Duty After School X OC [Yoora...

Galing kay LycheeMojito

73.8K 8.2K 970

Hanya cerita iseng dari orang yang belum move on dari Duty After School Fokus ceritanya pada si OC yaa. ⚠️ T... Higit pa

1
2
3
4
5
The Cast
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Afikaa.. Ada Yang Baru Nih..
44
45
47
48
49
50
Extra 1 - Quarantine
Extra 2 - Overthinking
Extra 3 - Moving On
Extra 4 - Ditto
Extra 5 - Now Or Never
Extra 6 - The Wedding
Extra 7 - Lifesaver
Extra 8 - Status
Extra 9 - What If

46

828 123 55
Galing kay LycheeMojito


I don't know how to feel
When did it end?
Think I forgot how to be happy

🌼🌼🌼

"Kemasi barangmu, bawa yang penting-penting saja" ucap Wootaek saat mengantar Yoora sampai depan kamar para gadis.

"Oppa, kamu sedang emosi, coba pikirk-"

"IM YOORA! CUKUP!"

"Jebal oppa, coba ingat bagaimana Seoul terakhir kali kita melihatnya, pergi dari sini hanya mengantar nyawa saja. Terlalu berbahaya"

"JIKA KAMU MAU BERSAMA MEREKA, SILAKAN SAJA!"

"KENAPA OPPA TIDAK MENGERTI? BUKAN ITU MAKSUDKU"

"YAAA! CUKUP!" seru Bora keluar dari kamar bersama Yeonju.

"Kalian harus tenang, coba pikirk-" ucap Yeonju.

"Kalian yang harusnya berpikir" setelah mengatakan itu Yoora pergi keluar gedung. Ketika Wootaek ingin menyusul Yeonju menahannya. Gadis itu mengatakan Yoora butuh waktu sendiri dan disetujui juga oleh Bora.

...

"Yoora"

"Ck! Jangan ganggu aku"

"Aku minta maaf-"

"Aku kecewa padamu. Ani. Aku tidak menyalahkanmu karena kamu membuatku kecewa, aku menyalahkan diriku sendiri karena terlalu percaya padamu. Aku marah. Aku... Jika kamu ingin disini aku yang akan masuk"

"Ani, aku yang masuk, sekali lagi aku minta maaf" akhirnya Jangsoo meninggalkan Yoora sendirian di serambi gedung.

Tak lama seseorang datang lagi lalu duduk di sampingnya, Yoora mendesah kesal. Dia pikir itu adalah Wootaek namun ternyata orang itu Youngshin.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Aku.. Aku rasa kembali ke Seoul terasa salah"

"Wae? Kamu juga tidak baik-baik saja di bohongi"

"Memang, siapa yang tidak marah dan kecewa? Hanya.. Sudah aku bilang, aku mengatakan ini bukannya karena membela mereka, aku juga sebenernya tidak pernah benar-benar peduli operasi ini. Namun aku setuju jika harus kembali sekarang akan berbahaya. Bagaimana menurutmu jika kita adakan voting? Aku yakin mereka akan mengerti dan berfikir ulang saat sudah tenang"

"Yoora, aku juga setuju dengan yang kamu katakan pada Yoojung tadi, bahwa kita bisa bersama karena saling percaya. Maka ayo bersama dengan orang yang kau percaya saja"

"Tapi Youngshin-"

"Aku harus packing, kamu juga. Masuklah. Disini dingin" Youngshin menepuk bahu Yoora dua kali lalu masuk ke dalam lebih dulu.

...

Yoora masuk ke dalam kamar, para perempuan terlihat sibuk packing dengan beberapa orang yang melakukannya sembari terus bersungut-sungut.

"Ini ranselmu" Yeonju memberikan ransel militer kepada Yoora. Gadis itu duduk di kasurnya dengan perasaan gamang.

Yoora membuka ransel itu tapi bingung apa yang harus di bawa, alhasil dia hanya memasukan kaos longgar, pakaian dalam dan celana panjang masing-masing satu pieces. Kemudian Yoora ingat akan ranselnya yang tadi di gunakan ke Rumah Sakit. Tas itu ada di ruang tempat keributan tadi. Yoora memutuskan untuk mengambilnya karena isinya yang akan berguna.

