I'M SORRYYY GUE BERCANDA GAESS MANA MUNGKIN TAMAT GITU AJA WKWKWKKW
SOO ENJOYY
--------------
Arabella POV
Aku terbangun dan merasakan mataku sangat berat, begitu pula tubuhku yang terasa lemas.
Mataku mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Rasanya sangat melelahkan seperti telah berlari ratusan meter.
Aku terduduk dan menyandarkan diriku di dinding. Aku mengingatnya, aku masih berada di penjara dan tadi Bastian menggigitku.
Ku kira aku akan mati.
Mataku menelaah sekitar dan langsung menemukan Bastian yang menatapku lekat, membuatku terkejut saja.
Dengan masih merasa pusing, aku mencoba berbicara.
"Kau tidak membunuhku?" tanyaku bingung.
Padahal tadi dia mengisapnya dengan nafsu, leherku saja masih sakit dan terasa pegal.
"Aku tidak mau ada mayat," jawabnya singkat. Bahkan dia mengalihkan pandangannya dariku, merasa bersalah.
"Dan kalau kau mati, aku akan kesepian lagi." Aku tidak dapat menahan bibirku untuk tersenyum, Bastian menggemaskan sekali.
Ternyata dia tidak seburuk yang ku pikirkan.
Aku mengangguk mengerti. Bastian hanya membutuhkan seorang teman atau mungkin kakak yang mengerti dirinya.
Ya, aku seorang kakak di sini. Aku tidak boleh menunjukkan kelemahanku di hadapan Bastian. Seharusnya aku menenangkannya.
Untungnya Bastian sudah tidak se menyeramkan tadi setelah meminum darahku, dia tampak segar.
Mataku masih terpaku pada tubuhnya yang terdapat luka berdarah. Walaupun sudah sedikit kering, akan tetapi pasti masih menyakitkan.
Ku robek bajuku di bagian bawahnya.
"Hei apa yang kau lakukan?!" tanyanya terkejut.
"Tenanglah, ini akan sedikit sakit," ucapku menenangkannya.
Aku mendekati Bastian dan melingkarkan tanganku di perutnya. Aku membungkus luka itu dengan kain yang ku potong.
Ku ikat kain itu kuat-kuat agar lukanya tertekan. Setidaknya dengan begini, darah di perut Bastian itu bisa berhenti menetes.
"Ahh, sakit bodoh!" teriaknya sambil mendorongku kuat hingga keningku terjedut dinding.
Kekuatannya kuat sekali, dengan sekali dorongan saja aku sudah sedikit melayang.
Kepalaku semakin terasa pusing setelah terjedut dinding tadi.
"Aku tidak sengaja, tapi itu memang salahmu tidak bilang dulu sebelumnya." Bastian menatapku khawatir, tetapi ditahannya.
Matanya memperhatikan keningku yang tadi terjedut takut terjadi apa-apa, untungnya tidak apa-apa.
Bibirnya seperti menahan sesuatu untuk diucapkan.
"Lalu?" tanyaku memancingnya.
"Maafkan aku," lirihnya. Bahkan kurasa aku tidak terlalu mendengarnya.
Namun, tidak dapat ditahan perasaanku membaik. Bastian tipe tsundere, dia terlihat khawatir, tapi tidak mau menunjukkannya. Aku harus memancingnya terlebih dahulu.
Aku mendekati Bastian lagi. Perlahan aku memeluknya.
Dia menolak dengan mendorong-dorongku, namun karena aku gigih akhirnya dia menyerah juga.
Ku eratkan pelukan kami hingga kepalanya menyender pada bahuku. Begitu pun kepalaku yang bersandar padanya. Posisi yang sangat menenangkan.
Bastian masih terlihat kaku, dia tidak berani membalas pelukanku dan hanya menyentuh rambutku dengan tangan yang gemetar.
Namun, aku tidak peduli. Di situasi seperti ini, kami hanya perlu saling menguatkan.
"Maaf tidak pernah mencarimu," ucapku sambil mengelus rambutnya.
Aku merasa bersalah karena selama dua puluh tahun lebih, baru kali ini aku mencarinya.
Seandainya aku tahu lebih awal, seandainya aku bisa mengerti kenapa ibu selalu sedih, banyak seandainya yang menganggu pikiranku.
Tidak dapat dipungkiri, rasanya sangat melegakan dapat menemukannya.
Sekarang, aku mempunyai keluarga yang harus ku jaga.
Pelukan kami lumayan lama menghabiskan waktu lima menit. Namun, ucapannya selanjutnya membuatku terkejut.
"Aku tahu jalan keluar dari sini."
Aku menatapnya bingung dan spontan melepaskan pelukan kami. Dengan tatapanku, kuberi dia kode untuk melanjutkan ucapannya.
"Lalu kenapa kau tidak pergi?" tanyaku penasaran.
"Aku tahu kau akan datang. Entah sejak kapan, namun sepertinya setiap mimpiku selalu kejadian di dunia nyata," ungkapnya.
Aku menganga tidak dapat menahan kagetku. Keren sekali. Sepertinya itu kemampuan vampirnya.
Ku yakin Bastian belum memahaminya.
Aku menepuk rambutnya seperti anak anjing.
"Kau hebat, itu karena sekarang kau pure vampire. Beri tahu aku jika kau bermimpi lagi. Sekarang, ayo kita segera keluar dari sini," pintaku yang mendapat anggukan darinya.
