Happy reading 💕
^^^
Nabella sudah bersiap dengan dres putih bermotif bunga-bunga. Semalam dia sudah mengatakan pada Doni untuk menjemputnya di jam 8.30, setelah dia selesai menyiapkan sarapan, obat serta buah untuk Atlas.
"Atlas ayo bangun, kamu mau ketinggalan senam pagi" Nabella mengguncang-guncang tubuh Atlas agar pria itu bangun tidurnya
"Sebentar lagi Bella"
"Nggak ada sebentar sebentar lagi, ini udah siang. Ayo bangun sekarang atau aku tinggal!" Atlas langsung bangun seketika "Ahh... pusing" Rengek Atlas seraya memegang kepalanya
Nabella langsung mendekat dan mengelus rambut Atlas. "Jangan bangun secara mendadak kaya gitu Atlas" Tegur Nabella "Abis kamu ngancem"
"Maaf"
"Sekarang mandi terus ke ruang makan, aku tunggu di sana. Oke" Baru ingin berbalik meninggalkan Atlas, tangan kanannya sudah lebih dulu dicekal "Kenapa?"
"Kamu belum ngasih aku pelukan" Kedua tangan Atlas merentang lebar dengan wajah yang terlihat masih mengantuk
Nabella memberikan kecupan singkat di pipi kiri Atlas lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Atlas "Kecupan selamat pagi"
"Semoga hari ini, hari yang menyenangkan untukmu sayang" Ujar Atlas sembari menenggelamkan kepalanya pada dada Nabella.
Atlas mengecup dagu Nabella lalu mendongak menatap wajah cantik kekasihnya seraya melepaskan pelukannya dan menampilkan senyum manisnya. "enjoy your holiday dear"
Nabella mengangguk "Sana mandi, biar tambah ganteng" Atlas menampilkan senyum sombong "Aku udah ganteng dari lahir"
"Aku tunggu di ruang makan ya, jangan lama-lama mandinya" Ujar Nabella lalu dia pergi menuju ruang makan.
^^^
"Kita mau pergi kemana ayah?" Tanya Nabella yang kini berada di dalam mobil bersama Doni, mobil hitam yang dibawa merupakan mobil yang ayahnya sewa selama 1 hari hanya untuk bisa jalan-jalan bersama Nabella.
"Kamu maunya kemana?" Doni melirik sedikit ke arah Nabella seraya tersenyum senang. Karena hari ini dia akan menghabiskan waktu bersama putri kesayangannya.
"Aku bingung, terserah ayah aja deh" Pasrah Nabella, dia bingung tempat yang bagus dimana. Jakarta adalah tempat yang baru untuk Nabella, karena dia tidak terlalu suka untuk pergi jalan-jalan ke banyak kota.
Doni terkekeh kecil tangan kirinya mengacak-anak rambut Nabella gemas. "Kalau gitu kita pergi ke dufan bagaimana?" Tanya Doni "Boleh" Angguk atusian dari Nabella
"Ingin mendengar musik sayang?" Tanya Doni kembali, dia takut putrinya bosan saat diperjalanan.
"Boleh" Nabella mulai menyalakan radio mobil, terdengar suara pengisi siaran tersebut sedang berbincang-bincang sampai tertawa keras.
'Ngomongin nostalgia, gua jadi keinget masa SMA dulu Ca'
'Soal apa? Jatuh cinta?'
' iya, jadi tuh gua pernah suka sama satu perempuan. Singkat cerita sekolah gua lagi ngadain acara pentas seni, gua dengan pede maju dan nyanyi satu lagu buat dia, disitu gua juga sebut namanya. Pada saat gua nyanyi semua tuh orang ngetawain gua karena suara gua jelek banget dan banyak lirik yang salah, tapi dia tetep tepuk tangan paling kenceng dan tersenyum ke arah gua sambil bilang terima kasih. Sampai akhirnya gua sadar cantiknya dia bukan cuman dari fisik tapi juga dari hati. Dan sekarang dengan bangga gua bakal ngomong ke semua orang yang ada di muka bumi, kalau perempuan itu sekarang milik gua dan sekarang menyandang status sebagai istri gua '
'Aaaaaaa so sweet, gua baper Dim parah pegangin gua please' Aca bersorak heboh 'Tapi ya ngomongin cantik dan nostalgia. Gua jadi ke inget satu lagu dari Kahitna'
'Gua tau nih lagunya apa, itu lagu yang gua nyanyiin buat dia di atas panggung'
'So this is song from Kahitna - Cantik, for you'
Nabella tersenyum tipis mendengar cerita singkat yang romantis dari penyiar laki-laki. Suara musik mulai terdengar, mulut Nabella terbuka untuk ikut bernyanyi
Sedangkan Doni terpaku ketika lagu Cantik dari Kahitna terputar. Doni jadi mengingat masa dimana dia hampir setiap hari menyanyikan lagu tersebut untuk Luna.
