Duty After School X OC [Yoora...

By LycheeMojito

73.7K 8.2K 970

Hanya cerita iseng dari orang yang belum move on dari Duty After School Fokus ceritanya pada si OC yaa. ⚠️ T... More

1
2
3
4
5
The Cast
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Afikaa.. Ada Yang Baru Nih..
44
45
46
47
48
49
50
Extra 1 - Quarantine
Extra 2 - Overthinking
Extra 3 - Moving On
Extra 4 - Ditto
Extra 5 - Now Or Never
Extra 6 - The Wedding
Extra 7 - Lifesaver
Extra 8 - Status
Extra 9 - What If

17

1.2K 133 3
By LycheeMojito


I know I can.
Be what I wanna be.
If I work hard at it.
I'll be where I wanna be.

🌼🌼🌼

Hari ini adalah hari dimana mereka akan latihan menembak dengan peluru sungguhan. Menurut jadwal hari ini ada dua kelas yang akan pergi berlatih. Tadi pagi tepatnya tiga jam yang lalu kelas 3-1 sudah berangkat dan menurut jadwal akan kembali satu jam lagi. Beberapa dari meraka excited, beberapanya lagi mengikuti karena memang diwajibkan ikut.

"Ibu ikut juga?" tanya Yoora saat gadis itu menghampiri Junhae dan Soyoon yang sedang mengobrol dengan wali kelas mereka di selasar sekolah.

"Tentu saja, sekarang kembali ke barisan kalian. Fokus pada latihan, arasseo?"

"Ne"

"Peleton Dua. Pemeriksaan status selesai" Yoojung sebagai tamtama senior sudah selesai mengabsen teman-temannya dan melaporkannya pada sersan peleton.

"Peleton Dua. Perhatian!" ujar letnan Lee di depan barisan.

"Siap!"

"Ikuti agar tidak kehilangan siapapun dalam perjalanan, mengerti?"

"Baik, pak!"

"Peleton Dua, jalan!"

"Jalan!"

Mereka berjalan dengan membentuk dua barisan mengikuti letnan Lee dan Sersan Seo yang berada paling depan dan Kopral Park dan sersan Kim serta bu Park di paling belakang barisan.

Sepanjang perjalanan sangat sepi, Yoora merasa ini sangat aneh. Kenapa seperti kota mati? Batinnya, Yeonju disamping Yoora juga hanya diam menatap sekelilingnya. Di barisan depan sangat berisik mendebatkan tentang kemana semua orang, obrolan meraka sampai ke hal hal random bahkan mistis.

"Peleton Dua!" Seru letnan Lee tanpa berhenti berjalan.

"Siap!"

"Tetap diam saat kita menuju lapangan tembak" lanjutnya. Membuat seluruh anggota peleton terdiam dan kembali fokus pada perjalanan.

...

Setelah berjalan tiga kilometer mereka sampai ke lapangan tembak. Disana sudah ada pasukan dari sekolah lain yang sedang berlatih posisi menembak diluar lapangan. Di dalam lapangan juga ada beberapa regu dari sekolah lain.

"Peleton Dua. Berbaris di depan sersan Peleton kalian!" Teriak sersan Seo.

"Berbaris!" "Berbaris"

"Jangan banyak bicara!"

DOR! DOR! DOR!

Refleks Yoora berjongkok menutup telinganya. Teman-teman bahkan lebih heboh lagi. Ternyata Itulah bunyi tembakan dari senapan yang diisi peluru.

...

"Mulai dari mereka yang sudah siap, mulai menembak"

"Mulai menembak"

Yoora melakukan posisi menembak yang sebelumnya sudah di ajari disekolah

"Satu" "Satu!"

DOR

Tadinya Yoora percaya diri, tapi saat gadis itu menarik pelatuknya. Ini beda seperti saat latihan. Mata gadis itu menyipit menerka papan target jauh di depannya. Sepertinya meleset.

"Dua" "Dua!"

Yoora mengencangkan pegangannya pada grip senapan agar stabil saat pelatuknya di tekan. Melemaskan bahunya, menempelkan pipinya pada buttstock agar pandangannya bisa selaras dengan laras senapan nya.

