Happy reading ❤️🔥
^^^
Nabella mencepol tinggi rambut panjangnya, bagian lengan panjang juga digulung hingga siku.
Pagi ini Nabella berniat membersihkan seluruh kamar Atlas dengan versi baru. Walaupun sebelumnya kamar Atlas memang sudah bersih dan rapi namun entah kenapa hawa nya terlalu gelap.
Perempuan itu membuka kantong sampah berwarna hitam untuk membuang barang-barang yang tidak diperlukan, dia juga membuang barang-barang yang mudah pecah. Mengingat Atlas akan memasuki tahap berhenti mengkonsumsi narkoba, maka banyak kemungkinan emosi Atlas akan tidak stabil. Nabella tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti bunuh diri.
Ketika seseorang memutuskan untuk berhenti dari penggunaan narkoba, mereka akan mengalami gejala sakaw, dimana reaksi tubuh akan berubah drastis. Gejala emosional hingga gejala fisik akan terjadi ketika seseorang mengalami sakaw.
Nabella meletakan sebuah krusifiks dengan korpus tiga dimensi dengan ukuran sedang yang diletakan di atas meja. Tujuannya agar Atlas terus teringat bahwa dimanapun, kapanpun atau bahkan di waktu tersulit sekalipun, Tuhan akan selalu membantu dan menemani kita.
Melihat semuanya sudah tertata rapi, Nabella mengikat plastik sampah yang sudah terisis lalu meletakkannya di depan kamar.
Tidak lupa Nabella juga sedikit menyemprot kamar Atlas dengan parfum miliknya dengan wangi Lavender.
Merasa semua sudah selesai Nabella keluar dari kamar Atlas, dia juga membenarkan sedikit pakaiannya terutama bagian lengan. Nabella menutup kembali kamar Atlas lalu mengambil plastik sampah yang akan dibuang ke halaman depan agar penjaga yang menyerahkannya pada pengangkut sampah yang sore nanti akan lewat.
"Aaaa" Nabella terkejut dengan kemunculan Agam di depan wajahnya ketika dia membalikan badan.
"Hai, sorry ngagetin lo" Agam tertawa konyol seraya menampilkan deretan gigi rapinya.
"Kamu lagi ngapain? Kenapa nggak ke ruang makan?" Tanya Nabella sedikit heran, sebab ini sudah memasuki sarapan pagi.
"Oh itu, gua tadi muter-muter tapi nggak ketemu dimana ruang makan. Jadi gua balik lagi ke kamar, eh malah liat lo di depan kamar Atlas" Jawab Agam yang dalam hati tidak henti-hentinya memuji kecantikan Nabella, terlebih rambut perempuan itu di cepol tinggi memperlihatkan leher putih yang jenjang. Sialnya, malah terlihat semakin cantik.
'Sialan-sialan, kenapa dia pake keringetan segala sih anjing' Umpat Agam seraya menahan diri.
Nabella sedikit menyerngit bingung, padahal ruang makan hanya tinggal lurus lalu belok kanan dan di ujung lorong sudah terlihat plang dengan tulisan ruang makan. Sekalipun keliling tempat, ujung-ujungnya juga akan ketemu ruang makan.
"Kamu tinggal lurus dari sini terus belok kanan sesudah kamar 245 lalu lurus terus kamu udah ketemu ruang makan" Ujar Nabella seraya menggerakkan tangannya sesuai intrusi yang keluar dari mulutnya.
Sedangkan Agam hanya mengangguk-angguk kepala dengan mata yang hanya fokus pada wajah Nabella.
"Kamu ngertikan?"
Agam menggeleng "Nggak, bisa nggak sekalian sama lo aja perginya. Nanti kalau gua nyasar lagi gimana?"
"Tapi aku harus buang sampah dulu"
"Yaudah gua ikut kemanapun lo pergi"
Nabella dilanda kebingungan, satu sisi dia tidak mungkin menolak karena memang sudah tugasnya kan dan satu sisi dia sudah berjanji pada Atlas untuk tidak berdekatan dengan Agam.
"Ayo, tapi aku buang sampah dulu ya" Ujar Nabella yang akhirnya memilih mengantar Agam ke ruang makan, tetapi setelah buang sampah ke halaman depan. Masalah, Atlas melihat atau tidak urusan nanti, yang terpenting ia harus cepat mengantar Agam.
Keduanya berjalan beriringan, ah bukan tetapi Agam dengan sengaja berjalan tepat di samping Nabella dengan jarak hanya sejengkal anak kecil. Nabella berusaha tidak peduli dan terus berjalan.
Berbicara tentang Atlas, pria itu sedang berada di ruang dokter untuk melakukan rehabilitasi medis atau disebut juga Detoksifikasi. Atlas akan kembali di cek kesehatan dan juga mental. Dia juga akan mendapatkan obat yang sudah disiapkan dengan anjuran dokter. Sebelumnya pria itu sudah pernah melakukannya, namun mengingat Atlas yang sudah sangat kecanduan, membuat Atlas tidak kuat dan kembali terjerumus pada obat-obatan dengan diam-diam mengkonsumsi di tempat rehabilitasi.