Aku tersenyum senang karena Bastian menurutiku.
Bastian ikut tersenyum yang membuatku terpaku. Walaupun hanya senyuman kecil, itu saja sudah membuatku bahagia.
Tidak lama, ekspresi itu berubah menjadi kebingungan setelah dia menunjukkan rantainya.
"Aku tidak bisa pergi, tangan dan leherku diborgol seperti ini. Tapi kau bisa, pergilah Bella, selamatkan dirimu sendiri. Aku tidak apa-apa," lirihnya namun masih menampilkan senyum menyedihkan itu.
Spontan aku menggenggam tangannya erat, menguatkannya.
Aku menggeleng yakin.
"Aku tidak akan meninggalkanmu."
Aku berpikir keras, begitu pula dengan Bastian. Sepertinya memang tidak ada cara untuk keluar.
Tidak mungkin aku meninggalkan Bastian. Lebih baik aku tetap dikurung di sini bersamanya. Aku tidak mau kehilangannya lagi.
Namun memikirkan Samuel, apa dia baik-baik saja tanpaku?
Di tengah kegelisahanku, suara hentakan heels mengalihkan perhatianku.
"Kalian sangat drama, bocah," ucapnya dengan suara yang sangat kukenal.
"AUNTY!"
Evelyn menyender pada dinding, tangannya memutar-mutar gantungan yang berisi banyak kunci.
Mataku berbinar melihat kehadirannya. Tidak disangka, Evelyn selalu ada di saat aku membutuhkannya.
Tanpa berlama-lama, Evelyn membuka penjara kami begitu pula dengan rantai yang memborgol Bastian.
Dengan perasaan haru, aku langsung memeluk Bastian yang sudah terbebas.
"Cepatlah atau kita akan ketahuan Alarick," ucap Evelyn gemas. Tingkahnya sedari tadi khawatir melihat ke arah luar.
Mendengar itu, aku jadi ikut panik. Akan bahaya jika Alarick mengetahui kami terbebas. Aku tidak mau Bastian kenapa-napa lagi.
"Dimana dia sekarang?" tanyaku takut.
"Sudah kutidurkan, berterima kasihlah kepada kemampuanku di ranjang. Hanya saja Alarick sangat peka, dia bisa terbangun dengan mudah. Ayo kita cepat kabur."
Aku dan Bastian mengangguk menyetujuinya.
Aku terharu Evelyn mau membantuku dan Bastian, bahkan dia mengorbankan tubuhnya.
Dengan mengendap-endap kami berjalan keluar. Evelyn berada di depan, Bastian di tengah, dan aku di belakang.
Tentu saja aku yang memaksa untuk di belakang, aku ingin menjaga Bastian.
Bastian sepertinya sangat ketakutan, terlihat dari genggaman tangannya pada bajuku yang sangat kuat seakan tidak ingin aku jauh darinya.
"Kalian bersembunyilah, di sana banyak penjaga. Aku akan mencoba menyihirnya," suruh Evelyn pada kami.
Saat ini kami sudah mencapai halaman dan penjaga yang sangat banyak masih menjaga di gerbang.
Mengikuti instruksi Evelyn, aku dan Bastian bersembunyi di belakang pohon. Sedangkan Evelyn, dengan santai menuju ke arah penjaga itu.
Untungnya hari sudah gelap, setidaknya kami tidak akan begitu kelihatan.
Aku melihat dari jauh bagaimana Evelyn melakukan aksinya. Dia terlihat percaya diri dan menggoda.
Penjaga-penjaga di sana saja sedari tadi melihat nakal padanya.
Namun, ada yang aneh. Tidak seperti yang kulihat sebelumnya, sihir itu tidak bekerja dengan cepat.
Evelyn menggerakan tangannya berulang kali masih mencobanya, akan tetapi tidak ada perubahan.
Yang ada penjaga-penjaga itu malah mencurigai tingkah Evelyn.
Aku gelisah, apalagi setelah mataku tidak sengaja bertatapan dengan salah satu penjaga itu.
Evelyn yang sudah mengetahui keadaannya memberikan arahan kepada kami.
"LARI! AKU TIDAK BISA MELAKUKANNYA, CEPAT LARILAH!" teriak Evelyn dari jauh yang membuat jantungku berdegup cepat.
Sebelah kanan kami memang ada hutan. Hutan yang tampak gelap dan menakutkan.
Penjaga-penjaga itu mengarahkan pandangannya pada kami dan terlihat terkejut.
Mau tidak mau aku harus segera lari, aku mengenggam tangan Bastian erat tidak ingin melepaskannya.
Aku berlari tanpa arah ke arah hutan. Semuanya terlihat sama, hanya ada pepohonan. Aku tidak tahu sudah seberapa jauh berlari, pikiranku kosong.
Tapi aku tidak peduli, yang terpenting penjaga-penjaga itu tidak mengejar kami lagi.
Aku dan Bastian terengah. Entah sampai kapan kita harus berlari.
-------------
HEHEHEHE UPDATE MALEM LAGI
ADA IDENYA PAS MALEM DOANG
BTWW KEKNYA TAMATNYA MASIH LAMA AHAHAHHA
KIRAIN KEMARIN UDAH MAU TAMAT:))
SORRY YAHH WKWKWK
JANGAN LUPA VOTE COMMENTSS YAAA
LOVE YOUUU🤍