Will you fix me up? Will you show me hope?
The end of the day, I'm helpless
🌼🌼🌼
Yoora berakhir pulang sendiri, Wootaek, Soocheol dan Ilha di ajak nongkrong oleh teman teman angkatan mereka, sebenarnya Yoora di minta ikut oleh Wooteak tapi gadis itu menolak, sedang Jangsoo harus evaluasi dengan para sabeum.
Sesampainya di halte dekat rumahnya sudah jam tujuh malam, Yoora sangat lapar, gadis itu berniat makan malam dengan galbi jjim buatan bibinya yang ia simpan di lemari es sambil menunggu ibunya pulang malam ini dari Ilsan.
Beberapa meter dari rumahnya, Yoora dapat melihat ada mobil hitam terparkir di sebrang rumahnya. Ketika gadis itu menyentuh gerbang rumahnya, pengemudi mobil hitam itu keluar.
"Kau putri Im Minah?" mendengar itu Yoora berbalik untuk melihat lawan bicaranya.
"Ne, saya Im Yoora, ada yang bisa saya bantu ahjumma?" gadis itu bertanya pada wanita di depannya, dapat di lihat wanita itu sebaya dengan ibunya. Yoora pikir beliau adalah teman ibunya. Dengan sopan gadis itu sedikit membungkukkan badannya ketika memperkenalkan diri.
"Bagaimana cara ibumu mendidikmu? Anak perempuan main sampai malam" ujar wanita itu menelisik penampilan Yoora yang memakai jeans hitam, kaos putih dan di lapisi jaket. Menurut Yoora tidak ada yang salah dengan penampilannya.
"Ye?" gadis itu tidak merasa kenal dengan wanita itu, tapi mengapa wanita itu sangat kasar kepadanya.
"Ayahmu koma, ia membutuhkan liver mu"
"Ye?" gadis itu terkejut dengan ucapan wanita itu hingga tanpa sadar mundur selangkah.
"Datanglah ke Yulje Medical Center, lakukan evaluasi medis. Aku yakin hatimu cocok-"
"Transplantasi hati harus dilaksanakan setelah ayahmu sadar."
"Aku-" suara Yoora seperti dimakan angin, samar, kecil, bergetar
"Jadilah anak berbakti Yooraa, apa ibumu-"
"EOMMA!" teriak lelaki yang turun dari mobil jeep wrangler hitam yang di parkiran sembarang dengan langkah lebar menghampiri wanita itu.
"APA EOMMA SUDAH TIDAK PUNYA AKAL?!" Yoora dapat melihat lelaki itu menahan marah, wajah dan telinganya memerah, tangannya terkepal hingga buku jarinya memerah.
"Eoh? Adeul?" wanita itu tampak canggung.
"Pulang eomma! Pergi dari sini!"
"ho, pulanglah lebih dulu, eomma akan mengobrol dengan teman eomma"
"Kau pikir aku masih kecil bisa kau bohongi seperti dulu? Aku tau apa yang terjadi, Aku tau siapa anak ini, apapun rencana mu, hajima!" dengan kasar lelaki itu menarik lengan ahjumma yang ia panggil eomma lalu membuka pintu mobil wanita itu, dan mendorong masuk wanita itu, tak lupa membanting pintu mobilnya.
"Pergi!" suara lelaki itu menggeram
Akhirnya mobil itu pergi dari depan rumah Yoora.
"Aku minta maaf, hubungi aku kalau wanita tadi mengunjungimu lagi" lelaki itu memberi Yoora kertas lalu pergi begitu saja.
Yoora merasa linglung, entah berapa lama gadis itu terdiam didepan gerbang yang bahkan belum sempat dia buka, sampai sebuah suara menyadarkan.
"Sayang, kenapa tidak masuk?" Ibunya keluar dari mobilnya, lalu memeluk sang putri menyalurkan rindunya. Buru buru gadis itu meremas kertas di tangannya dan memasukan nya ke kantong jaketnya. Sang ibu Merasa aneh putrinya tidak membalas pelukannya.
"Ada apa sayang?"
"eoh, aniya eomma, itu... senin sudah masuk sekolah, aku lupa belum cuci sepatu" Jawab Yoora secepatnya
"Aigo, tiga minggu libur, kamu benar-benar menempel pada oppamu ya, biar nanti eomma cucikan"
Mereka masuk rumah, dan berjalan ke dapur, Yoora membuka kulkas mencari minuman dingin. Alih alih meminumnya rasanya gadis itu ingin menyiram air dingin ke kepalanya.
"Tidak perlu eomma, aku saja, aku mandi dulu ya eomma" memeluk ibunya sebentar lalu masuk ke kamarnya.
Di kamar gadis itu tidak langsung mandi, ia duduk di sofa baca, merogoh saku jaketnya, menatap kertas yabg di berikan lelaki tadi, hanya deretan angka tanpa nama, sepertinya ditulis buru buru, gadis itu memutuskan menyimpan nomor itu di handphone nya. Lalu beranjak ke toilet membuang kertas itu tidak lupa menekan tombol flush.
...
