AAAA MAAFF DAH GA UPDATE LIMA HARI
TADINYA GUE MAU UPDATE PAS MAGHRIB TADI WOII TAPI SETELAH MAKAN JADI LUPA DIRI
MAAF YAGESYAA
GA LAMA BGT KAN YA EHEHEHE😚
ENJOYYY
--------
Samuel POV
"Ahh nikmat," desahku sambil menekan tangan Arabella semakin mengurut di bawah sana. Terlihat cairanku yang mulai keluar dan membasahi tangan mungil itu.
Aku sedikit berbohong. Tadinya niatku hanya meminjam tangannya, aku serius. Namun, malah kebablasan dan menyentuh seluruh badannya.
Tidak ini bukan salahku, Arabella yang terlalu menggoda untuk tidak ku sentuh.
Arabella kini sudah setengah telanjang dan dadanya yang bulat terlihat jelas tanpa tertutupi oleh apapun. Aku membukanya tadi dan menyentuhnya saat akan keluar.
Anehnya dia tidak terbangun sama sekali, hanya beberapa kali mendesah dan bergerak tidak nyaman. Kalau saja aku tidak dapat menahan nafsuku, sudah ku serang dia dalam tidur.
Untungnya aku masih waras untuk tidak melakukan hal itu.
Masih dengan helaan napasku yang kasar, aku membereskan cairanku sendiri. Ku lap pakai tisu dan mengenakan celana jeans ini dengan benar. Begitu pula Arabella, aku memakaikannya lagi kemeja kebesaran itu.
Bisa bahaya jika Bastian melihat tubuh Arabella, dia sangat cantik, aku tidak mau membaginya dengan siapapun.
Setelahnya ku sandarkan Arabella pada dadaku.
"Terima kasih, sayang. Aku tidak memperkosa mu, Bella, kau yang memberikannya padaku. Karena itu, cepatlah ingat aku agar kita bisa melakukannya seharian. Aku merindukanmu," bisikku di telinganya yang membuat Arabella menggeliat, kegelian.
Badannya bergerak semakin menempeli ku dan kakinya memelukku dengan erat.
Matanya masih terpejam dan terlihat sangat imut karena pipi itu menempel pada dadaku. Bibirnya yang mungil terbuka sedikit dan menggodaku untuk menciumnya.
Astaga, kau harus berhenti, Sam. Semakin melihatnya, kau semakin bernafsu.
Akhirnya aku memilih untuk memejamkan mataku. Setelah dua hari tidur sendirian dan merindukan Arabella. Kurasa malam ini adalah tidur ternyaman ku, tidak ada rasa khawatir dan gelisah. Selama bersama Arabella, aku merasa aman.
Mataku terpejam dan aku memeluknya semakin erat. Walaupun dihimpit, aku tidak merasa berat sama sekali, malah hangat.
Entah mengapa aku merasakan badannya yang sangat panas di tengah udara dingin ini, membuatku semakin nyaman untuk tertidur.
Semakin lama aku masuk ke alam mimpi dan tidak ada mimpi buruk seperti biasanya. Akhirnya aku bisa tertidur setelah sekian hari hanya memikirkan bagaimana caranya keluar dari sini.
Aku mulai terbangun saat mendengar suara Bastian yang mengomel. Keningku mengerut dan mataku perlahan terbuka.
"Sudah ku duga, kau tidak dapat dipercaya, Sam. Baumu menyengat, astaga aku tidak mau membayangkan apa yang kau lakukan tadi malam," keluh Bastian berjalan kesana kemari dan memberikan wangi-wangian pada sekitar ruangan.
Penjara ini memang sempit jadi bau sedikit saja bisa memenuhi seluruh ruangan. Dan ku garis bawahi, ini tidak se bau itu, hanya tercium cairan abis percintaan saja.
"Bas, kenapa kau sibuk sekali di pagi hari?" Tanya Arabella dengan suara serak bangun tidurnya.
Tangannya menggosok matanya dan menatap Bastian dengan sayu.
"Mandilah, Bebel. Ku yakin kau habis disentuh serigala lapar yang tidak dapat menahan nafsunya. Sudah ku bilang, seharusnya kau tidur bersamaku tadi malam," cerutunya masih dengan bolak balik menyemprotkan parfumnya.
Bahkan di situasi seperti ini saja, dia masih sempat-sempatnya membawa parfum kecil berwarna pink itu. Yang ku tahu parfum itu memang hadiah dari kembarannya.
Arabella mengerut bingung dan perlahan bangkit dari tubuhku. Dia sedikit mendesah merasakan tidak nyaman di dadanya, membuatku salah tingkah takut terciduk. Kurasa tadi malam aku menyentuhnya terlalu bernafsu.
