Duty After School X OC [Yoora...

Galing kay LycheeMojito

73.2K 8.1K 970

Hanya cerita iseng dari orang yang belum move on dari Duty After School Fokus ceritanya pada si OC yaa. ⚠️ T... Higit pa

1
2
3
4
5
The Cast
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
43
Afikaa.. Ada Yang Baru Nih..
44
45
46
47
48
49
50
Extra 1 - Quarantine
Extra 2 - Overthinking
Extra 3 - Moving On
Extra 4 - Ditto
Extra 5 - Now Or Never
Extra 6 - The Wedding
Extra 7 - Lifesaver
Extra 8 - Status
Extra 9 - What If

42

959 119 34
Galing kay LycheeMojito

Goodbye my little one,
You gave me love and helped me find the sun
And every time that I was down
You would always come around
And get my feet back on the ground.

🌼🌼🌼

Yeonju melakukan serangkaian CPR dari kompresi dada hingga nafas buatan. Hingga akhirnya gadis itu terduduk lemas di samping Letnan Lee.

"Waeyo? Kenapa berhenti?" tanya Wootaek.

"Mianhae" Yeonju menangis kencang memeluk tubuhnya sendiri.

"Andwae!" Yoora berlari lalu duduk bersimpuh di samping seseorang yang di sayanginya, baru saja mengisi hatinya.

Yeonju tidak berhasil menyelamatkan Letnan Lee. Detak jantung Letnan Lee sudah hilang bersama dengan harapan Peleton Dua.

Yoora memeluk jasad kakaknya, menangis pilu, tak seorangpun menghentikan gadis itu. Semua orang merasakan duka yang sama. Mereka menangis bersama tenggelam dalam luka yang sama.

"Bukankah itu suara helikopter?" seru Youngshin menatap langit.

"Benar"

Tak lama di atas mereka sebuah helikopter terbang rendah. Mereka semua berteriak serta melambaikan tangan. Mencoba menarik atensi orang-orang yang ada di atas sana hingga helikopter itu mendekati.

Namun helikopter itu tidak mendarat, seutas tali di turunkan, lalu seorang tentara melakukan rapling, meluncur turun melalui tali itu.

"Apa yang terjadi?" tanyanya sesaat dia menginjak tanah.

"Junho!"

"Oh, Sunbae! Apa yang terjadi?" Sersan Kim mengajak tentara itu sedikit menjauh dari anggota Peleton Dua.

"MWO? SHIBAL!" tentara itu berlari mendekati jasad Letnan Lee.

"Hyung!" tentara itu berjongkok di samping Yoora yang tidak mau melepaskan diri dari jasad kakaknya. Setelah beberapa saat berkabung, tentara itu pergi ke tali yang masing menggantung di udara.

"Aku akan melapor ke Markas" ucapnya pada Sersan Kim lalu kembali naik ke atas mengunakan tali yang sama.

"Apa dia akan membantu kita, Sersan?" tanya Yoojung

"Kita tunggu saja hasil laporannya"

Butuh waktu lima menit untuk tentara itu turun lagi. Dia menggendong ransel militer besar. Kemudian selang beberapa detik satu tali lagi diturunkan bersama dengan tandu.

"Kita akan membawanya. Paling tidak aku harus memakamkan hyung dengan layak" ucapnya kepada Sersan Kim.

Para lelaki membantu melepas tandu dari tali dan membawa ke tempat jasad Letnan Lee tergeletak.

"Apa yang ingin kalian lakukan?" tanya Yoora dengan suara yang hampir hilang. Tentara itu memandang aneh Yoora yang masih belum melepaskan pelukannya dari Letnan Lee.

"Perhatian! Markas telah menarik Sersan Kim karena cidera, dan kalian tetap harus menjalankan operasi.."

"Mwo?"

"Apa maksudnya?"

"Kita di tinggal?"

"..Serta aku akan membawa jasad Letnan Lee. Dimana tamtama senior?"

"Saya, Pak" ucap Yoojung

"Kamu yang memimpin Peletonmu"

"Bagaimana bisa kamu meninggalkan kami?" ucap Bora marah.

