ATLAS (End)

By nsall_

9M 632K 31.2K

☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumu... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Information
PRESALE!!
Babak Baru
JEMPUT ATLAS!!

Part 16

170K 13.9K 243
By nsall_

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

"Na"

"Ah, iya" Nabella terkejut hingga membalikan badan dengan gerakan cepat ketika pundaknya ditepuk sedikit keras oleh seorang perempuan dengan pakaian yang serupa dengannya.

"Dari tadi gua panggilin kaga nyaut, jadi sorry kalau gua nepuknya terlalu keras" Ucap perempuan bernama Ayumi Dias seraya memindahkan gelas gelas yang baru saja dicuci ke dalam lemari.

"Iya nggak apa-apa mba" Nabella meringis dalam hati ketika rasa sakit di pundaknya masih terasa.

"Itu di ruang tunggu ada yang nyariin kamu" Ujar Ayumi seraya mengusap kedua tangannya dengan kain kering yang menggantung di samping rak piring.

Dahi Nabella mengerut samar, siapa yang mencarinya? Di Jakarta Nabella tidak memiliki sanak saudara, apa itu Olivia? Pikirnya

Ayumi melirik Nabella yang masih terdiam "Gih sana samperin"

"Iya mbak, kalau gitu saya kedepan dulu. Makasih mbak" Pamit Nabella lalu pergi berjalan menuju ruang tunggu yang bersebelahan dengan ruang jenguk.

Nabella berjalan menyusuri lorong, wajah cantik Nabella selalu berhasil menarik perhatian para pasien rehabilitasi. Beberapa kali setiap berpapasan dengan pasien laki-laki, Nabella selalu disapa dengan sapaan manis. Karena Nabella termasuk orang yang ramah ke siapa saja, perempuan itu membalas dengan sopan selagi mereka tidak berlebihan.

Banyak dari mereka yang ingin menjadikan Nabella sebagai suster pendamping mereka, namun sayangnya Nabella sudah menjadi suster pendamping Atlas sejak awal datang, dan akan menjalani tugas nya sampai pria itu keluar dari tempat rehabilitasi.

Nabella sendiri, jika ada waktu luang sering membantu pasien yang lain atau membantu para suster lain jika sedang kesulitan. Itu mengapa banyak yang menyukai Nabella, namun bukan berarti semua yang ada disana menyukai kebaikan dan keramahan Nabella, ada beberapa suster yang tidak menyukai Nabella dan beranggapan bahwa Nabella hanya mencari perhatian saja. Walaupun beberapa orang beranggapan seperti itu, Nabella tetap berpegang teguh dengan keprofesionalan dia sebagai suster dan tidak memasukan kata-kata tidak baik itu ke dalam hatinya.

Sesampainya dia di depan pintu ruang tunggu, Nabella membuka kenop pintu secara perlahan dan mendorongnya hingga pintu tersebut terbuka.

Dua pria yang ada di dalam langsung memusatkan perhatian mereka pada perempuan yang datang dari balik pintu. Begitupun dengan Nabella, perempuan itu merasa asing dengan pria lanjut usia yang sedang duduk di single sofa dan satu pria yang berdiri di tepat di sampai pria berumur.

"Nabella Arasya, silahkan duduk"

Nabella mengangguk kaku seraya berjalan menuju sofa panjang yang ada di depannya.

"Perkenalkan saya Martin Putra Dexter, saya kakek dari Atlas. Senang bertemu denganmu Nabella" Salam Martin dengan wajah Datar tanpa senyum sedikitpun.

Nabella terkejut, perempuan itu langsung bangkit dari duduknya dan menundukan kepala, layaknya salam hormat.

"Maaf tuan, saya tidak tahu kalau anda kakek dari tuan muda. Senang bertemu dengan anda juga tuan" Ujar Nabella tidak enak hati karena merasa tidak sopan dan dengan bodohnya dia tidak mengetahui bahwa di depannya adalah tuan Martin, kakek Atlas.