DOR

Sepertinya lebih baik, batin Yoora

"Tiga" "Tiga!"

Yoora menahan napasnya.

DOR

Youngshin yang menghitung untuk Yoora menepuk punggungnya.

"Jalhaesseo"

"Sebelah kiri aman, sebelah kanan aman. Semua aman"

"Penembak, periksa target kalian" seru letnan Lee.

Yoora bangun dari tiarapnya. Dan berlari menuju shooting target board nya. Gadis itu tidak sabar melihat hasil bidikannya.

"Kimchi!" teriak Sersan kim disamping kanan Yoora membuat garis itu ikut menoleh ke arah Kimchi yang sedang mengobrol dengan Nara. Gadis itu ikut tersenyum.

Kasian, Soocheol akan menjadi sad boy batinnya.

"Kamu tidak mau memeriksa targetmu? Lari!" Sersan Kim masih berteriak pada Kimchi.

"Meraka pacaran?" Sersan Kim bertanya pada Yoora disebelahnya. Hanya di balas senyuman oleh gadis itu.

...

"Peleton Dua, perhatian!"

Letnan Lee membawa hasil tembak anggota peleton nya.

"Siap!"

"Tamtama nomor tiga"

"Tamtama nomor tiga, Kim Doekjoong" teman gempalnya itu berdiri dari duduknya.

"Aku memberimu tiga tembakan, kenapa hanya ada satu lubang?"

"Dengan keterampilan menembakku yang hebat, ketiganya tepat sasaran" Jawab Doekjoong dengan gayanya yang tidak serius, membuat Yoora tertawa pelan, jelas tidak ada yang percaya.

"Tiarap" ucap komandan peleton

"Tiarap?" tanya Doekjoong tanpa jawaban lelaki itu langsung melakukan yang diperintahkan komandannya.

"Siapa yang menusuk lubangnya?" Wootaek dan Haerak yang sengaja menutupi Taeman langsung memisahkan diri agar tidak kena marah komandan.

"Tamtama nomor dua belas, Wang Taeman" ucap jujur Taeman, sungguh gentle.

"Wang Taeman, tiarap"

"Tiarap"

"Tamtama nomer delapan"

"Siap, Pak! Tamtama nomer delapan, Do Soocheol" ucap Soocheol

"Kenapa kau punya delapan lubang? Apa ini tata surya? Tamtama nomor delapan dan penembak di sebelahnya, kalian semua tiarap"

"Mianhamnida!" Teriak Soocheol serta Youngshin dan Soyeon, peluru mereka bertiga menjadi satu di kertas target Soocheol.

"Tamtama nomor empat, Kim Yoojung"

"Ini kertas targetmu"

"Astaga dia payah" Ucap Wootaek, Yoora yang di sampingnya langsung memukul helm Wooteak membuat kakaknya langsung terdiam.

"Itu buruk"

"Bagaimana keterampilanmu dipakai?"

Macam-macam komentar teman-temannya, bahkan Taeman terang-terangan tertawa kencang, lalu tiba-tiba menjerit. Yoora menoleh, ternyata tangan yang digunakan untuk menahan tubuhnya saat tiarap diinjak Yoojung, Yoora tertawa puas.

"Dia bekerja dengan baik disini"

"Wah, Daebak eonnie!" ucap Yoora menoleh pada Yoojung serta bertepuk tangan dengan antusias.

"Apa?" "Kenapa bisa?"

"Dia mungkin meleset, tapi ketiga tembakannya berkumpul membentuk grup tembakan. Dalam kasus ini, jika menyesuaikan bidikannya sedikit, kau akan bisa mengenai sasaran"

"Hebat, Banjang"

"Mengesankan"

Teman-temannya bersorak sorai mengikuti Yoora bertepuk tangan.

"Tamtama nomor dua puluh dua"

"Tamtama nomor dua puluh dua, Im Yoora" gadis itu berdiri menghadap Letnan Lee.

"Tembakan bagus, Dua tembakan ditengah target, satunya meleset sedikit." gadis itu tersenyum sampai terlihat lesung pipinya.