"Jika lupa. Kalian ini tentara" jawab tentara itu tanpa peduli lalu menyerahkan tas yang di bawanya kepada Yoojung, karena berat Jangsoo yang menerimanya.

"Shibal, Ini gila. Kalian tidak bisa melakukan ini pada kita!" seru Haerak.

"Aku bisa, karena Ini perintah. Di dalam tas itu ada radio komunikasi militer. Untuk saat ini carilah tempat teraman untuk di jadikan tempat istirahat. Kemudian kalian bisa menyalahkan radionya"

"Tolong jangan tinggalkan kami" Soonyi mulai menangis lagi.

"Aku tidak bisa. Kamu minggir, aku harus cepat terbang lagi" ucap tentara itu lalu menepuk bahu Yoora.

"Tolong beri oppa ku pemakaman yang layak" ucap Yoora kepada tentara dengan name tag Nam Junho di seragamnya. Meski tak rela, gadis itu melepaskan pelukannya pada jasad sang kakak.

"Oppa? Ck. Anak jaman sekarang" gumam Sersan Nam, tentara itu memandang Yoora dengan tatapan tak suka.

"Kalian cepat bantu pindahkan komandan kalian"

Mereka, para lelaki memindahkan Letnan Lee ke atas tandu lalu memasangnya banyak tali pengaman di tubuhnya dan juga memasangkan tandu itu dengan tali yang terhubung ke helikopter.

"Tunggu" Yoora menghentikan Sersan Nam yang ingin memerintahkan anggotanya di dalam helikopter untuk menarik tandunya melalui handy talky yang menggantung di saku bajunya.

Dengan cepat gadis itu memeluk lagi tubuh Letnan Lee. Tubuh lelaki itu masih terasa hangat.

"Oppa.. Gomawo.. Aku sayang oppa, mianhae.. Aku akan menepati janjiku. Kamu bisa menjagaku, bahkan lebih dekat dari sebelumnya" Yoora mengecup kening letnan Lee yang tertutupi darah. Lalu mengangguk kepada Sersan Nam tanda bahwa dirinya sudah selesai.

"Hormat!" Yoojung memerintahkan teman-temannya untuk memberikan penghormatan yang terakhir kepada komandan peleton mereka. Tangisan mengiringi naiknya tandu itu ke atas sampai masuk ke dalam helikopter. Kemudian satu tali lagi di turunkan.

Sersan Nam memasang tali yang akan mengangkat Sersan Kim ke atas.

"Yadera, aku minta maaf tidak bisa bersama kalian. Inginlah pada pesan komandan kita. Itu saja. Dan Yoora.."

"Ya, Sersan?"

"Kamu mau memilikinya? Jika mau kamu harus menjaganya"

"Sunbae! Kamu tidak bisa melakukan itu! Dia tidak punya hak!" seru Junho saat melihat Sersan Kim membuka telapak tangannya, ada kalung militer Letnan Lee di sana.

"Diamlah Junho" ucap Sersan Kim tanpa menoleh pada Sersan Nam.

Tak butuh waktu lama untuk Yoora menjawab.

"Tidak, aku sudah punya yang harus aku jaga" gadis itu meremas seragam di bawah kerah, tidak ada yang tau ada kalung di baliknya.

"Baiklah-"

"Jogiyo.. Boleh untukku saja?" Soyeon memotong sebelum Sersan Kim memasukan kalung itu ke sakunya.

"Mianhae Soyeon, tidak bisa. Kamu bukan keluarga, hanya keluarga yang di perbolehkan menyimpannya" Junho menatap Sersan Kim dengan bingung, merasa aneh dengan seniornya itu tapi dia memilih diam, ada saatnya untuk minta penjelasan, dan Soyeon jelas kecewa namun gadis itu tidak memaksa.

"Akan aku ambil, ini sudah jadi milikku" dengan cepat Yoora mengambil kalung militer itu. Sersan Kim mengangguk. Sersan Kim kembali berpamitan mereka saling berpelukkan dan menangis.

"Cepatlah sunbae. Ini bahkan bukan rute ku!" Junho terdengar sudah mulai kesal.

Sersan Kim benar-benar pergi. Meninggalkan mereka.