Kini dengan penuh keyakinan Atlas akhirnya memutuskan untuk berhenti dari penggunaan narkoba. Walaupun sangat sulit untuk lepas, Atlas akan terus berusaha hingga benar-benar bersih dari narkoba.
^^^
Atlas keluar dengan ekspresi wajah datar dan kedua tangannya dimasukkan ke saku celana kanan dan kiri. Baru saja kakinya melangkah, matanya langsung terfokus pada dua manusia yang berjalan beriringan menuju ruang makan.
Tatapan Atlas berubah dingin, kedua tangannya mengepal. Langkahnya melebar mendekati kedua manusia yang hampir mendekati pintu ruang makan.
Namun, niatnya ingin memanggil Nabella. Dia urungkan ketika matanya berfokus pada rambut Nabella yang tercepol memperlihatkan leher putih yang jenjang. Kilatan amarah terpancar di kedua mata Atlas hingga Atlas memilih untuk melewati keduanya tanpa sedikit pun melirik ke arah Nabella.
Sedangkan disisi Nabella, perempuan itu tertegun saat Atlas melewatinya begitu saja. "Atlas" Panggil Nabella dengan suara sedikit lebih keras.
Atlas tidak membalikan badan bahkan menoleh pun tidak. Pria itu tetap berjalan menuju buffet, dimana makanan berjejer di atas meja yang dapat di ambil sendiri sesuai selera.
"Nggak perlu di pikirin kali, biarin aja" Ucap Agam terlalu santai
"Kita udah sampe. Kalo kamu mau ngambil makanan, kamu bisa ambil di sebelah sana" Tunjuk Nabella kearah makanan yang berjejer "Kalau begitu aku duluan, permisi" Nabella langsung melangkah pergi tanpa menunggu Agam menjawab.
"Ck! Sialan!" Umpat Agam
^^^
Nabella berdiri di belakang Atlas seraya menunggu pria itu menyelesaikan sarapan paginya. Mengingat Atlas tidak suka di ganggu saat makan, maka Nabella memilih untuk diam dan menunggu hingga Atlas selesai.
Berbeda dengan Nabella, Atlas justru kesal. Atlas kesal dengan Nabella yang hanya diam tanpa berniat meminta maaf atau mengucapkan sesuatu, seperti membujuknya atau menawarkan diri untuk menyuapinya sebagian permintaan maaf. Justru Nabella hanya santai berdiam dibelakangnya seperti orang bodoh.
Padahal Atlas sudah dengan sengaja melambatkan setiap suapan yang masuk kedalam mulutnya agar Nabella menawarkan diri untuk menyuapinya. Tetapi, sayangnya perempuan itu sangat tidak peka.
"Ck! Duduk" Titah Atlas tanpa menoleh bahkan suaranya terdengar ketus
Nabella hanya diam, perempuan itu tidak mengerti dengan ucapan Atlas. Pria itu berbicara dengannya atau pada pria berkaca mata yang terlihat mencari tempat duduk sambil memegang nampan berisikan makanan.
"Bella aku bilang duduk!" Ucap Atlas semakin kesal
"Ah iya" Nabella duduk sambil tersenyum tak enak hati pada pria di sebelahnya yang berniat duduk di samping Atlas.
Atlas kembali melanjutkan sarapannya, namun perasaan semakin bertambah kesal dan marah ketika para pria yang berada disekitarnya menatap Nabella dengan tatapan tertarik.
'Fuck!' Umpat Atlas dalam hati.
Tangan Atlas terangkat lalu menarik kunciran Nabella hingga membuat rambut perempuan itu jatuh tergerai.
"Eh" Nabella terkejut dengan aksi Atlas yang tiba-tiba menarik kuncirannya.
Kedua mata Nabella menatap bingung kearah Atlas yang juga menatapnya tanpa minat.
"Jelek. Lo jelek dengan rambut di cepol" Ujar bohong Atlas sambil kembali memasukan nasi ke dalam mulutnya. Jelas saja bohong, dengan rambut tercepol Nabella malah terlihat sangat cantik berlipat-lipat di matanya.
"Kenapa? lo nggak suka!" Ucapnya kembali dengan intonasi nada yang marah saat dia melihat Nabella masih menatapnya.
Nabella menggeleng lalu meluruskan pandangannya ke arah depan.
"Jangan tatap kesana pemandangannya jelek! tatap gua, itu lebih bagus" Tutur Atlas dengan suara sedikit keras. Agar pria di depan Nabella mendengar ucapannya.
Nabella meringis tidak enak pada pria di depannya, jelas pria itu pasti mendengar ucapan Atlas.
"Jangan ngomong kaya gitu, nggak baik" Nasihat Nabella dengan suara lembut
"Gua nggak nyuruh lo ngomong"
"Lagian lo juga tadi nggak baik jalan berdua sama lawan jenis" Tutur Atlas yang entah malah menyambung-nyambungkan ke permasalahan Nabella yang berjalan berdua dengan Agam.
"Tapi kita juga sering jalan berdua, bahkan kita sering berdua di kamar kamu dan kamu selalu nutup pintunya, itu berarti kita juga ng—"
"Kecuali sama gua!" Potong Atlas
^^^
Jangan lupa vote dan komen
Sampai bertemu di part selanjutnya
Bye
Next