"Tidak apa-apa, silahkan duduk kembali. Jangan terlalu tegang, saya hanya ingin mengobrol sedikit denganmu Nabella" Tutur Martin seraya mengubah posisi duduknya agar Nabella merasa nyaman ngobrol dengannya. Martin pun membuka jas hitam dan memberikannya pada bodyguard yang berada disamping kiri.

Walaupun Martin sudah mencoba menurunkan suasana ruangan agar lebih nyaman, namun Nabella masih berkecamuk dengan pikirannya. Nabella mulai berpikir negatif dengan kedatangan Martin hanya untuk mengobrol dengannya.

Apa karena masalah Atlas yang berkelahi? Atau mungkin masalah Atlas yang masih mengkonsumsi narkoba? Mungkin saja karena itu? Seperti Nabella akan di pecat karena tidak bekerja dengan baik sehingga Atlas kembali mengkonsumsi narkoba tanpa ketahuan.

"Apa kamu nyaman bekerja di sini Nabella?" Tanya Martin

"Iya tuan" Nabella menjawab dengan mencoba tidak gugup.

"Saya dengar sebelum kamu bekerja di rumah sakit milik Ganeswara yang ada di solo"

"Iya tuan, saya bekerja disana sebagai suster"

Martin mengangguk "Apa kamu merasa kesulitan mendampingi Atlas atau cucu saya bertindak semena-mena dengan kamu Nabella"

Nabella menggeleng kepala dengan  cepat "Tidak tuan, tuan muda sangat baik dengan saya. Saya juga nyaman dan senang membantu serta mendampingi tuan muda" Ujar Nabella dengan jujur.

"Saya senang mendengarnya. Sepertinya Tino tidak salah menempatkan kamu sebagai suster pendamping cucu saya"

"Saya tahu bahwa Atlas masih menggunakan benda haram itu sampai detik ini. Tapi saya yakin kamu mampu membantu Atlas hingga dia benar-benar terbebas dan tidak ketergantungan lagi" Imbuh Martin dengan sedikit tersenyum

Nabella dapat melihat begitu sayangnya Martin pada Atlas. Terlihat ketika Martin membahas dan membicarakan tentang Atlas, matanya menyorot sejuta kasih sayang dan ketakutan. Entah ketakutan apa yang sepertinya cukup  mengganggu Martin.

"Tuan muda mengingatkan saya pada ibu saya yang juga berjuang untuk keluar dari dunianya yang gelap. Saya dan anda mungkin sama-sama tidak ingin kehilangan orang yang begitu kita sayang dan begitu berarti untuk kita. Itu mengapa saya akan sangat berusaha membantu tuan muda agar keluar dari kebiasaan buruk yang menjadi alasan tuan muda tidak bisa keluar dari dunianya yang hitam" Tutur Nabella begitu tulus, setiap kali menatap mata Atlas, Nabella selalu teringat dengan ibunya. Keduanya tenggelam dalam jurang kegelapan yang sama walaupun dengan latar belakang yang berbeda. "Saya ingin tuan muda menjalani hidup dengan kebahagiaan tanpa harus kembali terbayang-bayang obat-obatan yang memberikan kebahagiaan sesat"

Banyak faktor yang membuat Nabella akhirnya mau membantu Atlas untuk keluar dari kebiasaan buruk dan keluar dari jurang kegelapan. Nabella berharap semuanya berjalan dengan baik.

"Terima kasih Nabella" Ujar tulus Martin

^^^

"Dari mana?"

"Aku habis dari kamar mandi" Jawab Nabella dengan santai sambil merapikan pakaian Atlas dan memuaskannya kedalam lemari pakaian.

Atlas memicingkan tatapannya ke arah Nabella "bohong"

"Aku nggak bohong, aku beneran habis dari kamar mandi" Selesai berbincang dengan Martin Nabella memang pergi ke kamar mandi karena tiba-tiba perutnya terasa mules.

"Kenapa lama?"

"Karena aku sakit perut jadinya lama"

"Bohong"

Nabella menghela nafas panjang lalu menyerongkan posisi duduknya menatap Atlas sambil menyilangkan kedua kakinya. Perempuan itu duduk di lantai sedangkan Atlas duduk di kursi sambil menatap Nabella.

