ATLAS (End)

By nsall_

9.1M 635K 31.3K

☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumu... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Information
PRESALE!!
Babak Baru
JEMPUT ATLAS!!

Part 34

132K 11.3K 734
By nsall_

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

“Kenapa bisa luka kaya gini?” Tanya Nabella sambil membersihkan luka pada dagu Atlas yang berdarah, tidak hanya dagu kedua siku Atlas juga terdapat luka.

Atlas meringis lalu nyengir “Aku tadi lihat mangga ada matang, terus aku coba panjat pohonya. Pas tinggal metik aku lihat ada ulat bulu, karena kaget aku jatoh” Nabella menggeleng mendengar cerita Atlas, lalu kembali fokus memasangkan plester gambar bunga.

Atlas mengecup singkat dahi Nabella “Maaf ya buat kamu repot” Nabella mengangguk “Jangan diulangi ya, kalo kamu mau mangga ambil pake galah. Jangan panjat pohonya nanti yang ada kamu malah jatuh kaya gini” Atlas mengangguk.

“Cepet sembuh ya” Nabella mengecup singkat dagu Atlas. Dia berani untuk mengecup karena memang keduanya berada di kamar Atlas, ya walaupun Nabella sempat melirik ke arah pintu yang terbuka, takutnya ada orang yang lewat. 

Kedua pipi Atlas bersemu merah “Bella…aku baper” Dia langsung memeluk Nabella menyembunyikan wajahnya yang memerah “Aku malu”
Baru saya Nabella ingin mengelus rambut Atlas, tetapi pria itu seketika langsung melepas pelukannya.

“Kenapa?” Dia bingung melihat Atlas mengangkat kedua tangannya yang menekuk “Yang ini belum dikecup”
Nabella terkekeh gemas, namun tak urung dia mengecup luka pada kedua siku Atlas. “Sekarang waktunya minum obat” Dia mengambil obat yang sudah disiapkan diatas kursi, karena Atlas tidak lagi sering merasakan sakit jadi dosis obat dan jumlah yang dikasih juga dikurang.

Atlas langsung meneguk semua obat lalu menyerahkan gelas pada Nabella “Terima kasih Bella”

“Sama-sama” Balasnya sambil meletakkan gelas di meja lalu duduk di bangku berhadapan dengan Atlas

“Bella”

“Iya”

“I love you”

“Love you too”

“Aku sayang kamu, pake banget”

“Aku juga”

“Ayo nikah”

“Heh!!”

^^^

Wajah Nabella terlihat tidak mengenakkan, setelah dimana seorang pria yang bertugas menerima tamu atau penjengguk dari pasien, datang dengan mengatakan bahwa ada seorang pria paruh baya yang katanya mengaku sebagai ayahnya.

Apa benar ayah datang kesini? Tapi bagaimana bisa? Nabella tidak memberitahukan soal kerja di Jakarta kecuali pada Olivia dan Vico. Jika Vico itu terasa tidak mungkin, apa Olivia?
Apa Olivia yang memberitahukan keberadaanya pada ayah?

“Kenapa? Kok tegang banget?” Nabella menoleh sesaat seraya tersenyum tipis pada Atlas “Nggak papa”

“Nanti aku boleh ketemu sama calon ayah mertua nggak?” Atlas mencoba mengalihkan pikiran dalam benak Nabella.

“Nggak bisa, lagian kamu kan ada pengecekan rutin. Jadi nggak bisa ikut aku” Tidak mungkin Nabella mengajak Atlas bertemu ayah. Bukan tidak ingin mengajak, hanya saja ada persoalan yang belum bisa Nabella ceritakan pada Atlas. Lagi pula kedatangan ayah pasti ada maksud tertentu.

Atlas mengerucutkan bibirnya, bahu yang tegap kini merosot lesu “Padahal aku mau kenalan sama calon ayah mertua, aku mau minta izin buat menjalin hubungan tahap awal sama kamu”

“Tanpa kamu minta izin, ayah pasti setuju. Karena aku akan menceritakan betapa hebatnya kamu dan betapa bangganya aku punya pacar kaya kamu”

“Aku baper lagi.....pokoknya nanti setelah selesai kamu harus tanggung jawab!" Nabella mengangguk, dia tahu pacarnya ini minta tanggung jawab kepadanya seperti apa.

Nabella dan Atlas berhenti di persimpangan “Nanti kalo dokternya nanya ke kamu harus dijawab dan bilang apapun yang kamu rasain, kaya merasa sakit di seluruh rubuh, kepala pusing atau apapun bilang ke dokternya. Oke”

“Kalo jantung aku berdebar karena kamu, aku juga harus bilang?”

