ATLAS (End)

By nsall_

9M 632K 31.2K

☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumu... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Information
PRESALE!!
Babak Baru
JEMPUT ATLAS!!

Part 64

47.3K 3K 125
By nsall_

Haiii gaiss

Aku mau ngasih tau kalau cerita Atlas sebentar lagi bakal ending yeyeyeyey

Tapi jujurly kalo cerita ini ending, aku bakal kangen banget sih sama cerita ini, sama Atlas, Nabella, Biru, Agam, Olivia, Zidan dan sama kalian juga.

Tapiiiii

Kabar bahagianya cerita ini akan di adaptasi jadi novel versi yang bisa di pegang, di peluk, di panjang juga boleh asal di baca dulu hehehehe

Sumpah gaiss
Aku sama sekali ngga pernah kepikiran bahwa cerita ini bakal pindah ke versi Novel yang bisa di pegang gitu 😭😭😭

Tapi aku masih bingung untuk merchandise-nya. Dan aku niatnya mau mengajak kalian untuk partisipasi dalam menentukan merchandise. Dari kalian ada ngga sih yang pengen ada barang ini di merchandisenya Atlas?? Atau ada masukan "kak barang ini aja bagus" "Sal aku suka barang ini, nanti adaain ya di merch Atlas" itu boleh banget gais, kalian bisa kasih masukan ke aku.

Bantu aku dong gaiss

Aku bingung, takutnya aku tentuin tapi ngga sesuai sama yang orang-orang mau atau suka. Karena aku pengen ngga cuman aku yang pake dan seneng, tapi aku maunya kalian juga

Dan menurut kalian paketan paling lengkap itu cocok di harga berapa???

Komen-komen dongg gais hehehehe

Jangan lupa vote dan komen

Follow ig dan wp
@nsall_
@wattpad.nsall

Happy reading 💕

^^^

Setelah kepergian Nabella yang entah kemana, Atlas berdiri di depan kamar Nabella dengan harapan bahwa pintu itu akan terbuka memperlihatkan Nabella yang tersenyum seraya mengatakan bahwa dia telat bangun. Tapi hampir 2 jam Atlas berdiri, sampai hujan lebat kini mulai berhenti secara perlahan hingga awan hitam pun mulai menghilang, namun Nabella masih tidak terlihat.

Atlas mulai mengetuk pintu itu kembali “Bella, apa kamu di dalam?”

“Sayang apa kamu masih tidur?”

“Bella aku mohon buka pintunya, ada hal yang harus kita bicarakan”

“Bel-  “Atlas” Atlas langsung menoleh kearah suara, Pak Tino berdiri tidak jauh darinya “Sedang apa kamu di depan kamar Nabella?” Tanya Pak Tino, dia sebenarnya ingin mengecek bagian belakang dekat kamar suster yang katanya bagian genteng ada kebocoran, tapi saat melewati kamar suster dia malah melihat Atlas yang mengetuk kamar Nabella. 

“Saya menunggu Nabella, sepertinya dia kelelahan hingga tidak kunjung membuka pintu” Ucap Atlas seraya melirik pintu kamar Nabella lalu kembali menatap Pak Tino yang terlihat dahinya mengerut.

“Atlas, kamu tidak tahu jika Nabella beberapa jam lalu pergi untuk pulang ke Solo?”

Raut wajah Atlas berubah, pulang ke Solo? Apa Nabella meninggalkannya? Apa karena Nabella melihat dia dan Jihan ciuman? “Bapak tahu kenapa Nabella pulang ke Solo?”

“Ibunya kembali jatuh sakit, jadi dia memutuskan untuk menemui ibunya. Nabella pergi tergesah-gesah hingga lupa untuk minta izin ke saya, jadi dia minta izin melalui telepon. Mungkin dia juga lupa untuk bilang ke kamu atau saat ingin bilang, kamu masih tidur, jadi tidak enak untuk membangunkanmu” Asumsi Pak Tino, mengingat kata Nabella dia pergi pagi pagi sekali sampe tidak melihat jam.

Mendengar perkataan Pak Tino, Atlas teringat perkataan Bastian yang bilang bahwa Nabella terlihat berjalan ke kamarnya. Apa Nabella ke kamarnya berniat memberitahukan dirinya bahwa dia akan pulang ke Solo hari ini, tapi saat melihatnya dan Jihan ciuman, perempuan itu mengurungi niat untuk memberitahukannya?

“Apa bapak tahu, Nabella akan kembali kapan?”