Hari senin, tahun ajaran baru, kelas baru, wali kelas baru. Namun Yoora tidak merasa excited, ia terus memikirkan ucapan dari mulut wanita tua yang datang dua malam lalu.
Ia merasa harus menutupi ini dari sang ibu, tapi seperti biasa Wootaek si paling tau tentangnya, dia merasa ada yang aneh dengan adik sepupunya itu.
"Kamu kenapa sih?" ucapnya setelah bel istirahat berbunyi.
"Memangnya aku kenapa?" gadis itu bangkit, menghampiri Soyeon, Soonyi dan Yeonju yang menunggunya di pintu depan kelas, lalu mereka berjalan ke kantin.
"Kamu aneh, apa yang kamu tutupi?" Wooteak mengekori para gadis.
"Tidak ada, Oppa"
Setelah mengambil jatah makan siangnya Yoora menghampiri meja paling ujung, ada Jangsoo, Youngshin, Kimchi, dan Doekjoong. Gadis itu duduk di sebelah Jangsoo. Wooteak menyusul ingin duduk di depan sang sepupu tapi di dahului Yeonju.
"Jangan mengganggunya, Wootaek. Biarkan Yoora makan dulu" ujarnya seolah tau Wootaek masih ingin mengejar jawaban Yoora, akhirnya lelaki itu mengalah dan duduk di samping kiri Youngshin.
"Wah, sayang eonnie banyak banyak" ucap sang gadis lalu memberikan satu sosisnya untuk Yeonju, jelas Yeonju menolak tapi Yoora tidak mau tau.
Mereka makan seraya mengobrol ringan, Jangsoo memmindahkan beberapa sosisnya ke piring gadis di sebelahnya, gadis itu menoleh, tapi Jangsoo menghadap Youngshin, mengobrol. Gadis itu memasukkan beberapa sosis kemulutnya sampai pipinya mengelembung lalu tersenyum sendiri. Diam diam Yeonju memperhatikan lalu terkekeh pelan menganggap dua insan di depannya lucu.
...
Berbulan bulan kemudian Yoora sudah mulai lupa dengan kejadian malam itu, kesibukan di kelas tiga benar-benar menyita atensinya.
Sampai suatu malam bel rumahnya berbunyi, Yoora yang sedang menonton TV sedangkan ibunya menyiapkan makan malam.
"Aku saja eomma" gadis itu berjalan ke pintu rumah, namun sebelumnya ia melihat monitor di sebelah pintu, betapa terkejutnya dia. Buru buru ia keluar rumah, tak ingin sang ibu melihat tamu itu.
"Kenapa kau belum juga evaluasi medis?"
"Tolong pergilah ahjumma"
"Kau benar-benar ingin membunuh ayahmu? Apalagi yang bocah sepertimu bisa berikan kepada orangtua, jadilah anak berbakti. Datang besok! Ayahmu sudah sadar!!"
"Ahjumma-"
"Evaluasi liver mu! Lakukan transpantasi segera!"
"NEO MICHYEOSSEO?!" hal yang Yoora takutkan akhirnya terjadi, ibunya keluar dari rumah dan melihat wanita itu.
"Ah, oraenmaniya" ujar wanita itu tersenyum melihat ibunya.
"Masuk Yoora"
"Tapi eomm-"
"Ttal.." lalu Yoora masuk rumah, ingin mwnguping tapi terlalu jauh dari gerbang, gadis itu memutuskan naik kelantai dua, dan duduk si kursi balkon yang menghadap taman kecil di belakang rumah. Tak lama ia melihat sang ibu mengetuk pintu kamarnya.
"Aku disini eomma" sang ibu menghampirinya lalu memeluk sang putri.
Lama mereka berpelukan, sampai sang ibu melepaskan, mengelus rambut sang putri, menakup pipinya lembut, menatap kedalam mata sang putri.
"Kapan dia datang?"
"Tiga bulan yang lalu"
"Kenapa tidak memberi tau eomma?"
"Ehmm.. Aku.."
"Eomma tidak marah kok"
"Aku tau, aku hanya tidak mau melihat eomma seperti ini"
"Seperti apa?"
"Eomma sedih"
"Oh, Putriku.."
"Ayo eomma kita makan malam saja, aku sangat lapar"
...
Yoora sudah masuk kamar dan berbaring di atas kasur, tiba-tiba ingat sesuatu, lalu mengambil handphone nya di atas nakas, lalu mengetik sebuah pesan.
Ahjumma datang lagi, kali ini juga bertemu ibuku
Gadis itu menunggu beberapa menit sampai ada balasan dari nomor yang gadis itu namai Dia
Terimakasih sudah memberitahu ku, aku akan mengurusnya. Sekali lagi aku minta maaf.
Yoora membaca pesan tersebut tapi tidak berniat membalasnya, lalu meletakkan handphone nya kembali ke nakas, mematikan lampu dan tertidur.
🌼🌼🌼🌼
Boleh yuk, kasih author bintang biar semangat, Maaciw ❤️
*Outfit nya Yoora*
The Unlocked Character
Park Eun Young - The Class Advisor
And
Park Soo Min - The Homewrecker