"Aku nggak bohong, aku beneran sakit perut. Kalau kamu nggak percaya kamu mau cium tangan aku, kali aja masih bau" gurau Nabella sambil menyodorkan tangan kirinya ke depan Atlas.

Niatnya hanya bercanda tapi tidak dengan Atlas, pria itu langsung memegang tangan Nabella dengan lembut dan menghirup aroma tangan kiri Nabella layaknya menghirup narkoba.

Dengan cepat Nabella menarik tangan kirinya "Aku kan cuman bercanda"

"Aku suka" "Aku suka wangi tangan kamu..... nggak bau tapi wangi lavender" Imbuhnya sambil menatap lekat mata cantik Nabella

"Aku mau cium lagi" Pintanya sambil mencoba meraih tangan Nabella

"Nggak, tangan aku kotor" Tolak tegas Nabella sambil menatap marah pada Atlas "Jangan kaya gitu lagi, jangan sembrangan cium cium sesuatu. Takutnya apa yang kamu cium itu kotor" Lanjutnya

"Iya"

Atlas bangkit dan mengubah posisi duduknya. Dia membalik kursi agar dapat menompang kepalanya pada sandaran kursi kayu tersebut. Sambil menatap Nabella yang masih sibuk merapihkan pakaian yang beberapa jam lalu di acak-acakin oleh Atlas karena kesal dengan Nabella yang tidak kunjung datang.

Tidak hanya baju tetapi beberapa barang lainnya dia banting agar Nabella datang ke kamarnya. Dan hal tersebut berhasil mendatangkan Nabella.

"Kamu liat permen aku nggak?" Tanya Atlas tiba-tiba membuat Nabella tersedak ludahnya sendiri

"Permen? Permen apa?" Tanya Nabella sedikit gugup namun ia mencoba kembali memusatkan perhatiannya pada pakaian yang dirinya lipat.

"Permen yang ada di dalam lemari, kamu lihat nggak"

"Hah....nggak, aku nggak tau kalau kamu punya permen dan taro di lemari" Ujar Nabella berbohong, nyatanya permen dalam toples itu sudah Nabella serahkan ke Pak Tino.
Mengingat rencana Zidan dan dokter Cikko untuk mengadakan razia. Bukan Nabella menghalangi atau tidak setuju tapi mengingat emosi dan tempramental Atlas yang tidak stabil bisa memicu kericuhan atau bahkan bisa lebih dari itu. Itu mengapa Nabella lebih dulu meminta agar kamar Atlas tidak di masukin oleh siapapun dengan alasan apapun, sebagai gantinya Nabella menyerahkan permen dan beberapa jenis narkoba lainnya dari kamar Atlas.

"Lagian kenapa taro di lemari?" Tanya Nabella sambil menutup pintu lemari dan menguncinya.

"Senagaja biar nggak ada yang ambil"

"Termasuk aku" Atlas mengangguk mengiyakan.

"Pelit" Cibir Nabella

"Bukan pelit, cuman aku takut kamu sakit. Kaya aku"

^^^

Jangan lupa vote dan komen

Sampai bertemu di part selanjutnya

Bye

Next

Continue Reading

You'll Also Like

12.3K 446 13
Lelaki tinggi dan tampan itu adalah teman adik laki-laki ku! Krriieettt... Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Mulutku menganga mataku membula...
1M 51.9K 73
⚠🔞 Area 17+ ke atasss Anindya Kayla Putri. Kalo kata orang orang dia adalah anak seorang pelacur, tidak mempunyai Ayah. Pekerjaan ibu nya juga mempe...
1M 70.5K 54
Hidup Alif syegaf hancur berantakan ketika ayahnya dinyatakan meninggal akibat serangan jantung ketika mengetahui istrinya kabur membawa semua aset b...
1.1K 194 36
Jangan lupa vote and coment:) Bagaimana, Jika kamu seorang siswa malas dan suka membolos malah jatuh cinta pada seorang siswi yang memiliki trauma da...