Nabella tertawa “Itu nggak perlu sayang, bilangnya cukup ke aku” Jantung Atlas semakin berdetak kencang, saat Nabella memanggilnya 'sayang'. "Kamu curang Bella, kamu buat aku baper berkali-kali. Aku mau pertanggungjawaban dari kamu double" Nabella kembali mengangguk.

“Gih sana, pasti dokternya udah nungguin”

Atlas melambaikan tangan saat pergi, tak lupa memberikan senyum terbaiknya untuk Nabella. Mungkin jika dilihat oleh orang lain, senyum Atlas berikan pada Nabella hanya senyum biasa. Tetapi tidak dengan Nabella, dia paham jika pacarnya itu sedang memberikan ketenangan 'bahwa semua akan baik-baik saja'. Sebab Atlas sedari  awal sudah melihat perubahan raut wajah Nabella saat seseorang mengatakan ayahnya datang untuk bertemu. Entah Atlas tidak tahu kenapa Nabella tidak menunjukan ekspresi senang saat ayahnya datang.

Nabella membuang nafas panjang untuk menghilangkan perasaan gugup dalam dirinya, dengan perlahan Nabella membuka pintu lalu masuk dan menutup kembali dengan rapat.

Disana terlihat Doni yang berdiri menghadap ke arah pintu seraya menatap Nabella yang masuk dengan mata berkaca-kaca, dari tatapannya terlihat penuh kerinduan yang mendalam pada putri kecilnya.

Bisakah ia memeluk putrinya sekarang?

“Nana” Doni ingin sekali memeluk Nabella, dia berusaha menahan tangannya agar tidak terangkat untuk memegang wajah Nabella.
“Boleh ayah peluk Nana?”

Nabella terdiam lalu melangkah untuk memeluk Doni lebih dulu, dia telah mengalihkan ego besar dalam dirinya.

"Ayah sangat merindukanmu sayang" Doni menangis, dia terus mengecup puncak kepada Nabella dengan penuh cinta, sayang dan kerinduan.

"Maaf…maaf sayang… ayah minta maaf" Nabella berusaha menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk mata.

"Maaf maaf maaf sayang maaf" Doni tau bahwa permasalahan ini tidak hanya berimbas pada istrinya, tetapi pada putrinya juga.

Suara Isak tangis Nabella membuat Doni semakin mengeratkan pelukannya. "Ayah jahat…. Ayah jahat…Ayah jahat" Tangan kecil Nabella memukul kuat punggung Doni.

"Kenapa… kenapa Ayah lakuin ini ke ibu? Kenapa Ayah buat ibu menangis? Kenapa….Kenapa Ayah jahat? Kenapa Ayah buat ibu jatuh sakit….Ayah bilang ibu adalah wanita paling Ayah cintai, lalu Kenapa Ayah melukai perasaan ibu?. Nana takut ayah, Nana takut kehilangan ibu, Nana takut ayah" perasaan sedih, takut, kecewa, marah  yang tertahan akhirnya terluapkan hari ini. Nabella begitu ketakutan ketika harus mengetahui ibunya memiliki penyakit jantung, Nabella ketakutan ketika mengetahui ibunya mengalami depresi, dia takut kehilangan Luna, Nabella begitu ketakutan.

Hati Doni terasa begitu sesak, hari ini Doni harus mendengar tangisan putrinya yang begitu menyakitkan. Padahal sedari kecil, Doni dan Luna selalu berusaha untuk tidak membuat putri kecilnya menangis.

"Ayah memang jahat, maaf telah menjadi Ayah yang jahat di mata Nana. Maaf telah membuatmu menangis sayang, maaf telah membuatmu ketakutan, maaf telah membuat hati kecilmu terluka karena ayah…. Maaf sayang maaf"

'Jangan katakan benci kepada Ayah sayang' Doni begitu ketakutan kata tersebut keluar dari mulut putrinya.