"Waah, uri dongsaeng"

"Ada satu orang yang berkerja dengan sangat baik, Tamtama nomor lima belas"

"Tamtama nomor lima belas, Lee Nara"

"Ini sempurna, ketiganya ada di tengah"

"Wah, Eonnie terbaik" Yoora bertepuk tangan, diikuti teman-temannya yang lain.

"Sekarang, sesuaikan saja dan tembak lagi"

"Astaga" "Aku tidak mau"

"Bagi yang menembak dengan baik kali ini, akan mendapatkan poin ekstra, jadi, fokus lah, mengerti?"

"Berapa poin ekstra?" tanya Youngsoo

"Tiga poin"

Sedikit sedikit mereka berlari mengambil senapan mereka, Yoora ikut berlari, bukan mengejar poin, melainkan gadis itu merasa tertantang dengan tembakan sempurna seperti Nara.

Beberapa kali mereka mencoba, sampai mereka terbiasa dengan membidik dan dengan sentakan senapan. Hingga mendapat hasil memuaskan.

Lewat tengah hari mereka kembali ke sekolah, mereka harus berjalan lagi tiga kilometer, melewati jalan yang sama. Meraka berjalan sambil bercanda gurau, membicarakan hal hal random sampai komandan mereka berucap.

"Peleton Dua, berhenti"

"Berhenti"

"Istirahat Sepuluh menit di posisi kalian" tambahnya

"Mari istirahat" kata bu Park menunjuk trotoar.

"Duduklah, jangan kemana-mana" lanjut bu Park

"Bukankah itu peluru?" Tanya Yoora saat melihat benda yang dipegang Jangsoo

"Ini sama seperti yang kita pakai tadi" ujar Soyoon

Di sekitar tempat mereka beristirahat banyak selongsong dan proyektil peluru berserakan. Yoora menyerit, hanya merasa janggal melihat dinding di sebrang tempatnya duduk berlubang seperti papan target yang tadi mereka gunakan di lapangan tembak.

Dan juga komandan dan para sersan berkumpul seperti membicarakan hal serius, Yoora tidak bisa mendengar pembicaraan mereka hanya saja terlihat dari wajah mereka yang serius bahkan sersan Seo tampak tegang. Lalu mereka memeriksa senapan mereka, Yoora menyenggol lengan Jangsoo.

"Senapan mereka terisi peluru?"

"Ya sepertinya peluru asli"

Mereka berdua duduk cukup deket dengan para tentara itu walaupun dekat mereka hanya bisa melihat gesture mereka tanpa bisa mendengar apa yang mereka obrolankan. Tak lama mereka berpencar, letnan Lee dan Sersan Kim ke arah utara lalu menghilang dari pandangan Yoora. Lalu Kopral Park ke selatan agak sedikit jauh dari tempat meraka tapi masih terlihat, sementara sersan Seo tetap bersama mereka.

"Ada Apa sih? Kok suasananya bikin takut gini" gumam Yoora

"Aku juga merasakannya. Mari percayakan pada para tentara" ucap Youngshin dari samping kiri sang puan.

"Di mana Taeman dan Haerak?" ucapan bu Park membuat Yoora, Jangsoo serta Youngshin menoleh.

🌼🌼🌼🌼

Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 1.2K 16
𝘈𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘦𝘵𝘳𝘦𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘦𝘭𝘰𝘮𝘱𝘰𝘬 𝘴𝘪𝘴𝘸𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘪...
23.5K 2.2K 21
SMA SUNGJIN sebuah sekolah yang termasuk akan melaksanakan CSAT untuk kelas 12, tetapi semua itu harus terhenti dikarenakan mereka semua harus melawa...
19.1K 1.7K 24
Pernahkah kalian berpikir jika kehidupan yang tengah kalian jalani hanyalah sebuah ilusi atau bunga tidur? Atau pernahkah kalian merasa jika dunia te...
22.1K 2.1K 26
"apa kita semua bisa selamat sampai akhir?" Hana "kamu jangan khawatir, aku akan selalu di sisimu" kyungjun "jangan terlalu cemas kita semua akan sel...