“3 atau 4 hari kayanya dia akan kembali kesini. Tapi saya belum memastikannya lagi”

“Oiya kamu jangan lupa kontrol kesehatan untuk mengecek kembali kadar narkoba yang ada di dalam tubuh kamu. Untuk memastikan apa kamu akan pulang 6 hari lagi atau tidak” Atlas hanya mengangguk samar

Atlas berjalan meninggalkan kamar Nabella dengan wajah lesu. Dia hanya berharap Nabella akan kembali sebelum dia pergi dari tempat ini menuju tempat dimana dia akan menetap selama 18 tahun.

Setelah dari kamar Nabella, kini Atlas berada di kamarnya dengan Biru dan Agam yang tiba-tiba datang seraya membawa sepiring sarapan pagi, buah serta jus buah untuknya.

Saat Biru dan Agam berada di ruang makan, mereka tidak melihat keberadaan Atlas dan Nabella, hingga akhirnya memutuskan untuk mendatangi kamar Atlas seraya membawa sarapan untuk pria itu.

“Makan dulu, bengongnya nanti aja” Celetuk Biru “Apa mau gua suapin?” Tawar Biru pada Atlas. Tapi pria itu tetap diam, menghiraukan ucapan Biru.

“Ck! Susah banget bayi beruang disuruh makan doang… heh! Ema lo lagi kaga ada sekarang, jadi ayo nurut sama gua sekali ini aja” Biru mulai kesal karena Atlas terus meghiraukan perkataanya dan terus menatap ke depan dengan padangan kosong.

“Ngeri kesurupan beneran” Gumam Biru

Biru melirik Agam yang terlihat asik membaca buku milik Atlas yang pria itu pinjam di ruang baca. “Ck! Emang gua doang yang waras disini” 

Biru menyerah menyuruh Atlas makan, pria itu memilih merebahkan tubuhnya di atas kasur seraya memejamkan mata. “Ngomong-ngomong ibunya Nabella sakit apa ya?” Tanya Biru penasaran, karena kenapa Nabella sampai pulang ke Solo saat pagi-pagi buta. Jika sakit biasa sepertinya tidak mungkin.

“Lo tenang aja, Bayi. Nanti juga ibu lo bakal kesini lagi, orang tempat pulangnya aja di lo, gimana mau pergi” Celetuk Biru kembali

“Gua mau tidur dulu bentar, lo jangan lupa makan. Agam, lo harus bujuk bayi beruang buat makan. gua mau tidur dulu, bye” Biru membalikan badan memunggungi Atlas dan Agam.

Biru, pria itu benar-benar tidur meninggalkan ke heningan antara Atlas dan Agam. Atlas sibuk dengan pikirannya yang kacau, sedangkan Agam sibuk dengan buku yang tidak dia baca karena pikirannya juga melambung jauh.

Hingga beberapa menit kemudian suasana hening tidak lagi terasa ketika Agam akhirnya membuka suara “Entah udah berapa kali gua bilang, bahwa lo beruntung dapet Nabella di hidup lo. Abisin makanan lo, nggak perlu khawatir toh Nabella akan balik lagi kesini, lagipula apa yang diucapin Biru bener. Nabella akan kembali kesini, karena memang rumah untuk dia pulang ada di lo, jadi dia nggak akan kemana-kemana, kecuali rumah itu bikin dia nggak nyaman dan nggak bisa lagi dia percaya”

“Gua pernah nanya ke dia, gua pernah nanya soal gimana kalau semisalnya lo melakukan kesalahan yang dia nggak tahu atau dia tahu karena melihat dari sepotong kejadian. Dan Nabella jawab, kalau dia akan bertanya dulu ke lo sebelum menyimpulkan sesuatu, mendengarkan semua penjelasan dari lo."

" Atlas, ini bukan tentang lo cerita atau nggaknya ke dia. Tapi ini lebih ke inisiatif lo untuk menjelaskan ke dia tanpa diminta dan inisatif lo yang memilih untuk berkata jujur atau berbohong”

“Jadi sekarang mending lo habisin itu makanan, jangan sampe sakit. Gua yakin Nabella nggak suka liat lo sakit, apa lagi saat dia kembali kesini malah liat keadaan lo sakit” Agam mengambil sarapan Atlas di atas meja, yang sebelumnya di taro oleh Biru. Lalu dia memberikannya pada Atlas, dan kali ini pria itu tidak menolak.

Ucapan Agam benar, dia tidak boleh membuat Nabella khawatir dan kembali merepotkan, karena tingkahnya yang kekanak-kanakan.

