ATLAS (End)

By nsall_

9M 632K 31.2K

☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumu... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Information
PRESALE!!
Babak Baru
JEMPUT ATLAS!!

Part 15

173K 13.7K 153
By nsall_

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

Selama berjalan ke ruang keagamaan Atlas selalu menatap tangan kiri Nabella. Atlas ingin sekali menggenggam tangan mungil itu, namun ia ragu, ia takut membuat Nabella tidak nyaman. Akan tetapi keinginannya terus menggebu-gebu hingga akhirnya Atlas menarik lembut jari kelingking Nabella sampai membuat perempuan itu tersentak dan memberhentikan langkah kakinya.

Nabella langsung menoleh ke arah Atlas sedang menatap jari-jari tangannya yang tengah memegang erat kelingking miliknya.

Perempuan itu membuang nafas pelan, ia memberikan Atlas untuk tetap memegang jari kelingkingnya dan lalu kembali berjalan diikuti Atlas yang berjalan di sampingnya.

Brukk...

Seorang pria berlari berlawanan arah hingga tidak sengaja menabrak Atlas, membuat tangannya terlepas dari kelingking Nabella.

"Bangsat" Desis Atlas penuh emosi

"Maa-, Brugh

Atlas lebih dulu menonjok wajah pria di depannya, emosi Atlas benar-benar tidak terkontrol hingga berulang kali pria itu menghajar membabi buta hingga membuat orang-orang datang untuk melihat.

Nabella terkejut dengan reaksi Atlas, awalnya perempuan itu berniat melangkah menghampiri Atlas untuk menanyakan apakah pria itu baik-baik saja, namun langkahnya terhenti ketika Atlas lebih dulu menonjok pria di sampingnya

"Sialan lo anjing" Bentak Atlas seraya menonjok wajah pria yang sudah hampir tidak sadarkan diri

"Atlas cukup" Pekik Nabella dengan wajah yang terlihat begitu khawatir

Seakan tuli Atlas terus membabi buta pria yang sudah tidak sadarkan diri dengan wajah yang berlumuran darah

Orang-orang yang berada di sekitar enggan atau lebih tepatnya takut untuk memisahkan Atlas yang terlihat kesetanan.

Nabella mau tidak mau maju untuk menarik Atlas. "Atlas cukup"

Plak

"NANA"

Atlas menepis kasar hingga tidak sengaja menampar Nabella. Sedangkan perempuan itu mencoba menahan air matanya agar tidak keluar seraya menahan rasa perih di pipinya.

"Kamu nggak papa? Mana yang sakit?" Zidan langsung mencecar pertanyaan, mimik wajah pria itu benar-benar khawatir

Zidan baru saja menerobos kerumunan para pasien rehabilitas, namun yang pertama ia lihat adalah Nabella yang tertampar karena berusaha menarik Atlas agar berhenti. Tanpa pikir panjang Zidan langsung berlari menghampiri Nabella yang hampir terjatuh.

Sedangkan di sisi lain Atlas juga menghentikan tindakannya dan langsung menatap Nabella dengan emosi yang masih menggebu-gebu serta nafas yang tersengal-sengal, meskipun terlihat setitik rasa bersalah di mata Atlas.

Atlas langsung pergi begitu saja meninggalkan pria yang tergeletak tak sadarkan diri dengan keadaan cukup parah serta meninggalkan Nabella yang masih meringis perih pada pipinya.

"Aku udah nggak apa-apa mas Zidan" Ujar Nabella seraya menoleh kearah berdirinya Atlas, namun ia tidak melihat Atlas.

"Na pipi kamu harus dikompres"

Nabella menatap Zidan lalu beralih menatap pria yang tergeletak tanpa ada satupun yang menolongnya "Mas Zidan kayaknya lebih baik bantu pria itu deh, dia harus cepat dibawa kerumah sakit"

"Tapi Na-

"Aku harus pergi dulu mas Zidan, maaf" Nabella langsung berlalu pergi untuk mencari keberadaan Atlas

^^^

Kamar Atlas benar-benar hancur, pria itu membanting kuat pintu kamarnya hingga tertutup rapat. Emosi yang tak kunjung mereda membuat Atlas lantas menghancurkan semua barang yang ada di dekatnya serta menendang bangku berbahan kayu hingga patah.

Aakkhh......

Emosi yang tidak stabil membuat Atlas tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, lantas Atlas mendekat kearah lemari dan menarik seluruh pakaiannya keluar, tanganya terus menelusuri celah celah baju untuk mencari obat yang mampu membuatnya tenang.

Hingga dua bungkus plastik berukuran 7×10 terjatuh dari kaos berwarna hitam ketika Atlas menarik baju tersebut dari dalam lemari.

Sebuah serbuk putih dan selembar kertas berukuran kecil. Atlas langsung membuka plastik berisikan kertas lalu di lebarkan kemudian menuangkan serbuk putih tersebut diatas kertas dan di lilit seperti bentuk rokok.

Atlas lantas mengambil pemantik api diatas meja untuk membakar gulungan kertas berisikan serbuk.

Ketukan pintu memberhentikan tindakan Atlas yang baru saja ingin membakar gulung kertas. Atlas memaki dalam hati.

"Atlas"

Suara lembut Nabella meredupkan sedikit rasa amarah dalam diri Atlas.

"Altas, apa kamu didalam?"