...

Sebelum malam mereka menemukan bangunan satu lantai bekas klinik kesehatan. Setelah menyisir lingkungan itu mereka sepakat untuk menjadikan tempat ini tempat berlindung sementara sampai mereka dapat mengakses radio militer.

Selama perjalanan mencari tempat bersinggah, mereka bukan seperti mereka yang biasanya. tidak ada canda dan tawa bahkan sekedar obrolan ringanpun tak ada, semua orang tampak suram dan muram terlebih Yoora. gadis itu bahkan beberapa kali jatuh tersungkur karena tak fokus sehingga Wootaek harus ekstra memperhatikan adiknya di tengah kekalutan yang dia rasakan.

Jangsoo membantu Yoojung membuka tas militer yang tadi di berikan Sersan Nam.

Di dalamnya terdapat radio militer, satu alat pendeteksi bola, dan lumayan banyak amunisi, serta beberapa ramsum militer tampaknya cukup untuk empat kali makan peleton ini. Pantas berat.

Youngshin, Jangsoo dan Yoojung sibuk berkutat dengan radionya, beberapa orang mencari sesuatu yang dirasa berguna bagi mereka di setiap ruangan klinik ini. mereka memutuskan untuk berkumpul jadi satu di satu ruangan.

Tidak ada suara obrolan di antara mereka kecuali suara mereka yang mengurus radio. tapi Yoora yang sejak tadi tidak bicara memecah keheningan.

"Soyeon eonnie" panggil Yoora dengan suara seraknya.

"Ya?" tidak hanya Soyeon yang menoleh, tapi semua orang di ruangan itu.

"Kamu bisa memilikinya" Yoora mengelurkan sesuatu dari saku seragam nya, Kalung milik Letnan Lee.

"Tidak usah, aku bukan siapa-siapa"

"Aku mengambilnya karena ingin kamu memilikinya"

"Yoora..Gomawo..aku akan menjaganya" Soyeon menangis menerima kalung itu di tangannya.

...

Dalam sebulan mereka sudah tiga kali berpindah tempat, mulai dari Klinik, Gedung Serbaguna sampai saat ini Tempat Peristirahatan, tempat itu semacam rest area yang biasanya di singgahi para pengendara saat berpergian jauh, ada pompa bensin juga disini, masih banyak bensin tapi tidak ada kendaraan yang bisa mereka gunakan, semua kendaraan yang mereka temui dalam keadaan rusak.

Disini para gadis mendapat privasi karena ada ruangan yang bisa di jadikan kamar bersama. Tak lagi harus berbagi ruangan dengan para lelaki.

Mereka menjarah toko-toko, mencoba memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya makanan, pakaian serta obat-obatan. Atau jika beruntung mereka dapat menemukan amunisi dari berbagai tempat.

Yoojung dan Jangsoo berusaha memimpin peleton ini tak satupun merasa keberatan. Markas Besar tetap memerintahkan mereka untuk melanjutkan operasi.

Mereka mencoba beradaptasi dengan keadaan ini. Yoojung dan Jangsoo biasanya membagi mereka menjadi tiga regu. Regu pencari, Regu pemusnah, dan Regu yang menjaga tempat ini selagi orang-orang melaksanakan tugas, para anggotanya pun dipilih secara acak.

Yoora sudah jauh lebih baik sekarang, karena Wootaek yang sudah habis kesabaran akhirnya marah pada adiknya dan tidak ada satupun temannya yang mencegahnya. Mungkin mereka sama jengahnya dengan Wootaek, melihat Yoora hanya melamun, jarang bicara, sulit fokus, kadang menangis sendirian di tengah malam sampai tidak tidur.

Pernah juga gadis itu menangis kencang di atap saat berjaga siang dengan Nara sampai terdengar ke lantai dasar gedung ini. saat itu Yoora menangis karena baru mengetahui kalung yang di berikan Letnan Lee ternyata jika terkena cahaya matahari dapat memantulkan sebuah kalimat yang mengiris hatinya. Stay Alive, Yoora.

"Im Yoora, Sampai kapan kamu mau terus seperti ini?" Yoora hanya menatap Wootaek tanpa menjawab.