Tapi Atlas berharap ucapan Agam dan Biru akan benar-benar terjadi, bahwa Nabella akan kembali padanya. Ya walaupun harapannya terdengar tidak tahu diri.

Disisi lain Biru membuka sedikit matanya melihat interaksi kedua temanya yang sangat jarang ngobrol. Biru tersenyum tipis, lalu dia kembali memejamkan mata dan kali ini dia akan benar-benar tidur.

Disisi lain Nabella telah sampai di kota kelahiranya, Solo. Perempuan itu langsung bergegas mencari taxi untuk mengantarnya ke rumah sakit yang sudah di beritahukan Olivia melalui pesan Whatsapp. Setelah kini dia berada di pertengahan jalan, Nabella menatap keluar jendela memandangi pengendara motor dan mobil, sesekali dia juga memandangi orang-orang pejalan kaki.

Sesampainya di rumah sakit, Nabella langsung bergegas masuk dan bertanya pada resepsionis mengenai ruang inap atas nama ibunya. Setelah mengetahui dimana kamar Luna, Nabella langsung berlari, dia tidak peduli orang-orang menatapnya.

“Olivia” Lirih Nabella berjalan dengan kaki yang lemas

“Na” Olivia berlalari dan memeluk Nabella, keduanya menumpahkan air mata kesedihan yang sama “Sorry Na, sorry harusnya…harusnya aku bisa jaga ibu kamu. Aku gagal Na….aku- “ssttt….ini bukan salah kamu, kamu nggak gagal. Aku malah berterima kasih banget sama kamu Vi, karena kamu mau jagain ibu aku, kamu mau rawat ibu buat aku, makasih Vi”

Olivia melepaskan pelukannya “Gih sana masuk, om Doni terlihat terpukul banget. Sedari tadi om Doni terus nyalahin dirinya sendiri” Nabella melirik pintu putih lalu kembali menatap Olivia “Aku masuk dulu” Olivia mengangguk

Pintu putih perlahan terbuka, menampakan sosok pria paruh baya yang menggengam tangan seorang wanita yang terbaring lemah di hospital bed. Nabella memandang sendu keduanya, padahal saat membuat keputusan besar untuk menyatukan keduanya, Nabella memiliki harapan besar bahwa ibunya akan kembali sehat seperti sebelumnya dan hubungan mereka kembali membaik. Tapi ternyata apa yang dia harapkan tidak sejalan dengan rencana Tuhan yang mungkin jauh lebih baik.

“Ayah”

Doni menoleh kearahnya dengan kondisi yang terlihat tidak baik-baik saja, Nabella mendekat dan berlutut di hadapan Doni. Jejak air mata begitu terlihat di kedua pipi Doni, Nabella mengusap perlahan lalu membawa Doni kepelukannya.

“Jangan nangis lagi, ibu pasti ngga suka ayah nangis dan terus menyalahkan diri ayah seperti ini. Ayah sudah menjaga ibu dengan baik, dan ayah membuktikan cinta ayah sama ibu dengan sangat baik. Jadi jangan terus menyalahkan diri ayah seperti ini, karena kejadian hari ini sudah Tuhan atur sedemekian rupa” Suara lembut Nabella yang berbisik pada Doni membuat pria itu semakin mengeratkan pelukannya dan terus bergumam maaf.

“Ayah sudah makan?” Tanya Nabella yang kembali mengusap air mata Doni. Doni menggeleng, karena sebelumnya dia berniat makan bersama Luna tapi malah berakhir melihat Luna tidak sadarkan diri.

“Kalau gitu ayah makan dulu, Nana suapin. Kayanya Nana udah lama ya nggak nyuapin ayah makan” Ujar Nabella seraya terkekeh seraya pergi ke kamar mandi untuk cuci tangan, setelah selesai dia kembali dan mengambil sebungkus nasi lalu berjalan menuju Doni.

“Dulu ayah paling suka kalau Nana suapin pake tangan, jadi sekarang Nana akan suapin ayah pake tangan. Kalau kata ayah, biar lebih nikmat” Doni terkekeh ketika Nabella mengimpersonate dirinya.

Hari ini Nabella dan Doni sama-sama tersenyum meski keduanya sama-sama berbohong atas kesedihan yang mereka tahan bersama. Tanpa ada orang yang menyadari sudut mata Luna meteskan air mata ketika mendengar suara tawa Nabella.

^^^

“Iya sebentar”

Pintu terbukan terlihat empat orang pria berdiri di depan pintu. “Ada apa ya pak?”