"Nana gagal untuk benci ayah, karena ibu tidak mengajarkan hal itu pada Nana"

"Nana sayang ayah dan ibu, tolong… tolong jangan pergi tinggalin Nana dan ibu. Ibu butuh ayah, ibu sangat mencintai ayah, ibu selalu menunggu ayah di depan pintu, ibu selalu menyiapkan semua masakan kesukaan ayah agar ayah pulang, ibu membersihkan seluruh rumah agar ayah bisa nyaman, ibu bahkan sering tidak makan karena ayah tidak pulang dan bahkan ibu bisa ketiduran di meja makan hanya untuk menunggu ayah. Jadi tolong jangan tinggalin ibu"

Beberapa hari setelah Doni jarang pulang karena katanya soal pekerjaan. Nabella jadi sering melihat betapa Luna berusaha memasak kesukaan Doni agar suaminya pulang, Nabella selalu melihat Luna menahan lapar agar bisa makan bersama Doni seperti biasanya, Luna selalu menceritakan betapa hebatnya Doni pada Nabella padahal hal itu sudah berulang kali diceritakan pada Nabella, Luna membersihkan seluruh rumah agar Doni nyaman di rumah dan tidak sering berada di luar. Luna semakin gila melakukan hal itu berulang kali setelah melihat perubahan Doni, pria itu jarang pulang, jarang berada di rumah padahal hari libur, semuanya berubah dalam waktu sekejap.

"Ayah nggak akan meninggalkan Nana. Ayah nggak akan meninggalkan ibu, ayah mencintainya sayang, ayah sangat mencintai ibu. Hidup ayah akan hancur jika tidak bersama Nana dan ibu" Doni melepas pelukannya lalu menghapus jejak air mata di pipi Nabella. Dia mengatakan dengan jujur dan tulus, tidak mungkin dia meninggalkan Luna. Bahkan seluruh hidupnya ada di Nabella dan Luna. Jika kehilangan salah satunya saja sudah membuat hidup Doni hancur, apalagi keduanya.

"Tapi—

"Ayah akan tetap tanggung jawab, tapi bukan dengan menikahinya sayang" Doni tahu apa yang akan Nabella katakan. Tapi memang itu niatnya sedari awal, dia akan bertanggung jawab untuk anak yang dikandung, bukan tanggung jawab dengan cara menikahi wanita itu.

"Nana tidak perlu memaksakan diri untuk menganggap anak dalam kandungan itu, adik Nana. Nana cukup berada di samping ayah dan ibu"

"Nana akan tetap menganggap anak ayah itu, adik Nana. Bagaimanapun ada darah ayah yang mengalir ditubuh anak itu, dia juga tidak salah, dia tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan kedua orang tuanya. Disini murni ayah dan wanita itu yang salah, bukan anak itu" Tegas Nabella, dia tidak akan sejahat itu sampai tidak mengakui anak itu sebagai adiknya. Nabella berjanji akan melimpahkan kasih sayang dan cinta pada adiknya nanti.

Doni tersenyum bangga "Ayah sayang Nana. Putri kecil ayah sudah besar sekarang, sudah dewasa....Sekali lagi ayah minta maaf, sayang"

Nabella mengecup kedua pipi Doni lalu kembali memeluk untuk menyalurkan perasaan rindu yang mendalam.

"Nana juga sayang ayah, jangan pergi ayah"

"Tidak akan"

^^^

Untuk grup telegram aku udah buat, silahkan yang mau join link-nya ada di bio instagram aku ya.
Jangan lupa di follow juga
@nsall_
(Ppnya yang pake hoodie 😁)

Jangan lupa like and komen

Sampai bertemu di part selanjutnya

Bye

Next

Atlas : Sayang aku udah di kamar

Atlas : Sayang aku kangeennn, kirim pap dongggg. Kalau gk kirim aku ke kamar kamu nih

Bella❤️ : Jangan coba masuk ke kamar aku diem2 lagi Atlas.

Atlas : Abis kamu ngangenin

Atlas : Cantik banget pacar aku, jadi gk kuat pengen peluk dan cium kamu.

Bella ❤️ : Udah malem sekarang tidur. Good night baby boy 👶

Atlas : Mimpi indah kesayangan Atlas ❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

59.7K 2K 17
Entah sampai kapan Danial masih berharap hubungannya dengan Adara baik-baik saja. Danial harap, jika ia kembali keadaan harus seperti semula sebelum...
409K 2.6K 3
SEMUA YANG ADA DALAM CERITA INI ADALAH KE AMBURADULAN,TYPO DIMANA MANA,KE NGAWURAN,DAN SEGALA HAL HAL YANG BENER BENER BIKIN KALIAN MUAL.JADI JANGAN...
1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.3M 16.8K 3
⚠️PINDAH KE APLIKASI KUBACA & TIDAK LENGKAP⚠️ [SEBAGIAN PART DIPRIVATE! FOLLOW AKU SUPAYA BISA BACA] NOTE: CERITA PERTAMA AUTHOR. MAAPKAN BILA TERDAP...