangan tinggalkan Ilha, jebal" ucap Yoora kepada teman-temannya

"Tidak akan, kita tidak akan meninggalkan siapa-siapa" jawab Jangsoo tentu saja di setujui yang lain, mungkin tidak dengan Youngsoo hanya saja tidak di sampaikan.

"Kita akan lambat jika memapah Ilha dan Soyeon, shibal, bagaimana ini?" ucap Haerak tampak panik.

"Yeonju, bagaimana ilha?" tanya Jangsoo

"Pelurunya bersarang, aku hanya bisa menghentikan darahnya sementara"

"Shibal! Kau pasti yanh menembak Ilha!" Haerak meninju perut Youngsoo lalu di lerai oleh Soocheol dan Doekjoong.

"Sudah aku bilang karena bola" ucap Youngsoo.

"Tembakanmu meleset? Atau kau sengaja? Hah?"

"Ya! Cukup!"

"TEMAN-TEMAN CEPAT, KITA HARUS SEGERA PERGI!" Seru Youngshin mulai panik.

"Bagaimana ini?"

"Aku akan menggendong Ilha, Doekjoong gendong lah Soyeon" ucap Jangsoo memutuskan

"Kau kuat?"

"Aku harus, kita berlari. Jika nanti aku tidak sanggup dan sudah aman baru kita papah Ilha"

"Kol"

Para lelaki membantu Doekjoong dan Jangsoo. Saat mereka siap berangkat, Yoora berseru.

"Jangan biarkan dia memegang senapan" gadis itu menunjuk Youngsoo yang tengah sibuk mencari magazine senapannya.

"Wae? Dia harus melindungi dirinya" tanya Soyoon, namun lidah Yoora terasa kelu untuk mengutarakan kejadian yang sebenarnya.

"KAJJA! Aku yang akan melindunginya" tanpa banyak tanya, seolah mengerti apa yang di maksud Yoora, Soocheol menarik tangan Youngsoo untuk berjalan bersamanya. Sepertinya Soocheol sudah merasakan keanehan saat melihat tatapan Yoora pada Youngsoo maka sejak awal lelaki itu selalu menempel pada Youngsoo.

...

Mereka berlari sekitar satu kilometer, lalu di lanjutkan dengan berjalan karena sudah tidakyada bola yang terdeteksi. Tak lama hujun deras turun, mereka tidak bisa berteduh karena memang tidak ada tempat untuk berteduh sepanjang keluar dari kawasan pelabuhan, alhasil mereka basah kuyup. Jangsoo masih kuat menggendong Ilha di punggungnya walau sesekali minta untuk istirahat sebentar, saat istirahat yang kedua akhirnya Soyeon sadar.

"Oh, Soyeon sadar!"

"Soyeon, apa yang terjadi padamu?"

"Gwenchana?"

Soyeon tampak seperti orang linglung. Dan tidak bisa menjawab pertanyaan teman-temannya, sepanjang jalan Wootaek juga bertanya kepada Yoora tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun Yoora tidak juga bersuara. Pikiran gadis itu pada laki-laki yang ada di punggung Jangsoo dan laki-laki yang berjalan di barisan paling belakang bersama Soocheol.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Bagaimana, Ilha?"

"Dia demam, darahnya tidak berhenti keluar" ucap Yeonju saat memeriksa keadaan Ilha.

"Shibal, tidak ada tempat berteduh, bagaimana ini?"

"Kita lanjutkan saja berjalan sampai bertemu dengan tempat berteduh"

"Arraseo" mereka kembali lagi berjalan.

"Soyeon, gwenchana? Kamu kuat untuk berjalan? Mau di gendong saja?" Tanya Yoojung.

"Ya, gwenchana" jawabnya, Soyeon tidak bisa mengingat kejadian yang dialaminya sebelum pingsan.

"Eonnie sungguh tidak ingat apa-apa?" ucap Yoora yang tadi tadi hanya diam, Soyeon menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Dia gegar otak" ujar Yeonju.

"Apa dia akan membaik setelah beberapa saat? Ini tidak serius kan?" tanya Yoojung

"Entahlah, gegar otak ringan harusnya tidak akan lama"

"Kepalanya pasti terbentur dengan sangat keras, dulu Yoora pernah gegar otak ringan juga, dia ditabrak mobil saat SD, satu minggu dia baru mendapatkan ingatannya lagi" cerita Wootaek.

Yoora jadi ingat saat itu, saat pulang dari sekolah saat petugas penyeberang sudah memberhentikan kendaraan yang lalu lalang ada satu mobil yabg melaju kencang. Lalu menabrak Yoora yang sudah setengah menyeberang, Yoora terpental dan kepalanya terbentur aspal. Alhasil kaki Yoora patah dan gegar otak ringan, Wootaek dimarahi habis habisann oleh ayahnya saat itu.

Soyeon berjalan seraya melamun, pikirannya pasti kosong, sejujurnya Yoora juga penasaran apa yang terjadi sebelum dirinya dan Ilha memergoki dan menghentikan perbuatan hina Youngsoo.

🌼🌼🌼🌼

Loh kok sepi niihh.. Udahan aja kali yaa 😭

Vote dan Spam comment yang banyak 💜

Continue Reading

You'll Also Like

24.1K 2.9K 16
𝒀𝒐𝒖𝒏𝒈 𝑴𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒆𝒃𝒂𝒌 𝒌𝒆 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒈𝒂𝒎𝒆 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏. 𝑨𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒉 𝒔�...
22.2K 1.9K 24
Pernahkah kalian berpikir jika kehidupan yang tengah kalian jalani hanyalah sebuah ilusi atau bunga tidur? Atau pernahkah kalian merasa jika dunia te...
98.3K 12.2K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
329K 35.5K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...