Kata cantik adalah kata yang menggambarkan Luna. Bukan hanya wajah, tapi hati, sikap, tutur katakan dan semua hal yang ada pada diri Luna.
Doni melirik Nabella yang tersenyum sambil bernyanyi, dia merasa deja vu. Apa yang dilakukan Nabella sekarang, sama persis apa yang dilakukan Luna saat mereka baru beberapa 2 bulan menikah. Ketika Doni dan Luna sedang menghabiskan waktu bersama saat malam hari.
Nabella bernyanyi mengikuti irama musik yang terputar di radio, lalu dia tersenyum ke arah Doni sambil menyuruh sang ayah ikut bernyanyi.
Hal itu kembali mengingatkannya Doni pada Luna. Luna juga melakukan hal yang sama, ketika lagu Cantik dari Kahitna terputar di radio. Wanita itu langsung bernyanyi sambil tersenyum ke arahnya dan menyuruh Doni untuk ikut bernyanyi bersama.
"Ini lagu yang suka ayah bawain buat ibu" Ujar Nabella sambil tersenyum manis
'Ini lagu yang suka kamu bawain buat aku' Kata Luna sambil tersenyum manis
Kedua mata Doni berkaca-kaca sambil menarik ujung bibirnya untuk tersenyum. Ketika ucapan Nabella dan Luna begitu terdengar serupa.
"Ada hati yang termanis dan penuh cinta
Tentu saja kan kubalas seisi jiwa"
"Ayah kenapa nangis" wajah khawatir Nabella saat melihat setetes air mata jatuh pada pipi sang ayah
Doni langsung mengusap untuk menghilangkan air mata di pipinya aluminum tersenyum meyakinkan Nabella "Tidak apa-apa sayang, ayah cuman rindu Nana nyanyi bareng sama ayah seperti ini"
Nabella mengangguk paham dan tidak menanyakan lagi, dia kembali bernyanyi pada bait terakhir.
Doni kembali memfokuskan pandangannya ke depan. 'Aku begitu merindukan bulan'
^^^
"Wihh tumben kaga sama Sucan" Ujar Biru sambil merangkul Atlas yang tiba-tiba tubuhnya menegang. Atlas mendorong tubuh Biru ajar menjauh, ini terasa aneh untuk Atlas.
"Kenapa bro?" Tanya Biru "Tidak" Cuek Atlas
"Jadi dimana Sucan?" Tanya biru kembali sambil melihat kanan kiri "Siapa Sucan?" Tanya Atlas yang terlihat bingung.
Lagipula dia tidak kenal Suscan yang dimaksud Biru. Namanya bahkan terdengar aneh dan jelek, ujar Atlas dalam hati
"Loh Sucan itu singkatan dari suster cantik, Nabella maksudnya" Jawab Biru tanpa merasa berdosa, telah memuji Nabella di hadapan Atlas. Yang berstatus pacar Nabella.
Mata Atlas langsung menatap tajam Biru yang tersenyum tidak jelas. "Lo suka sama Nabella?"
"Kaga, cuman kagum aja. Gua kan dah bilang, gua sama Sucan beda agama" Tutur Biru
Sial, dia tidak suka kata Sucan itu keluar dari mulut Biru. Hanya Atlas yang boleh memiliki nama khusus untuk Nabella, orang lain cukup panggil Nabella dengan Nana bukan panggilan lain.
"Stop panggil Nabella Sucan" Titah Atlas lalu berjalan meninggalkan Biru yang terbengong
"Lah kenapa dah" Gumam bingung Biru "heh, tunggu gua" Teriak begitu nyaring dari Biru membuat penghuni lain menatap Biru. Sedangkan pria itu hanya nyengir konyol.
^^^
"Kamu haus?" Tanya Doni pada Nabella yang berdiri di sampingnya, tangan kanan Doni menyeka buliran keringat di dahi Nabella.
"Sedit" Ujar Nabella seraya menatap sang ayah "Kalau gitu Nana tunggu di bangku disana, ayah akan membeli minum" Ujuk Doni pada bangku di bawah pohon yang terlihat lebih teduh.
Nabella mengangguk lalu berjalan pada bangku yang maksud oleh ayah. Senyum senang tidak luntur dari bibir mungil Nabella, dia bahkan melupakan permasalahan yang terjadi. Dia tidak melihat Doni sebagai orang melakukan kesalahan, tapi dia melihat Doni sebagai ayahnya yang seperti dulu.