Bastian sudah memelototi ku dan menghela napas lelah.
Namun, erangan Arabella membuat perhatian kita berdua mengarah padanya. Tangannya berada di perut dan tampak lemas.
"Aku lapar," ucapnya lirih.
Setelah ku melihatnya lekat, aku baru menyadari jika Arabella memang lebih pucat dari semalam. Bibirnya memutih, juga beberapa keringat dingin di dahinya.
Dengan khawatir, aku mendekatinya yang tengah bersandar ke dinding. Tubuhnya lemah dan sangat ringan ku angkat. Ku bawa Arabella ke pangkuanku.
Badannya memang hangat, aku merasakannya dari tadi malam. Akan tetapi aku tidak mengira dia akan sakit.
Tiba-tiba saja suara Bastian yang kencang memecahkan keheningan ini.
"Kau tidak apa-apa, Bella?! Ah iya kau tidak makan seharian kemarin. Astaga maafkan aku, Bebel, aku baru ingat kau manusia," ucap Bastian dengan nada paniknya.
Dia mendekati kami dan langsung menaruh tangannya di kening Arabella, wajahnya semakin mengerut merasakan panas di sana.
Sedangkan aku, sudah mengurut tangan Arabella dan membuatnya nyaman.
Kini aku dan Bastian seperti dua pelayan yang sedang melayani sang ratu.
Aku menatap tajam Bastian yang tidak bisa menjaga Arabella dengan baik. Bagaimana bisa manusia tidak makan seharian? Pantas saja dia sangat lemas. Kalau vampir, kami bisa bertahan seminggu tanpa makanan. Benar-benar anak satu itu.
"Apa kau bodoh membiarkannya kelaparan? Di sini tidak ada makanan, hanya darah amis yang aku tidak tahu dari mana asalnya," tunjuk ku pada darah tidak berguna itu. Bahkan aku tidak merasa lapar hanya dengan melihatnya.
Arabella sudah memejamkan mata dan bersandar pada dadaku. Tangannya masih berada di kening merasakan kepalanya yang berputar.
Aku mengelus pipinya yang hangat, membuatnya tampak semakin nyaman tertidur.
Otakku berpikir keras bagaimana mengatasi hal ini. Tentu saja tidak akan ada makanan manusia, ini penjara khusus vampir.
Sepertinya tidak ada cara lain, hanya bisa dengan darahku.
Aku mendekatkan tangan pada taringku dan menusuknya. Rasanya sakit saat taring itu menusuk kulitku sendiri. Darah dari sana mulai keluar dan menjalari tanganku. Dengan cepat ku dekatkan pada mulut Arabella.
"Bella, cobalah. Hanya ini yang bisa membuatmu tidak kelaparan," lirihku.
Tanpa membuka matanya, dia membuka mulut dan membiarkan pergelangan tanganku mendekatinya. Darah itu mulai masuk ke sana dan terdengar hisapan rakus. Terkadang ada erangan tidak suka saat cairanku melewati kerongkongannya.
"Rasanya tidak enak, Sam," keluhnya menjauhi tanganku. Akan tetapi aku menahannya.
Aku tekan kepala belakangnya hingga mau tidak mau dia terus menghisap darah itu. Tubuhnya semakin memberontak dan mendorong tanganku untuk menjauh.
Setelah sudah terhisap semua, aku pun melepaskannya dan melihat Arabella yang terengah. Napasnya kuat dan dia masih memejamkan mata, membuatku semakin khawatir saja dengannya.
Mulutnya berkomat-kamit seakan sedang mengigau sesuatu.
Tiba-tiba saja badannya terisak dan air matanya turun. Apakah se tidak enak itu darahku hingga Arabella menangis. Aku jadi merasa bersalah sudah memaksanya, akan tetapi lebih salah Bastian yang bodoh.
Ku tatap laki-laki itu tajam yang hanya cengar cengir merasa tidak enak, walaupun terlihat matanya yang menatap Arabella khawatir.
Namun, aku lebih terkejut dengan ucapannya setelahnya. Arabella membalas pelukanku dan menutup wajahnya. Terdengar isak nya yang semakin mengeras.
"Sam-Samuel, aku merindukanmu, hiks."
--------
TEBAKKK ARABELLA UDAH INGET ATO BLOMM??
KASIAN ARABELLA LAPER DISURUH MINUM DARAH, KAN GAENAK YGY
MANA GUE IKUTAN LAPER LAGI UDH TENGAH MALEM😭
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTS YANG BANYAK OGHEYY BIAR GUE CEPET UPDATE
LOVE YOUUU🤍