"Apa jika aku yang meninggal, kamu juga begini?"

"Oppa.."

"Jangan! Kamu masih menganggap aku kakakmu?"

"Tentu saj-"

"Kamu tidak! Jika kamu masih menghargai aku sebagai kakakmu. Kamu akan mendengarkan aku! Sudah dua minggu kamu begini! Aku sudah tidak tahan lagi! Bukan cuma kamu yang kehilangan! Bukan cuma kamu yang sedih! Kita semua juga!"

"Oppa.."

"Kamu harusnya menghargai hidup yang di berikan Letnan Lee. Kita bisa hidup sampai sekarang karena dia. Kenapa kamu malah stuck di tempat? Kamu harus maju, Yoora. Lanjutkan hidupmu!" setelah mengatakan itu Wootaek meninggalkan Yoora yang nangis pilu meresapi semua yang di katakan Wootaek.

Sebenarnya bukan cuma Yoora, Soyeon yang berperilaku sama seperti Yoora juga merasa tersentil dengan kata-kata Wootaek. Tidak butuh waktu lama, esoknya kedua gadis itu mulai menjadi dirinya sendiri. Walau tidak sepenuhnya berubah.

Saat sedang sendiri mereka berdua kembali larut dalam duka. Seperti saat ini. Yoora yang berada beberapa meter dari Soyeon mengamati gadis itu yang sedang termenung sambil sesekali mengusap kalung yang di gunakannya.

Yoora berada di regu pemusnah hari ini. Beberapa orang-orang mengamati dari atas gedung-gedung, menunggu kode yang akan di berikan oleh Doekjoong.

Tak lama mereka mendengar suara peluit. Membuat semua orang yang bertugas kembali fokus dengan senapan masing-masing.

"Tangkap aku kalau bisaa!" Doekjoong berteriak pada bola-bola yang mengejarnya menggunakan skuter.

Dari atas gedung Yoora menembaki bola-bola itu. Bisa di bilang selama sebulan ini kemampuan menembaknya meningkat. Benar kata Nara. Yang Yoora butuhkan hanya fokus dan mengatur napasnya.

Yang mereka lakukan seperti dalam game. Mereka seperti pro player yang selalu berhasil memusnahkan musuhnya, berpindah dari sisi gedung ke sisi yang lain untuk menghabisi bola-bola yang berdatangan karena tertarik dengan Doekjoong dan juga Ilha yang mengendarai motor.

"TEMBAK!" seru Doekjoong setelah berhasil menggiring bola serta induknya menuju salah satu atap gedung.

"Matilah, berengsek" gumam Yoora dengan kebencian menembaki bola-bola itu.

Setelah berhasil menghabisi bola-bola beserta induknya di area ini, mereka berkumpul. Regu Pemusnah hari ini beranggotakan Taeman, Doekjoong, Nara, Bora, Yoora, Soyeon, Ilha, Aesol dan Jangsoo.

"Kupikir mereka lemah terhadap dingin, kenapa mereka masih sangat kuat?" ucap Taeman mengingat dia dan Haerak pernah berhasil memusnahkan bola dengan memasukannya ke dalam lemari pendingin minuman di Toserba.

"Aku rasa meraka pandai beradaptasi" jawab Yoora

"Bahkan dengan cuaca? menyebalkan sekali" ucap Bora. Benar saja, saat ini sudah masuk musim dingin bahkan kadang-kadang salju turun sedikit-sedikit. Yoora saja harus melapisi bajunya dengan jacket hoodie tebal yang di berikan oleh Wootaek entah hasil menjarah toko mana. Jacketnya sedikit kebesaran namun masih nyaman digunakan.

"Kurasa kita sudah mengamankan area ini. Mari buat status" ucap Jangsoo pemimpin regu ini.

"Punyaku dua lagi" seru Soyeon setelah memeriksa magazine miliknya seperti yang dilakukan semua temannya.

"Punyaku satu"

"Punyaku juga dua lagi"

"Punyaku kosong" ucap Aesol

"Hah?" mereka semua menatap Aesol

"Maksudnya habis?" tanya Yoora.