Selang beberapa menit Doni datang dengan dua botol air putih. "Ini diminum dulu"
"Terima kasih ayah"
Doni mengangguk seraya duduk disamping Nabella "Nana ingin bermain apa lagi?"
"Nana mau istirahat di sini dulu"
"Nana mau makan nggak? Kalau iya kita pergi beli makan" Nabella menggeleng "Nggak aku belum lapar"
"Ayah" Nabella sedikit memiringkan tubuhnya ke arah Doni "Kenapa sayang, Nana butuh sesuatu atau Nana ingin sesuatu?"
"Bukan...tapi Nana pengen peluk ayah, boleh?" Doni tersenyum tipis lalu memeluk putrinya dan mengecup puncak kepala Nabella. "Nana bisa peluk ayah sesuka hati Nana, ayah akan senang jika Nana langsung peluk ayah tanpa harus meminta"
"Nana cuman kangen ayah, Nana kangen pelukan ayah" Doni tidak menjawab tetapi dia terus mengecup puncak kepala Nabella, bukan hanya Nabella yang merindukan Doni. Tetapi Doni juga sangat merindukan Nabella.
"Ayah tidak akan meninggalkan ibu kan?" Nabella kembali pertanyaan yang sama pada Doni. Dia hanya ingin memastikan jika ayah tidak akan meninggalkan ibu.
"Tidak akan pernah, ayah tidak akan pernah meninggalkan ibu Luna sampai kapanpun. Ayah sangat mencintai ibu, perempuan yang berhasil mengenalkan banyak warna pada ayah"
"Ayah secinta itu sama ibu?"
"Ayah sangat mencintai ibu, sampai ayah lebih baik mati dari pada harus kehilangan ibu. Ayah tidak tahu bagaimana merangkai kata untuk menunjukan seberapa cintanya ayah pada ibu, tapi yang jelas ayah akan melakukan apapun demi ibu agar terus bersama ayah dan Nana" Nabella bisa melihat jelas tatapan penuh cinta dari mata ayah.
Ada banyak pertimbangan kenapa Nabella mempertahankan ayah agar tetap bersama ibu. Salah satunya, Nabella sering diam-diam mengikuti Doni ke gereja yang biasa mereka datangi.
Disana Nabella melihat ayah menangis seraya berdoa di hadapan tuhan. Dia memang tidak mendengar jelas apa yang ayah ucapkan, tapi pendeta bilang jika ayah memang hampir setiap hari datang untuk meminta maaf karena telah melukai hati istrinya.
Dan ada beberapa hal lainnya yang membuat Nabella yakin jika ayah memang mencintai ibu. Serta ibu memang membutuhkan ayah untuk kesembuhan mentalnya.
Orang tuanya saling membutuhkan satu sama lain, saling mencintai satu sama lain. Jadi kenapa dia harus egois memisahkan keduanya.
^^^
Nabella tidak naif tetapi dia melihat dari banyak sisi untuk memutuskan sesuatu demi kebaikan orang tuanya.
Doni melakukan kesalahan karena berbohong, dan Doni tidak bisa dikatakan selingkuh karena dia tidak mencintai Indria. Dia hanya ingin bertanggung jawab, walaupun caranya salah.
Sedangkan Luna mentalnya keganggu karena dia merasa keluarganya yang hancur karena dia, Doni bersama perempuan lagi karena salah dia, Luna menyalakan dirinya sendiri atas apa yang terjadi di keluarga kecilnya. Jadi sebenarnya Luna hanya membutuhkan dunianya yaitu Doni.
Perselingkuhan dapat berdampak pada seseorang yang menjadi korban, biasanya mereka akan mengalami depresi, kecemasan berlebihan, trauma di masa lalu yang kembali muncul karena memiliki kesamaan, Post-traumatic stress disorder (PTSD), bahkan hingga menyebabkan penyakit jantung.
Beberapa orang akan terlihat biasa aja dan berusaha kuat ketika pasangannya selingkuh, tapi yang sebenarnya rasa sakit di hati dan mental yang teguncang, yang terkadang mereka tutup dengan senyum manis dan berkata 'Aku nggak apa-apa' 'Aku nggak sedih' 'ngapain nangis karena satu cowo' 'Gua bisa membesarkan anak-anak sendiri tanpa dia' dan banyak kata-kata lainnya yang coba mereka ucapankan untuk menutupi rasa sakit di hatinya.
Jangan lupa vote dan komen
Follow juga ig aku
@nsall_
@storyofnsall_
Sampai bertemu di part selanjutnya
Bye
Next