Extra chapternya ada di karyakasa ya sudah update. Mature content 21+.
Cara bacanya ada di bawah
Sudah enam bulan semenjak perpisahan itu terjadi. Enam bulan yang berlangsung sepi dan hampa tanpa Zahera di hari-harinya. Selama enam bulan juga Zyakiel menjadi anak kelas 11. Banyak hal yang berubah dalam kehidupan sekolah Zyakiel semenjak Zahera dan yang lainnya lulus sekolah. Namun yang tetap sama adalah Zyakiel sekelas lagi dengan Ricale.
Zyakiel yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Zyakiel yang sekarang menjadi sosok yang terbuka dan mudah diajak bersosialisasi. Tidak seperti dulu yang selalu bersembunyi dan bahkan tidak pernah pergi ke kantin saat jam pelajaran. Zyakiel yang berubah juga berdampak pada kehidupannya di sekolah. Zyakiel yang sekarang sangat populer di sekolah. Bahkan dinobatkan sebagai salah satu jejeran MOST WANTED bersama Ricale. Terlebih lagi Zyakiel sudah tumbuh tinggi dan tambah tampan. Perubahan pada diri Zyakiel membuatnya banyak disukai oleh siswi di sekolahnya.
Meski demikian, hatinya tetap milik Zahera yang ada di Inggris.
"Kamu mau ngomong apa, By?"
Zyakiel yang hendak pulang setelah kegiatan ekstrakulikuler dicegat oleh Rubyiana, gadis yang sewaktu kelas 10 sekelas dengannya dan sekarang berbeda kelas. Katanya, gadis itu ingin berbicara berdua dengan Zyakiel. Zyakiel pun setuju. Sekarang mereka berdua sedang berdiri berhadapan di ujung lapangan sepak bola yang sepi pada sore hari menjelang maghrib.
"Kiel, makasih udah luangin waktu buat gue." Rubyiana tertunduk dengan pipi merona, tangannya saling bertaut.
"Iya. Saya udah selesai ekskul juga. Jadi nggak masalah."
"Jadi, Kiel.... gue...." Rubyiana kesulitan berbicara, bahkan tidak bisa menatap wajah Zyakiel yang harus tertunduk karena sudah semakin tinggi.
Zyakiel tidak memotong perkataan Rubyiana sama sekali. Tetap diam menunggu Rubyiana berbicara.
"Kiel, gue suka sama lo dari awal kelas 10." Rubyiana memberanikan dirinya mendongak, menatap Zyakiel.
Zyakiel tertegun, cukup terkejut mendengar pengakuan Rubyiana. Terlebih lagi selama ini ia menganggap Rubyiana teman baik yang juga suka anime dan membaca komik atau manhwa seperti dirinya. Tidak pernah terbesit di dalam pikiran Zyakiel bahwa Rubyiana menyukainya.
Namun Zyakiel tidak bisa mengelak pengakuan Rubyiana. Terlebih lagi kini gadis itu terlihat malu-malu dengan pipi merona dan beberapa kali menelan ludah.
Zyakiel memalingkan wajahnya. Dia merasa tidak enak hati dengan Rubyiana. Perasaannya tidak berubah. Di hatinya hanya ada Zahera, selalu Zahera pemenangnya. Sekarang ia bingung harus menjawab perasaan Rubyiana bagaimana tanpa melukai perasaan gadis itu.
"Kiel, lo tenang aja. Gue sebelumnya udah cerita ke Kak Nala soal perasaan gue ke lo. Gue juga udah minta ijin Kak Nala mau confess ke lo. G-gue nggak berniat jadi pacar lo karena gue tau lo cuma suka sama Kak Nala. Gue juga mau ungkapin perasaan gue aja biar lega dan tenang. Biar gue bisa move on. T-tapi walaupun gitu, gue mau dengar pendapat lo tentang gue." Rubyiana menggigit bibir dalam bagian bawahnya, sorot matanya bergantian memandang Zyakiel dan ke samping.
Zyakiel yang kembali menatap Rubyiana merasa lega mendengar kelanjutan perkataan gadis itu. Dengan ini Zyakiel tidak perlu merasa bersalah karena menolak Rubyiana karena pernyataan Rubyiana adalah sebuah pengakuan semata, bukan ajakan.
"Saya suka sama kamu sebagai teman, Ruby. Perasaan suka yang sama dengan yang saya rasakan kepada Cale. Kamu teman yang asik dan baik. Tapi maaf, saya tetap hati saya cuma buat Kak Nala. Apa jawaban saya ini cukup buat kamu?" tanya Zyakiel.
Rubyiana tersenyum dengan sorot mata yang sendu dan menggambarkan sebuah kekalahan. "Iya, jawaban lo cukup buat gue. Makasih. Dengan ini gue bisa move on dari lo." Ia berusaha terkekeh supaya suasana canggung di antara mereka menghilang.
Zyakiel ikut tersenyum. Bersyukur jawabannya tidak menyakiti Rubyiana.
"Lo bukannya harus pulang? Lo bisa pulang sekarang, Kiel."
"Kamu sendiri nggak pulang?" tanya balik Zyakiel.
"Iya, gue mau pulang. Tapi tunggu sebentar dulu. Lo duluan aja yang pulang." Rubyiana tersenyum.
"Oke. Saya pulang duluan. Kamu hati-hati. Secepatnya pulang karena mau maghrib." Zyakiel yang sudah menggendong tas di punggung pun berbalik meninggalkan Rubyiana yang berdiri mematung dengan senyuman manis.