...

Yoora masuk ke ruangan itu, melihat Yoojung yang masih sesenggukan di lantai dengan posisi menenggelamkan wajahnya di dua lututnya, dan para lelaki yang duduk merenung, Jangsoo duduk bersandar di dinding disebelah Yoojung, Soocheol duduk di sofa dengan Ilha, kedatangan Yoora membuat mereka menoleh.

"Aku hanya ini ambil tas ku" Yoora mengambil tasnya di sofa lalu kembali ke kamarnya. Tapi baru beberapa langkah gadis itu kembali lagi.

"Obati luka kalian, cukup kelakuan saja yang buruk tidak perlu wajah juga" Yoora meletakkan di meja sebuah salep luka, antiseptic kecil dan beberapa plester luka yang tadi ditemukan di rumah sakit untuk Ilha, Soocheol dan Jangsoo yang wajahnya penuh luka memar dan beberapa tempat mengeluarkan darah segar. Wootaek dan Haerak ternyata tidak main-main dengan pukulan mereka. Belum sempat ucapan terima kasih keluar dari mulut para lelaki itu, Yoora pergi dari sana.

Nyatanya Yoora tidak langsung kembali ke kamarnya. Gadis itu masuk ke ruang inventory lalu memasukan beberapa makanan instan kedalam tasnya, tidak banyak setidaknya masing-masing dua pieces dari berbagai item, untuk dirinya dan Wootaek.

Kemudian Yoora ke depan Bar, membuka salah satu kotak dari kotak-kotak yang tadi di bawa oleh regu pencari dari rumah sakit dan memasukkan banyak amunisi ke dalam ranselnya. Yang nanti akan dia pindahkan ke dalam ransel militernya.

...

Pagi-pagi Youngshin membagikan mereka makanan instan. Banyak stock makanan yang tidak bisa mereka bawa. Semua orang sarapan dengan hening. Ilha, Soocheol, Jangoo dan Yoojung sarapan di ruangan berbeda. merasa keadaan belum baik-baik saja jika mereka bergabung.

"Sudah siap semua?" tanya Youngshin

"Kajja" semua orang keluar dari gedung itu menggendong ransel militer besar dan tidak lupa senapan di selampirkan di bahu.

Yoora memandang sekeliling ruang yang biasanya menjadi tempat mereka melepas lelah setelah seharian berburu bola atau sekedar mencari kebutuhan hidup, tempat ini jauh untuk bisa disebut rumah, dan jauh juga dari rumah yang sesungguhnya namun entah mengapa Yoora merasa nyaman di sini. Benar kata orang-orang, berat rasanya untuk keluar dari zona nyaman.

"Yoora, ayo" Wootaek menggandeng tangan Yoora keluar dari gedung peristirahatan itu. Baru saja menuruni tangga di luar gedung, seseorang memanggil namanya.

"Tunggu Yoora, Kamu menjatuhkan syalmu" Jangsoo memberikan Syal tebal dan lembut berwarna hijau muda kepada Yoora, belum sempat Yoora menerimanya Wootaek mengambil paksa syal tersebut dari tangan Jangsoo lalu kembali menggandeng Yoora untuk menyusul teman-teman yang sudah berjalan lebih dulu.

Sejujurnya syal itu bukan miliknya, gadis itu tau Jangsoo hanya ingin memberikan kepada Yoora dengan cara seperti itu. Yoora tidak akan menolak, Yoora akan gunakannya karena cuaca cukup dingin walau dirinya sudah memakai jaket dua lapis.

...

"Kenapa ranselmu berat sekali? Apa yang kamu bawa? Sudah ku bilang bawa yang penting saja" ucap Wootaek saat membantu mengangkat ransel Yoora agar lebih mudah berdiri dari duduknya saat istirahat di pinggir jalan.

"Memang penting" jawab Yoora seadanya.

"Kamu yakin kuat?"

"Apa oppa sudah mendengar aku mengeluh?"

Ransel ini berat karena sebagian besar isinya adalah amunisi sisanya makanan dan obat-obatan. Bahkan barang pribadinya tidak sampai dua persen. Yoora yakin yang dibawanya akan sangat berguna entah bagi dirinya atau bagi Teman-temannya.