“Kita dari kepolisian, apa benar ini kediaman Indria Ayustati?”

Tubuh Indria langsung terdiam kaku, ekspresi wajahnya terlihat panik dan takut secara bersamaan “Iya, saya sendiri” Jawabnya dengan suara terbata-bata

“Kami membawa surat penangkapan atas tindakan penipuan dan perencanaan pembunuhan terhadap ibu, Deluna Candraningtyas. Bisa ikut kami ke kantor sekarang”

“Apa..apaan kalian, menuduh saya tanpa bukti. Siapa yang melaporkan ini, saya tidak akan ikut kalian karena saya tidak bersalah” Tolak Indria gelagapan, wanita itu sudah menunjukan kegelisahan, terlihat dari matanya yang saat ditatap polisi terlihat tidak nyaman.

“Kita bisa bicarakan ini di kantor. Bawa dia” Ujarnya seraya menyuruh anggota polisi di belakangnya untuk membawa secara paksa Indria.

“Lepasin, kalian tidak bisa membawa saya tanpa bukti. Saya bisa menuntut kalian balik” Teriak Indria sambil merontak-rontak karena kedua tangannya di gengam erta oleh dua orang polisi “Lepasin, sialan!”

Indria dinyatakan bersalah dengan kasus penipuan, Indria telah menipu banyak orang. Dimana Indria pernah menjual produk skincare secara online dengan harga yang sangat murah dengan mengatakan bahwa kualitasnya sangat bagus, hingga banyak orang yang membeli produk tersebut. Tetapi saat beberapa bulan memakai, muka mereka langsung merah-merah dan gatal sampai ada yang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami iritasi pada wajah.

Indira juga terbukti telah melakukan tindakan perencanaan pembunuhan pada Luna. Karena hal itu terlihat di rekaman cctv rumah sakit, di jam yang sama ketika Indria keluar dari kamar Luna, Luna sudah terbaring pingsan dengan jantung yang melemah.

“Gimana rasanya ada di dalam jeruji, tante ku sayang” Ucap Olivia

Wajah Indria memerah penuh amarah     “Sialan kau Olivia!”

“Kenapa sih tante marah-marah mulu? Tante nggak capek teriak-teriak dari penangkapan sampe udah ada di dalam jeruji? Lagi pula aku baik loh tante, aku baik karena aku ngasih tahu kejahatan tante, aku udah bebuat baik karena polisi nggak perlu capek-capek nyari orang-orang yang telah berbuat jahat dan salah, salah satunya tante, dimana mereka pantas berada di tempat yang sama seperti tante akan inap ini”

“Kalau gitu aku pulang dulu ya, selamat bermalam disini hingga hukaman tante berakhir. Semoga seneng ya sama tempat barunya yang sangat cocok untuk tante” Olivia tersenyum mengejak lalu berjalan pergi meninggalkan Indria yang berteriak mengumpatnya.

^^^

Pada akhirnya sisi gelap Indria yang tidak diketahui oleh orang-orang terbongkar juga. Indria terlalu obsesi sama Doni, dan dia juga dari lama menjual produk skincare abal-abal.

Olivia sosok sahabat yang super duper gila banget setianya, baiknya, dan kelihatan banget kalo dia sayang dan tulus berteman sama Nabella.

Menurut kalian gimana tentang Olivia???

Biru ajaib, dia sosok yang bisa mencairkan suasana. Sumpah orang kaya Biru tuh bener2 bakal paling di kangenin sih. Pengalaman soalnya aku punya temen modelannya kaya Biru hehehehe.

Kalo Agam itu kadang bisa jadi dewasa, kaga ngga pedulian, kaya tengil, kadang mulutnya pedes. Tapi punya temen kaya Agam seneng dan ngeselin sih hehehe

Kalo pendapat kalian tentang Biru dan Agam gimana?

Atau

Pendapat kalian tentang Atlas wkwkwkw

Jangan lupa vote dan komen

Follow ig dan wp
@nsall_
@wattpad.nsall

Sampai bertemu di part selanjutnya

Byeee

Nextt

Continue Reading

You'll Also Like

60.1K 2.5K 36
"Karena cinta bukan hanya sebuah rasa." Scarletta Queenara Gadis angkuh dan arogan dengan sejuta pesonanya. Tidak ada yang berani mendekati gadis itu...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

808K 41.5K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
709K 55.5K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
1M 70.5K 54
Hidup Alif syegaf hancur berantakan ketika ayahnya dinyatakan meninggal akibat serangan jantung ketika mengetahui istrinya kabur membawa semua aset b...