Ketika Zyakiel sudah pergi menjauh, Rubyiana langsung menghembuskan napas perlahan. Air mata yang sejak tadi ditahannya pun mengalir membasahi pipinya.
Bagaimanapun Zyakiel adalah cinta pertamanya. Dan kini sekaligus patah hati pertamanya.
Ternyata benar ya kata orang-orang, cinta pertama tidak selalu berhasil.
"Lo ternyata sesuka itu sama Kiel sampai nangis pas ditolak, ya?"
Rubyiana terkejut mendengar suara di dekatnya. Buru-buru ia menoleh ke belakang di mana sumber suara itu berasal. Bola matanya semakin membesar melihat sosok Ricale yang mengenakan jaket hitam kebesaran dan celana seragam sepak bola yang pendek, berjalan menghampirinya dengan dua tangan memasuki kantong jaket. Gagang permen menggantung di bibirnya.
"L-lo nguping?" tuduh Rubyiana, sangat malu.
"Nggak sengaja dengar." Ricale berdiri di samping Rubyiana yang terus menatapnya waspada. "Butuh apa?"
"Hah? Apaan?" Rubyiana mengernyitkan kening bingung.
"Cewek kalau nangis pasti butuh sesuatu. Antara butuh tissue buat hapus air mata atau pelukan biar lebih tenang." Ricale berjalan melewati Rubyiana, lalu ia berbalik menghadap Rubyiana, saling berhadapan. "Lo butuh yang mana dari gue?"
"Gue nggak butuh apapun dari lo!" seru Rubyiana. Dia berharap cowok menyebalkan seperti Ricale pergi dari depannya sekarang juga. Dia juga tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Ricale karena baru ditolak oleh teman baik cowok itu.
"Oh, oke." Ricale dengan wajah datarnya menarik pelan tangan Rubyiana, dari tangan Ricale yang lain ia letakkan permen hop hop dan tissue bungkus kecil di telapak tangan Rubyiana. "Nangis karena ditolak wajar. Setelah ini lo pasti baik-baik aja. Gue duluan." Setelah memberikan permen, tissue, dan kalimat penyemangat, Ricale berlalu meninggalkan Rubyiana.
Rubyiana memandang punggung Ricale yang semakin jauh sembari meremas permen dan sebungkus tissue di telapak tangannya.
"Kenapa gue selalu keliatan menyedihkan dan payah di depan tuh cowok sih?" gerutunya tidak terima.
~to my first love~
Zyakiel berjalan seorang diri di sekitar sekolah menuju gerbang. Angin sore membuat helai rambutnya bergerak bebas dan membelai wajahnya hingga mendatangkan kesejukan. Keringat hasil kegiatan ekstrakulikulernya pun perlahan mengering oleh angin sore.
Zyakiel berhenti di tengah jalan. Dia berbalik menatap gedung sekolah yang bertingkat-tingkat. Mata yang memandang gedung sekolah itu membawa sebuah kenangan masuk ke dalam kepalanya. Sebuah kenangan tentang kesehariannya di sekolah sewaktu masih ada Zahera di hari-harinya.
"Apa Kak Nala udah buka kado dari saya, ya?"
Beberapa hari lalu Zahera berulang tahun. Karena jauh, Zyakiel mengirim kadonya lewat pengiriman paket. Dan di dalam hadiahnya ada secarik kertas dari Zyakiel.
"Semoga Kak Nala suka sama kado dari saya dan baca surat dari saya."
Zyakiel menghadap depan lagi, kembali berjalan. Senyumnya mengembang ketika membayangkan sosok Zahera dan kado ulang tahun darinya.
Dan ketika membayangkan hal tersebut. Perasaan cintanya kepada Zahera semakin bertambah. Bahkan mungkin lebih besar dari kerinduannya.
~to my first love~
Pertemuan di kelab malem. Kemudian, menerobos masuk ke dalam kelas dan menggebrak meja dengan senyuman manis. Mungkin semenjak itu kehidupan saya berubah. Seperti kehadiran musim semi, bunga sakura pun bermekaran. Seketika kontras dunia saya berwarna merah jambu.
Saya jatuh cinta. Untuk pertama kalinya.
Dengan bagaimana cara kamu menemukan saya, dengan bagaimana cara kamu menarik saya, dan dengan bagaimana cara kamu memperkenalkan banyak hal kepada saya.
Sayangnya, sama seperti bunga sakura yang tidak selamanya bermekaran. Kisah kita pun tidak selamanya berwarna merah jambu yang indah.
Walaupun keindahan jatuh cinta yang kita rasakan tidak bisa bertahan lama, saya tetap bersyukur dengan kehadiran kamu di hidup saya. Dan, terimakasih sudah menjadi cinta pertama terbaik dalam hidup saya.
Seperti bunga sakura yang akan mekar di musim semi selanjutnya, maka saya harap kisah kita pun bisa kembali berwarna merah jambu.
Dari pejalan kaki yang mencintai bunga sakura, bahkan setelah musim semi berlalu.
_______________________
🎈FIN🎈
Buat baca spesial chapter di karyakarsa. Kalian bisa buka di web karyakarsa.com atau buka di aplikasinya langsung.
Setelah itu kalian tulis di pencarian Endang Palupi atau palupiii07
Terus pilih yang seri yang First Girlfriend To Brondong
Kalian pilih buka akses
Klik yang koin 30 (pastikan dulu kalian masuk karyakarsa pakai akun kalian). Setelah klik 30 nanti ada pilihan mau isi koin dimana.
Nanti kalian pilih top-up and support
Ini kalian bebas mau beli berapa koin ya
Nah ini kalian bisa melakukan pembayaran via apa aja