...

Hari ke-1 menuju Seoul.

"Kau yakin ini jalannya?" tanya Bora. Mereka berjalan melewati jalan raya sepi dengan lahan pertanian gelap di sisi kiri dan kanan jalan.

"Iya" jawab Youngshin sebagai pemandu jalan karena dirinya yang memegang peta.

"Seberapa jauh lagi" Soonyi sudah mulai merengek lagi.

Yoora berjalan jauh di belakang Soonyi tapi dapat mendengar keluhannya yang memuakkan itu.

"Jika hanya bisa mengeluh harusnya tidak usah ribut minta pulang" ucapan Yoora membuat Soonyi menoleh.

"Mwo? Memangnya aku tidak boleh mengeluh jika lelah?"

"Tidak ada yang tidak lelah. Kita sudah berjalan seharian. Sungguh muak ketika lelah harus mendengarkan seseorang merengek"

"Sialan"

"Cukup! Jangan bertengkar!" lerai Bora.

"Ayo istirahat dulu. Di depan sana sudah terlihat beberapa bangunan. Kita harus makan malam" ucap Youngshin, lelaki itu menyorot jalan di depan dengan senter. Ucapannya di setujui semua orang.

...

Hari ke-2 menuju Seoul.

"Aku tidak sanggup lagi"

"Aku rasa kulit kakiku melepuh"

Hana dan Soonyi tidak pernah berhenti menggerutu. Yoora heran, tubuh mereka terlebih kaki memang sangat lelah namun mulut mereka berdua tidak pernah lelah untuk bicara.

Bayangkan saja, dua hari mereka berjalan tanpa istirahat cukup, hanya berhenti untuk makan, disaat itu biasanya ada yang mencuri kesempatan untuk tidur sebentar.

Jangsoo, Ilha, Soocheol dan Yoojung berjalan dengan jarak dari teman-teman yang lain. Teman-teman semua masih bersikap dingin kepada mereka berempat. Tidak ada yang mengajak mereka bicara, menawari makan dan minum saja tidak. Sebenernya Yoora kasihan pada mereka tapi masih ada rasa kecewa di hatinya sehingga enggan untuk mendekat seperti tidak terjadi apa-apa.

Yoora lebih sering berjalan di barisan belakang bersama Wootaek atau kadang Taeman. Di depan terlalu berisik menurutnya. Tidak benar-benar belakang karena beberapa meter di belakangnya ada empat orang lagi.

"Shibal, kita sudah berjalan dua hari, tapi Seoul masih seratus kilometer lagi?" ucap Hana.

"Seratus? Jinjja?"

"Berapa hari lagi kita harus berjalan?"

Mereka telah sampai di sebuah pelabuhan. Di salah satu bibir dermaga terdapat peta besar yang di cetak di papan tertulis Pelabuhan Seongmun.

"Kau yakin ini jalan yang benar?" tanya Junhae pada Youngshin yang sedang membandingkan peta di tangannya dengan peta di papan besar itu. Teman-temannya mengerubungi Youngshin tapi Yoora memilih duduk di aspal bersandar pada peti kemas lalu meluruskan kakinya. Sangat lelah namun ini rekor baginya sampai kuat berjalan sejauh ini tanpa keluhan keluar dari mulutnya. Mungkin jika selamat nanti, Yoora yakin dirinya kuat untuk ikut Wootaek hiking.

Yoora mengeluarkan satu batang coklat dari saku jaketnya lalu memakannya seraya memandang teman-teman yang mengobrol tentang perjalanan mereka yang masih panjang, coklat ini mengandung cukup kalori walaupun tidak bikin kenyang namun cukup untuk menambah energinya.

Tak sengaja netranya menangkap Soocheol yang memandanginya dari jauh. Yoora merogok sakunya dan melempar kencang satu batang coklat ke arah Soocheol. Refleks laki-laki itu menangkapnya ingin mengatakan sesuatu namun Yoora sudah kembali menghadap teman-temannya yang lain. Dari ujung matanya Yoora dapat melihat Soocheol membagi coklatnya itu pada Jangsoo, Ilha dan Yoojung.