"Iya. Punyaku habis"

"Kalau begitu, tangki bahan bakar ku juga kosong" ucap Ilha menatap motor yang ditungganginya.

"Perutku juga! Kosong!" seru Doekjoong

"Ah! Jika kita membicarakan itu, aku juga setuju" Bora menimpali.

"Nado!" seru Aesol membuat semua orang tertawa.

"Ayo makan!" Yoora menimpali.

"Ayo kita kembali" Jangsoo membubarkan perkumpulan ini. Lalu mereka berjalan pulang ke rumah. Iya, rumah. Beberapa dari mereka sudi menamai tempat mereka tinggali itu dengan panggilan rumah. Tentu saja tidak semua menganggapnya begitu, apalagi Haerak. Lelaki itu akan misuh seharian.

"Aku duluan!" Doekjoong melajukan skuternya.

"Hei! Tunggu" seru Taeman.

"Ayo" Yoora menyenggol lengan Ilha yang masih tak rela meninggalkan motor yang beberapa hari lalu dia temukan dan perbaiki hingga dapat di hidupkan.

"Kamu mau menuntunnya? Jauh tau" ucap Yoora memandang kasihan pada Ilha.

"Tak usah" Ilha menggeleng lalu menggandeng tangan Yoora menyusul teman-temannya yang sudah menjauh. Yoora menyambut genggaman tangan itu lalu mengayunkan kedepan dan ke belakang.

...

"Regu Pencari kembali, Regu Pencari kembali" lapor Yeonju dan Soocheal melalui handy talky dari atap karena mereka yang saat ini sedang bertugas.

Yoora yang saat ini sedang duduk di sofa bersama Doekjoong buru-buru berdiri, setiap hari dia selalu khawatir tidak dapat bertemu lagi dengan Wootaek karena mereka selalu beda regu.

"Oppa!" Yoora memeluk kakaknya, normalnya lelaki itu akan risih jika Yoora bergayut saat dirinya sedang lelah tapi tidak dalam sebulan ini, Wootaek senang Yoora bisa kembali seperti dulu.

"Nih" Wootaek mengeluarkan satu kotak kecil coklat matcha dari saku jaketnya dan memindahkannya ke tangan Yoora.

"Wah, Gomawo oppa"

"Oppa untukku mana?" ucap Doekjoong memeluk Wootaek dari belakang.

"Menjijikan"

"Sini aku bagi" Yoora melepaskan Doekjoong dari Wootaek, kakaknya langsung berlari menaiki tangga, Yoora tersenyum seolah tau apa yang mau di lakukan Wootaek.

"Baiknya adikku" Doekjoong memeluk Yoora dengan gemas membuat Yoora tertawa.

"Hais, Lepas! Lepas! jangan peluk peluk, nanti banyak yang marah" seru Kimchi.

"Apa sih, sini.. mau coklat matcha?" mereka duduk di sofa dan memakan coklat itu bersama. Ilha bahkan mencuri satu saat berlari bersama Taeman.

"Kenapa mereka?" tanya Kimchi bingung.

"Kurasa mereka melupakan tugas mereka" ucap Yoora melihat Ilha dan Taeman saling menyalahkan.

🌼🌼🌼🌼

The Unlocked Character

Nam Junho

Maaf banget aku seminggu ini gk Update. Lagi hectic 😭🙏

Jangan lupa vote & komentarnya, aku seneng baca komentar kalian yang seru itu 😘

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

89.4K 11.4K 58
"Tolong katakan padaku bahwa ini hanya mimpi" "Aku akan melakukan semuanya! Karena itu untukmu!" Bagaimana jika alien berwarna ungu menyerang bumi...
1M 63.2K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
21K 2.6K 28
Kembalinya Han Na young ke masa lalu bersama dengan teman satu kelasnya, Jang Young Hoon memiliki tekat untuk merubah masa depan. Akan kah mereka ber...
36.4K 4.5K 37
Baek Jina adalah murid kelas 3 SMA yang siap mengikuti ujian kelulusan, tapi tiba-tiba saja, dirinya masuk ke dalam drama remaja sci-fi yang mengharu...