"Atlas tolong jawab aku"

Suara Nabella yang terdengar khawatir membuat Atlas melempar gulungan kertas dan pemantik ke kolong kasur.

Atlas berdiri lalu berjalan untuk membuka pintu kamar. Terlihat wajah cantik Nabella yang tampak khawatir, namun tatapan Atlas langsung jatuh pada pipi kanan Nabella yang memerah.

"Sial-

Makian Atlas terpotong dengan pertanyaan yang penuh kekhawatiran yang keluar dari mulut Nabella "Kamu nggak papa? Apa ada yang luka?" Nabella menatap seluruh tubuh Atlas yang terlihat kurus.

"Kaki kamu berdarah, ayo aku ob-

Grep

Atlas memeluk Nabella dengan erat, pria itu menompang kepalanya di pundak Nabella dan tangannya melingkar sempurna di pinggang perempuan yang terdiam kaku.

Atlas menghirup wangi tubuh Nabella seraya menetralisir emosi dalam dirinya.

"Maaf" Lirih Atlas

Nabella membuang nafas pelan dan membalas pelukan Atlas. Tanganya kanannya mengelus lembut rambut hitam Atlas.

Pelukan hangat Nabella nyatanya berhasil membuat emosi dalam diri Atlas menghilang tanpa menggunakan obat yang selama ini pria itu konsumsi hingga mengakibatkan kecanduan.

^^^

Nabella dengan penuh kehati-hatian membalut kaki kanan Atlas yang terluka akibat pecahan beling dengan kain kasa. Dan begitupun ia lalukan pada kiri Atlas.

Setelah selesai Nabella membersihkan kamar Atlas, membuang semua pecahan beling, dan barang-barang yang rusak.

Atlas hanya menatap setiap pergerakan Nabella mulai dari kekanan dan kekiri bahkan hingga keluar kamar, Atlas tetap menunggu kehadiran Nabella kembali dari balik pintu dengan terus menatap pintu yang tak kunjung terbuka kembali.

Selang beberapa menit Nabella kembali menghampirinya datang dengan segelas air putih ditangan kanan.

"Diminum dulu"

Atlas meminum hingga tidak tersisa sedikit pun. Lalu kembali menatap Nabella.

"Sekarang mending kamu tidur dulu, nanti kalau sudah sore aku bangunin lagi buat makan malam" Ujar Nabella sambil meletakan gelas kosong di atas meja

Atlas menggeleng menolak

"Kenapa?"

Pria itu diam tidak menjawab, matanya sibuk menatap wajah Nabella.

Nabella terdiam seraya berpikir bagaimana caranya agar Atlas tertidur. "Gimana kalau aku temenin sampai kamu tidur" "Atau mau aku nyanyikan lagu?"

Kali ini Atlas tidak menolak, bahkan pria itu langsung memposisikan tubuhnya untuk berbaring di atas kasur.

Melihat Atlas yang berbaring, Nabella menarik bangku yang beberapa saat sebelumnya telah ia ganti dengan yang baru. Nabella duduk di samping Atlas dan siap untuk menyanyikan satu lagu pengantar tidur.

"Aku ingin memegang tanganmu"

"Tentu" Nabella menyodorkan tangan kanannya, dan Atlas langsung memeluk erat tangan Nabella

Nabella mulai menyanyikan bait perbait lagu yang terdengar begitu indah di pendengaran Atlas. Suara merdu Nabella mampu mengantarkan Atlas kedunia mimpi.

Tidak butuh waktu lama membuat Atlas tertidur nyenyak seraya memeluk tangan Nabella. Nabella perlahan menarik pelan tangannya agar Atlas tidak terbangun.

Tanpa meninbulkan bunyi Nabella bangkit dari duduknya dan menggeser pelan bangku ke posisi sebelumnya. Kemudian dia berjongkok dan sedikit membungkukkan tubuhnya serta tangannya meraih sesuatu yang ada di kolong kasur.

Sebuah gulungan kertas berisikan bubuk putih yang berceceran dan satu buah pemantik api. Nabella mengambil lalu memasukkannya pada plastik yang ia bawa dari dapur.

"Aku berjanji akan membantumu keluar dari kebiasaan buruk ini Atlas"

^^^

Nabella mulai curiga ketika dia menemukan permen di dalam lemari Atlas, jadi itu kenapa Nabella mengajak Atlas untuk melakukan tes kesehatan padahal hari itu buka jadwalnya Atlas.

Nabella juga langsung pergi kekamar Atlas karena takut saat emosi Atlas yang tidak stabil membuat pria itu malah kembali mengkonsumsi narkoba secara diam-diam dan bener aja dugaan Nabella bahwa Atlas hampir mengkonsumsi narkoba jenis heroin (putaw) untuk mendapatkan ketenangan. Bersyukurnya ia datang pada waktu yang tepat.

Jangan lupa vote dan komen

Sampai bertemu di part selanjutnya

Bye

Next

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 99.3K 45
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, KARENA SEBAGIAN PART PRIVATE SECARA ACAK] PRINCEKANIA XAV SERIES KE-04 SEQUEL OF AMETTA. Regita Kania. Sosok gadis yang di p...
788K 28.8K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
481K 5.4K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
9.1M 892K 55
[Komedi-Romantis] Bagaimana jadinya jika seorang Duda muda kaya raya tertarik pada gadis SMA? "Saya suka susu kamu." "Hah?!" "Eh--maksudnya susu buat...