"Aku tidak bisa merasakan kakiku, aku rasa aku sudah tidak sanggup lagi" Hana terduduk dan menangis di atas aspal.

"Aku juga lapar, kita sudah kehabisan makanan" ucap Doekjoong.

"Sstt" Yoora bersuara membuat teman-teman menoleh kepada gadis yang sedang makan coklat itu.

"Oh! Dari mana kau mendapatkannya?" Netra Doekjoong berbinar melihat coklat yang baru di gigit dua kali di tangan Yoora. Yoora mengeluarkan empat batang coklat lagi dari saku jaketnya lalu melemparkannya pada Doekjoong.

"Berbagilah"

"Aku mau" seru Junhae. Empat batang coklat itu di bagi untuk beramai-ramai.

Makanan instan yang mereka punya memang sudah habis, tapi Yoora masih punya berbagi camilan dan coklat yang di ambilnya di ruangan dokter tempo hari itu. Namun Yoora harus berhemat dia tidak bisa membagi camilannya per satu orang.

"Oh! Ada mobil disana" seru Soyoon ketika coklat di mulutnya habis. Gadis itu berlari namun di tarik oleh Wootaek.

"Tunggu dulu, jangan gegabah" ucap Wootaek.

"Apa itu?" tanya Haerak lalu mesiagakan senapan dan melihat dari telescope nya ke arah yang di tunjuk Soyoon. Yang lain mengikuti. Dari tempat Yoora duduk gadis itu melakukan hal yang sama. Dari telescope senapannya dia melihat orang yang bersandar di badan bus.

Teman-temannya maju untuk melihat lebih dekat dengan senapan masing-masing. Yoora yang ingin bangun berdiri namun kesulitan karena tas besar yang di gendongannya masih berat sampai sebuah tangan terulur menawarkan bantuan. Tak ingin buang waktu Yoora menyambut tangan Ilha sehingga lelaki itu dapat menarik Yoora berdiri.

"Gomawo" "Iya"

"Oh, mayat!"

"Apa ada bola di sekitar sini?"

"Eopseo" jawab Youngshin saat melihat detector di tangannya, Yoojung juga melakukan hal yang sama.

"OH! Mereka.." ucap Junhae

"Shibal" Doekjoong berjongkok di depan salah satu mayat.

"Wae?"

"Itu mereka, kan?" tanya Junhae pada Hana dan Doekjoong. Dan di angguki oleh Doekjoong.

"Siapa mereka? Teman eonnie?"

"Mereka.. Yang datang ke gedung peristirahatan" jawab Junhae.

"Anak SMA Sains?" Yoora memastikan maksud Junhae.

"Iya. Mereka bilang akan kembali ke Seoul. Namun.. Mereka semua mati di sini" Hana menangis lagi.

"Sial. Harusnya kita menurunkan ego. Dan tetap di Yongdo" gumam Yoora yang dapat di dengar oleh empat orang di belakangnya.

Soyoon masuk ke dalam bus, mencoba menghidupkan benda besar itu. Namun tidak bisa, Yoora melihat Soyoon yabg frustrasi membenturkan kepalanya ke kemudi bus itu.

Teman-temannya yang lain mengambili sisa amunisi dari para mayat anak SMA Sains. Yoora tidak melakukannya karena punya banyak di ranselnya. Empat orang di belakang Yoora juga tidak ikut menjarah amunisi. Wootaek juga tidak sepertinya kakaknya itu juga membawa lebih.

"Teman-teman, kita harus kembali. Ayo kembali dan lakukan misi. Mungkin CSAT tidak di batalkan" seru Youngsoo.

Ucapan itu membuat yang lain membuang napas lelah. Omong kosong itu lagi. Memuakkan.

"Jika ingin kembali, pergilah sendiri"

"Tapi, kita sudah melalui banyak hal bersama untuk poin ekstra. Kita tidak boleh mati sia-sia seperti mereka!"

Youngsoo berjalan mendekati Yoora.

"Yoora! Katakan pada mereka! Mereka tidak mau mendengarkanku!"

"Kau pikir mereka mendengarkanku?"

"Kalian tau berapa banyak bola yang aku musnahkan sejauh ini? Ini. Lihat!" Youngsoo membuka buku catatan kecil miliknya. Lalu menunjukannya kepada semua orang.

"Aku membunuh tiga puluh tujuh bola! Shibal! Aku mungkin.. Mungkin diterima di SNU dengan ekstra poin ini"

"Shibal, jika mau hitung-hitungan aku juga mungkin sudah bisa masuk Harvard" seru Wootaek dengan intonasi kesal yang tidak ditutupi.

"Yaa! Kook Youngsoo, kau masih memikirkan poin ekstra? Kau harus berhenti" ucap Bora yang dari tadi sibuk mencari amunisi di tas salah satu mayat. Lalu pergi meninggalkan tempat itu di ikuti teman-teman yang lain.

"Yadera! Kalian ingin mati seperti mereka?"

"Terlalu terlambat untuk berpikir begitu" ucap Yoora kepada Youngsoo lalu ikut meninggalnya di ikuti tiga orang di belakang Yoora.

"Yeonju! Tolong bantu aku membujuk mereka" Youngsoo beralih menarik Yeonju untuk berhenti berjalan.

"Mian" "Yeonju! JEBAL!"

"Cukup Youngsoo" Wootaek menarik tangan Yeonju dari Youngsoo agar kembali berjalan menyusul teman-teman yang lain.

"Kajja" seseorang mendorong ringan bahu Youngsoo.

"Oh, Jangsoo, tolong bantu aku membujuk mereka"

"Kajja" Jangsoo lagi-lagi harus mendorong pelan bahu Youngsoo agar kembali berjalan.

"Tidak! Aku tidak mau mati seperti ini. Jangsoo! Aku ingin tetap hidup! Aku harus kuliah!"

...

Entah berapa kilometer lagi mereka berjalan hingga sampai matahari kembali ke ufuk barat mereka memutuskan untuk beristirahat di sebuah tempat rekreasi.

Haerak, Taeman dan Wootaek bahkan lebih dulu merebahkan tubuhnya tanpa melepas ransel.

Yoora melepas ranselnya. Lalu memijit bahunya yang terasa sangat sakit. Lalu ikut merebahkan tubuhnya di samping Wootaek, kakaknya itu merentangkan tangannya agar Yoora dapat menjadikannya bantal.

"Aigoo, kakiku"

"Astaga, lelah sekali"

Beberapa orang ikut berbaring, beberapa lagi hanya bersandar dan meluruskan kaki mereka. Beberapa sibuk merutuki kelelahan mereka, sebagian lagi menelan sendiri kelelahan mereka.

Yoora memandang gelapnya langit seraya menggenggam kalung yang tidak pernah lepas dari lehernya. Mata sendunya menatap langit seperti sedang menatap seseorang.

"Oppa, bogoshipeoyo. Andai kamu masih bersamaku. Kami tidak mungkin seperti ini, kan? Tidak perlu ada yang berkhianat sampai ada yang tersakiti. Tolong jaga aku dari sana, oppa. Aku ingin bertemu ibuku, aku ingin memberikan bunga yang harum di makammu"

Yoora menangis tanpa suara, tidak ada yang tau. Kecuali satu orang yang berdiri bersandar di salah satu wahana.

🌼🌼🌼🌼

Maaf telat Up karena aku sedang melakukan adegan dewasa (r:ngejar deadlines)

To give me mental support, Ayo kasih chapter ini bintang dan boom comment yang banyakkkk.

💪🥺




Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

23.5K 2.2K 21
SMA SUNGJIN sebuah sekolah yang termasuk akan melaksanakan CSAT untuk kelas 12, tetapi semua itu harus terhenti dikarenakan mereka semua harus melawa...
6K 384 10
Han seo ha, gadis yang berumur 17 tahun, dan sekarang sedang duduk di bangku SMA kelas 12. kelas seo ha, merupakan kelas yang kompak dan ceria. namun...
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
14.6K 1.6K 20
✎ Apakah aku akan meninggalkan ibuku? ✎ Yak! Jangan bertindak sebelum berpikir. Lebih baik kita tenangkan diri masing-masing. ✎ Apakah aku harus meng...